10. Manusia Diciptakan untuk Hidup Kekal

82 0 0
                                    

"Sesungguhnya aku mengatakan kepadamu suatu rahasia: kita tidak akan mati semuanya, tetapi kita semuanya akan diubah, dalam sekejap mata pada waktu bunyi nafiri yang terakhir." ()

PANDANGAN ALKITABIAH

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

PANDANGAN ALKITABIAH

Cicero, filsuf Yunani yang kesohor itu, pernah berkata, "Dalam pikiran manusia ada suatu firasat tertentu akan kekekalan, dan ini berakar sangat dalam dan dapat dengan jelas dilihat pada orang-orang yang sangat jenius, dan mereka yang berjiwa paling mulia." Kebenaran Alkitab menunjukkan bahwa manusia selalu berhubungan dengan kekekalan. Allah yang kekal menciptakan manusia untuk maksud kekekalan. Artinya, bahwa manusia akan hidup selama-lamanya. Dosa telah menyebabkan manusia harus bertemu dengan kematian di dalam hidupnya. Namun, kematian bukan berarti bahwa manusia telah kehilangan esensi hidupnya, atau tidak dapat merasakan sama sekali sesuatu yang menimpa dirinya. Memang, tubuh yang mati tidak dapat merasakan cubitan atau pukulan dari sesamanya, tetapi orang yang mati rohnya dapat merasakan kesakitan di dalam tempat penantian seperti yang tampak jelas dalam catatan Lukas, yaitu tentang orang kaya dan Lazarus (). Orang kaya masuk dalam tempat penantian hukuman, sedangkan Lazarus masuk dalam tempat penantian untuk menerima upah pada waktu Yesus datang sebagai Hakim. Orang kaya merasakan kesakitan dan kepanasan, Lazarus merasakan hal yang menyenangkan. "Sesungguhnya, aku menyatakan kepadamu suatu rahasia: kita tidak akan mati semuanya tetapi kita semuanya akan diubah," demikian kata Paulus (). Orang yang tidak mengenal Tuhan sebenarnya juga memiliki pengetahuan bahwa kematian tidak mengakhiri segalanya. Naluri demikian tidak dapat diabaikan. Naluri itu membuktikan bahwa manusia pada hakikatnya bersifat rohani dan telah dikaruniai kemampuan untuk mengenal Allah. Seperti catatan Salomo, "Allah telah memberikan kekekalan dalam hati manusia" ().

UNIVERSALISME

Penganut paham universalisme atau orang yang punya pandangan searah menyatakan bahwa sesungguhnya Kristus datang ke dalam dunia ini untuk menyelamatkan semua orang. Salib Kristus adalah demonstrasi untuk membuktikan kuasa Yesus yang akan menyelamatkan semua manusia. Allah menciptakan manusia, jadi tidak mungkin Ia akan benar-benar meninggalkan dan membinasakan umat manusia. Karena itu, karya Kristus akan mendamaikan semua umat manusia dengan Allah. Artinya, tidak akan ada yang binasa selama-lamanya.

Pandangan ini menggunakan beberapa ayat Alkitab berikut ini. Pertama, "Kristus itu harus tinggal di surga sampai waktu pemulihan segala sesuatu, seperti yang difirmankan Allah dengan perantaraan nabi-nabi-Nya yang kudus di zaman dahulu" (). Ayat tersebut mereka katakan dengan menekankan frasa "segala sesuatu", yang bisa diartikan juga bahwa malaikat yang memberontak, yang telah menjadi setan pada akhirnya juga akan dipulihkan menjadi malaikat-malaikat surgawi. Kedua, "Sebab Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya oleh Kristus dengan tidak memperhitungkan pelanggaran mereka" (). Ayat ini menunjukkan bahwa sesungguhnya segala pelanggaran tidak akan diperhitungkan oleh Allah di dalam Kristus. Ketiga, "Segala lidah akan mengaku: Yesus Kristus adalah Tuhan" (). Pada akhirnya, semua akan percaya bahwa Yesus adalah Tuhan dan karena itu, semua manusia pasti akan diselamatkan.

