TAKUT KEHILANGAN AHYA

118 3 0
                                    


        Mayang bersepeda keliling komplek. Tapi yang dikelilinginya ini bukan komplek rumahnya. Melainkan komplek tetangganya. Tak sengaja, ia melihat Ahya duduk di sebuah teras rumah komplek tersebut lalu menghampirinya.

"Ahya, kenal sama Wina nggak?" Mayang memastikan apakah Ahya kenal atau tidak dengan sosok Wina.

"Kenal, Mayang. Dia kan pacar Dimas. Memangnya ada apa, Mayang." Jawab Ahya singkat lalu bertanya kepada Mayang.

"Kemarin Mayang melayat ke rumah Wina." Mayang memberitahu kegiatannya kemarin.

"Siapa yang meninggal?" Tanya Ahya heran.

"Dimas, pacar Wina." Mayang menjawab dengan ekspresi yang kaku.

"Terus kenapa, Mayang?" Tanya Ahya semakin heran.

"Mayang nggak mau kehilangan Ahya. Mayang mau Ahya tetap bisa ketemu Mayang tiap hari." Ujar Mayang dengan kesedihan yang dalam.

"Oh, Ahya pun nggak mau kehilangan sosok semulia, sebaik, secantik, dan semanis Mayang ini. Jangan menangis lagi, Mayang!" Kata Ahya sambil mengelus punggung Mayang.

"Oke, hati Mayang udah agak tenang."

         Ahya mengkhayalkan wajah Mayang yang tersenyum di hadapannya. Ternyata, ia juga menyukai Mayang. Baginya, Mayang itu adalah wanita yang baik, cantik, setia, mandiri, tidak mau merepotkan orang lain.

"Hemm, kalau aku nikah sama Mayang pasti bakalan bahagia. Lihat aja tuh dia. Tokonya aja dia bangun dengan modalnya sendiri meskipun dia tidak kuliah. Bukannya aku mengharapkan uangnya. Tapi aku memang suka dirinya. Waktu aku jatuh kemarin dia nggak sungkan untuk mengobati lukaku." Batin Ahya berharap bisa memiliki Mayang seutuhnya.

"Ahya, ayo kita main sepeda." Ajak Mayang lalu memberikan sepeda gunungnya kepada Ahya.

"Ayo, Mayang. Inilah yang Ahya tunggu-tunggu." Balas Ahya dengan ketidaksabaran.

Cinta Dalam DiamWhere stories live. Discover now