BERTEMU ORANG TUA AHYA

70 1 0
                                    



"Assalamualaikum, Bu." Mayang mengetuk pintu rumah Ahya.

"Assalamualaikum, Mama." Ahya memanggil mamanya dari luar.

"Waalaikum salam." Mama Ahya menjawab salam mereka lalu membuka pintu.

"Mari masuk, Ahya, Mayang." Bu Meyriska mempersilahkan Ahya dan Mayang masuk ke dalam rumah. Ahya dan Mayang duduk di sofa.

"Oh, jadi ini yang namanya Mayang?" Tanya Bu Meyriska kepada putranya itu.

"Iya, Bu. Nama saya Delilah Armayang Dinar Puteri." Jawab Mayang lalu mencium tangan Bu Meyriska.

"Salam kenal, Mayang."

"Salam kenal juga, Bu."

         Ahya menceritakan kebaikan Mayang kepada mamanya. Mulai dari awal berkenalan sampai mengenal lebih dekat. Ia juga meyakinkan kepada mamanya agar bisa selalu menemani Mayang.

"Ma, inilah yang akan menjadi menantu mama nantinya." Kata Ahya sambil menunjuk Mayang.

"Oh, cocok juga. Dari wajahnya saja sudah kelihatan kalau dia adalah gadis yang baik. Jauh berbeda dari Adris mantan pacar kamu dulu." Bu Meyriska menatap Mayang dari ujung kepala sampai ujung kaki.

"Iya, Ma. Ahya nggak pacaran sama Mayang. Tapi Mayang udah Ahya anggap sudah lebih dari pacar."

"Oh, baguslah. Intinya jaga harga dirinya Mayang. Jangan macam-macam. Mayang, kalau Ahya macam-macam bilang sama Ibu. Kalau terpaksa pukul saja dia." Bu Meyriska memberi saran kepada Mayang. Karena ia sangat menjunjung harga diri wanita.

"Nggak mungkin atuh Ahya itu macam-macam. Ahya itu lelaki yang baik toh." Kata Mayang meyakinkan Bu Meyriska

"Masa Mama nggak percaya sama anak Mama sendiri. Mayang aja percaya." Ahya membuktikan bahwa dirinya tidak sejahat dan sebejat laki-laki lain. Termasuk mantan kakak kelas Mayang semasa SMA.

"Oh iya, Mayang. Kamu kuliah dimana?" Tanya Bu Meyriska.

"Mayang nggak kuliah, Bu. Mayang buka usaha toko dengan modal Mayang." Jawab Mayang pelan.

"Oh, kamu jualan apa saja?"

"Banyak, Bu. Ada beras, gula, kopi, jajanan, sabun, dan lain-lain."

"Bagus dong, kamu buka usaha dengan modal kamu sendiri. Yah, meskipun kamu nggak kuliah."

"Bu, maaf ya. Papanya Ahya kok nggak nongol dari tadi?" Mayang penasaran mengapa hanya mamanya Ahya yang menemuinya.

"Papanya Ahya lagi di luar kota." Kata Bu Meyriska tersenyum.

"Oh." Mayang hanya mengangguk.

"Mayang, kamu tinggal sama orang tua kamu?"

"Iya, Bu. Sama sepupu juga."

"Laki-laki apa perempuan?"

"Perempuan, Bu. Sepupu Mayang itu dua orang."

"Oh. Maaf, Mayang. Kok mereka bisa tinggal di rumah kamu?" Bu Meyriska bertanya tentang sepupu Mayang.

"Begini, Bu. Mereka tinggal di rumah Mayang karena masalah keluarga. Ayahnya meninggal saat sepupu Mayang yang anak pertama berusia lima tahun sementara anak kedua berusia tiga tahun. Terus karena ayahnya meninggal ibunya kawin lagi sama lelaki berkebangsaan Serbia. Sekarang mereka tinggal di Kroasia, Bu." Jawab Mayang panjang lebar.

"Kasihan mereka. Ibu mereka tidak punya perasaan." Batin mama Ahya.

"Ya Allah, mimpi apa Mayang ya Allah? Semoga ini pertanda jawaban atas doa Mayang dan orang-orang yang Mayang cintai, aamiin." Batin Mayang sambil menutup mata.




Cinta Dalam DiamWhere stories live. Discover now