Penganut universalisme menafsirkan ayat-ayat Alkitab secara serampangan. Padahal ayat-ayat tersebut harus ditafsirkan dengan melihat ayat-ayat Alkitab yang lain. Karena di dalam Alkitab tidak ada pertentangan ayat, tetapi satu sama lain saling melengkapi dan mendukung. Jika benar bahwa pada akhirnya semua manusia akan diselamatkan, tidak ada ayat dalam Aikitab yang menuliskan sebaliknya. Sebaliknya, Alkitab sering menandaskan bahwa orang yang tidak percaya kepada Yesus sebagai jalan keselamatan akan mengalami kesengsaraan dalam hukuman Allah.

Beberapa ayat tersebut di antaranya, pertama, "Dan setiap orang yang tidak ditemukan namanya tertulis di dalam kitab kehidupan itu, ia dilemparkan ke dalam lautan api" (). Kedua, "Barangsiapa percaya kepada-Nya, ia tidak akan dihukum; barangsiapa tidak percaya, ia telah berada di bawah hukuman, sebab ia tidak percaya dalam nama Anak Tunggal Allah" (). Ketiga, "Enyahlah dari hadapan-Ku, hai kamu orang-orang terkutuk, enyahlah ke dalam api yang kekal yang telah sedia untuk Iblis dan malaikat-malaikatnya. Dan mereka ini akan masuk ke tempat siksaan yang kekal, tetapi orang benar ke dalam hidup yang kekal" ().

Alkitab menuliskan bahwa manusia yang tidak percaya pasti akan mengalami hukuman kekal. Jika demikian, ayat-ayat yang digunakan oleh kaum universalisme sebenarnya tidak ditafsirkan dalam konteks yang benar dan cara yang benar.

PAHAM PEMUSNAHAN

Paham pemusnahan percaya bahwa orang yang tidak bertobat nasibnya akan seperti binatang, yakni mereka akan dimusnahkan sama sekali sehingga tidak perlu ada neraka. Paham ini bersumber dari paham ateis dan materialisme yang menyimpulkan bahwa setiap yang mati, tidak akan lagi hidup setelahnya. Artinya, setelah mati roh manusia yang tidak percaya sebenarnya tidak ada lagi, atau sudah dimusnahkan. Paham ini keliru sebab Alkitab jelas mengungkapkan bahwa manusia memiliki alam kekekalan. Termasuk di dalamnya, Alkitab tidak pernah menyatakan bahwa orang jahat akan dimusnahkan dan tidak dihukum.

PAHAM YANG BERPENDAPAT ADA KESEMPATAN SETELAH MATI

Paham ini percaya bahwa orang berdosa dapat mengalami pertobatan setelah kematian. Jika saudaranya atau kerabatnya mendoakannya, orang mati akan memiliki kemungkinan untuk diampuni dosanya dan mengalami pertobatan. Dengan demikian, ia tidak akan mengalami hukuman kekal. Pandangan ini juga tampak dalam ajaran reinkarnasi yang menyatakan bahwa manusia yang berkelakuan buruk akan berubah menjadi binatang atau sesuatu yang buruk sehingga dalam keadaan demikian diharapkan mereka akan menyadari kesalahannya serta memperbaiki kelakuannya. Dalam usaha memperbaiki kelakuan, orang yang telah bereinkarnasi akan berubah lagi menjadi baik bahkan dapat langsung diangkat dan bersatu dengan Allah.

Pandangan universalisme, pemusnahan, dan paham yang percaya adanya kesempatan kedua sama sekali bukan merupakan ajaran Alkitab yang sehat. Selain itu, ajaran ini akan membuat manusia semakin tidak mengindahkan hukum-hukum Tuhan yang pada akhirnya dapat membuat orang bertambah jahat dan serakah. Sedangkan pemahaman akan ajaran Alkitab akan menolong orang untuk hidup bijaksana dan mengerjakan apa yang baik dan yang berkenan kepada Tuhan serta menjauhi yang jahat.

Manusia Abadi [SELESAI]Where stories live. Discover now