Kristus Jalan Penentu Kekekalan

13 0 0
                                    

Yesus pernah berkata, "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku" ().

Tidak ada peristiwa lain di sepanjang masa yang lebih penting daripada kematian Kristus di kayu salib. Perbuatan-perbuatan penting lainnya dari Allah, seperti di dalam penciptaan, inkarnasi, kebangkitan, kedatangan kedua kali, penciptaan langit dan bumi yang baru, menjadi tidak ada artinya apabila Kristus tidak mati. Kematian Kristus tidak hanya merupakan inti pemberitaan Injil. Tanpa hal ini, doktrin-doktrin lain dari kristologi tidak mempunyai hubungan satu sama lain.

Kematian Kristus secara agung menyatakan kesucian, kebenaran, dan keadilan Allah, dan di sisi lain menyatakan kasih Allah yang mendorong kurban ini. Kematian Kristus mengerjakan karya keselamatan manusia dari hukuman Allah terutama, dari neraka. Secara umum bisa dikatakan bahwa ada tiga istilah yang penting berkaitan dengan kematian Kristus, yakni sebagai berikut.

Penebusan (redemption)

dengan latar belakang . Kata ini berarti pembayaran harga yang dituntut oleh Allah yang suci bagi kelepasan orang percaya dari penindasan, hukuman, dan perbudakan dosa. Konsep penebusan punya indikasi sebagai berikut: ada yang harus ditebus, ada oknum yang kepadanya tebusan tersebut dibayarkan, ada orang yang membayarkan tebusan tersebut, dan ada alat untuk membayar tebusan tersebut. Siapa atau apa yang harus ditebus? Setiap orang yang berdosa berada di bawah perbudakan dosa dan di bawah murka Allah. Perbudakan dosa dan murka Allah inilah yang membuat manusia menderita. Jadi, kita manusia yang berdosalah yang perlu ditebus (). Siapa yang menerima tebusan tersebut? Allahlah yang menerima tebusan tersebut ( bdg. ). Kita ditebus dari kutuk hukum Taurat yang notabene dibuat oleh Allah (). Jadi, kita bukan ditebus dari Iblis.

Ada dua istilah penting yang dapat menjelaskan konsep ini. Konsep pertama ialah "propitiation", yakni menenteramkan melalui mempersembahkan kurban. Murka Allah berbalik dari seseorang. Konsep berikutnya ialah "expiation", yakni perbuatan yang membebaskan dari konsekuensi dosa. Siapakah yang membayarkan tebusan tersebut? Hanya Kristus. Dalam konteks Perjanjian Lama, seorang yang berdosa harus membawa kurban penebus dosa kepada Imam yang berhak menghadap Allah di tabut perjanjian. Jika itu berkaitan dengan dosa semua orang, harus ada Imam yang betul-betul kudus karena Allah adalah kudus (hanya yang kudus dan tak bercacat yang boleh menghadap Allah). Tidak ada satu manusia pun yang tidak di bawa kepada kutuk hukum Taurat, karena itu Kristus harus menjadi manusia dan menjadi satu-satunya Imam yang layak mempersembahkan kurban di hadapan Allah. Apa alat pembayaran tebusan tersebut? Tubuh dan darah Kristus sendiri ( latar belakang Perjanjian Lama mengharuskan kurban sebagai penebus salah/dosa). Inilah yang menjadi dasar pengharapan; kita dapat bebas dari murka dan hukuman Allah. Kita bebas dari perbudakan dosa.

Pendamaian (reconciliation)

. Kata pendamaian menunjukkan bahwa sebenarnya ada oknum-oknum yang bermusuhan dan biasanya juga ada juru damai di antara oknum yang bermusuhan tersebut. Allah yang suci tidak mungkin didekati oleh orang yang berdosa. Sebab dosa adalah tindakan melawan kehendak dan ketetapan Allah secara sengaja. Jadi, orang yang berdosa adalah seteru atau musuh Allah.

Allah dan manusia perlu didamaikan. Mengapa perlu didamaikan? Sebab manusia adalah bagian dari Allah, atau lebih jelasnya manusia diciptakan oleh Allah, milik Allah. Karena itu, Ia harus membawa kembali ciptaannya itu ke dalam tangan-Nya. Alasan berikutnya, manusia sesungguhnya tidak dapat hidup tanpa Allah. Manusia perlu bersekutu dengan Allah karena manusia memiliki unsur roh yang dihembuskan dari Allah Pencipta (). Artinya, manusia sesungguhnya dapat dikatakan sebagai manusia yang sejati apabila ia bersekutu dengan Allah, Penciptanya. Dalam perspektif inilah dasar pengharapan kristiani diletakkan, yakni kita boleh menghampiri dan bersekutu dengan Allah kembali karena pendamaian yang dilakukan oleh Kristus. Pendamaian ini menghapuskan segala aib dan dosa manusia karena semua itu telah ditanggung oleh juru damai yaitu, Yesus Kristus.

Pemulihan

Manusia adalah gambar dan rupa Allah. Manusia yang berdosa adalah gambar Allah yang rusak. Persekutuan dengan Allah memungkinkan pemulihan kembali gambar Allah yang rusak itu. Hidup kita disempurnakan dari hari ke hari, dan pada waktu Yesus datang kedua kali, kita dinyatakan sempurna. Inilah dasar pengharapan kita, yakni dengan kematian Kristus kita diubahkan semakin lama semakin sempurna, semakin lama semakin baik di hadapan Allah. Proses ini mengandung unsur providensia/pemeliharaan Allah terhadap umat-Nya ().

Sebuah lagu yang alkitabiah ditulis, "Sedikit demi sedikit, tiap hari tiap sifat Yesus mengubahku. Sejak kutrima Dia masuk dalam hatiku Yesus mengubahku. Dia ubahku, oh Juru Selamat. Ku bukan seperti yang dulu-dulu lagi. Meskipun nampak lambat namun kutahu, kusemakin sempurna nanti." Lagu ini mengungkapkan kebenaran bahwa seseorang yang hidup bergaul dengan Allah di dalam Yesus Kristus, ia akan dipulihkan dari hari ke sehari menuju keserupaan dengan Yesus ().

Yesus Kristus adalah penentu nasib kita dalam kekekalan. Apakah seseorang akan masuk dalam kekekalan di bawah hukuman Allah, yakni di neraka, ataukah seseorang akan masuk dalam kekekalan kemuliaan Allah di Surga? Petrus pernah berkhotbah, "Dan keselamatan tidak ada di dalam siapa pun

juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan" (). Karena itu, secara sederhana dapat dikatakan bahwa manusia akan masuk surga karena percaya pada Yesus Kristus, atau seseorang akan masuk dalam hukuman Allah di dalam neraka karena tidak percaya kepada Yesus Kristus Sang Penentu Kekekalan itu. Surga atau neraka ... di mana tempat kita kelak?

Manusia Abadi [SELESAI]Where stories live. Discover now