PENGASUH BEDY

55 0 0
                                    

        Pak Kasman dan Bu Ella membawa seorang wanita paruh baya ke rumah mereka. Seluruh penghuni rumah itu tersenyum dan menyapa wanita itu. Mayang dan Ahya juga tersenyum sambil menggendong Bedy.

"Pa, ibu ini siapa?" Tanya Ahya kepada ayah mertuanya itu.

"Oh, ini namanya Bu Marni. Beliaulah yang membantu Mayang mengurus Bedy agar Mayang tetap bisa melanjutkan hobinya seperti saat belum menikah." Pak Kasman menjawab pertanyaan menantunya itu.

"Iya." Kata Bu Marni tersenyum.

"Mulai sekarang kamu boleh bekerja disini." Kata Bu Ella.

"Makasih." Ucap Bu Marni.

"Sama-sama." Ucap mereka sekeluarga.

        Bu Marni menggendong Bedy dan mengurusnya. Mulai dari menyuapi makan, minum, mandi, dan lain-lain. Ahya menggendong Mayang di punggungnya untuk bermain di taman dekat rumah. Mayang senang bukan main. Orang-orang di sekitar rumahnya melihat mereka seperti ayah dan anak lantaran Mayang memiliki postur tubuh yang pendek.

"Pak Ahya, ini anaknya ya?" Sapa Masri kepada Ahya.

"Apa pula ini anakku? Dia saja yang melahirkan anakku." Ahya agak sedikit keras kepada Masri.

"Hehehe, ngomong-ngomong anak kamu laki-laki atau perempuan? Siapa namanya? Aku nggak tahu." Masri bertanya kepada Ahya lantaran ia kaget bahwa kini Ahya telah menikah dan memiliki seorang putri.

"Perempuan, Masri. Namanya Gabrielle Bedy Verratti Ahya." Jawab Ahya tersenyum sembari Mayang membersihkan kacamatanya.

"Wah, namanya Italia banget. Semoga aja kalian sekeluarga bisa sukses kaya keluarga Massimo Moratti dan  almarhum Angelo Moratti." Masri menepuk pundak Ahya.

"Aamiin." Ahya dan Mayang mengusapkan kedua tangan di wajah mereka.

"Ngomong-ngomong kamu udah nikah apa belum?" Tanya Mayang penasaran.

"Udah, istriku sekarang si Nancy Kemala. Mantan anak PMR di sekolah dulu. Anak kami udah ada satu orang." Masri menjawab pertanyaan Mayang.

"Laki-laki apa perempuan? Siapa namanya?"

"Laki-laki. Namanya Vitu Perreira."

"Wah, namanya Portugal banget."

"Jelas dong. Kaya anak kalian namanya Italia banget."

"Oh."

"Yaudah kami pergi dulu." Kata Mayang dan Ahya.

"Oke, hati-hati."

"Ya."

Cinta Dalam DiamWhere stories live. Discover now