ULANG TAHUN MAYANG DAN AHYA

77 2 0
                                    

         Setelah bertingkah konyol, Mayang dan Ahya merasa takut. Mereka melihat di sekeliling mereka sudah gelap gulita. Suara-suara menyeramkan berbunyi.

"AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA." Saking takutnya, Ahya memeluk Mayang.

"Jangan peluk-peluk! Bukan mahram tauk." Kata Mayang lalu menepuk pundak Ahya.

         Mayang menarik tangan Ahya ke dapur untuk menghindari rasa ketakutan mereka di ruang tamu. Sesampainya di dapur, mereka melihat lampu yang terang benderang dan keramaian yang ada. Disana ada orang tua Mayang, orang tua Ahya, Adit, Resita, Marcha, dan teman mereka masing-masing. Mereka mengucapkan selamat ulang tahun kepada Ahya dan Mayang.

"Ahya kapan ulang tahun?" Tanya Mayang penasaran.

"Tanggal 9 Januari." Jawab Ahya dengan jantung yang berdebar kencang.

"Mayang 9 Januari juga." Mayang memberitahukan tanggal lahirnya yang sama dengan Ahya.

"Selamat ulang tahun, Ahya. Semoga sehat selalu, panjang umur, murah rezeki, usaha bengkel semakin jaya, dan intinya yang terbaik." Ucap Mayang sambil menjabat tangan Ahya.

"Selamat ulang tahun juga Mayang kembaran Ahya. Semoga sehat selalu, panjang umur, toko makin laris, jadi pengusaha wanita termuda yang sukses." Ahya membalas ucapan Mayang.

         Mereka meniup lilin di kue yang sama. Seluruh tamu bertepuk tangan kepada Mayang dan Ahya. Ahya memotong kue menjadi sama banyak.

"Siapa yang makan duluan?"

"Ahya."

"Mayang."

"Suit."

         Mereka melakukan suit sesuai janji mereka. Mayang mengacungkan jari telunjuk dan Ahya mengacungkan jari kelingking. Yang kalah hukumannya menyuapi yang menang. Akhirnya Ahya menyuapi kue kepada Mayang.

"Cieeeeeeee..." Kata seluruh tamu di acara ulang tahun mereka.

"Uhh." Mayang tersipu malu sambil mengelap krim yang tersisa di bibir dan dagunya.

         Ahya tertawa mendengar perkataan seluruh tamu itu. Mayang menyuapinya makan kue karena merasa tidak adil. Kenapa harus dirinya yang disuapi sementara Ahya tidak disuapi. Mayang melakukan itu agar seimbang karena kebetulan ulang tahun mereka sama.

"Foto yuk, Mayang." Ahya mengajak Mayang sembari merangkul bahunya.

"Nggak mau." Rengek Mayang manja.

"Aduh." Ahya memegang kepalanya.

"Nggak mau nolak." Mayang menempelkan telunjuknya di pipinya.

         Mereka mengatur pose dalam berbagai gaya. Ada yang berdiri, duduk, dan lain-lain. Fotografer itu mengambil gambar mereka. Kemudian, fotografer itu menunjukkan hasilnya kepada mereka. Hasilnya sangat bagus.

"Ini momen yang cocok diabadikan." Kata Adit kepada kedua insan yang berulang tahun itu.

"Iya, Adit. Soalnya momen ini sangat berharga." Ahya membalas perkataan Adit.

Cinta Dalam DiamWhere stories live. Discover now