♪27♪

1.2K 96 7
                                    

"Orang bilang tujuan hidup adalah untuk bahagia. Sebenarnya, kebahagiaan itu sederhana. Ketika kita bisa makan ramen ketika kita lapar sekali, itulah kebahagiaan."

-kim Namjoon-

>><<

Dear Kim Namjoon Oppa

Bang Thanks udah bantuin aku pas aku down, nemenin aku setiap hari selama kemarin itu, ga pernah lepas dari ninggalin aku, karena Oppa paham kalau aku masih belum menerima apa yang terjadi, Thanks udah selalu melukin aku pas aku tidur, Ngerap setiap aku sedih, Ngelucu bikin aegyo, ngelakuin apapun biar aku seneng, bahkan membuat inspirasi.

사랑해 김 남준 오빠 (saranghae Kim Namjoon Oppa)

Jovanka Lovata.

-

Jovanka tersenyum lalu menyimpan buku itu di dalam tas nya. Dia melirik Seokjin, Ralat mencari Seokjin dia tidak ada di samping nya, tapi dia melihat secarik kertas.

'Aku di panggil, aku di dorm, jangan nyari, sama yang lain dulu, aku di panggil PD-Nim'

Jovanka tersenyum, setelah membaca tulisan tangan itu. Hei Rapih, tulisan nya rapih, padahal dia laki-laki.

"Ternyata bukan hanya wajah yang tampan tapi tulisan juga tampan haha" Gumam Jovanka.

Dia membuka Handphone nya memakai headset. Dia mulai Chill.

-

"Jovan, makan yuk" Jovanka mendongak dia mendapati lelaki korea itu. Hyungi.

"Jovanka Hayu main yuk" Sahut Aiden dari Ambang pintu.

"Fatimah ngegas ujung-ujung nya" Gumam Jovanka sambil bangkit dan

Aiden, Alvaro, dan Hyungi terus memandangi Jovanka dari belakang.

Karena dia banyak diam hari ini, memang sih, biasa nya juga diam, tapi ya ada senyum lah ada ketawa, tapi hari ini tidak ada, maka dari itu dia bingung.

"Kata kalian Jovanka aneh ga sih?" Tanya Aiden

Sontak mereka semua langsung melirik Aiden. Lalu mengangguk bersamaan

"Iya, banyak diem" Jawab Alvaro.

"ITU MAH EMANG SIFAT DASAR" Seru Aiden.

"Ga maksud nya biasa nya mah ada senyum ketawa sekarang ga ada" Jelas Alvaro.

"Ya mungkin masih tertekan kali sama kejadian seminggu lalu" Sahut Hyungi, mereka mengerutkan alis nya.

"Ada bener nya sih" Jawab Aiden.

"Udah yuk" Alvaro berlari mengejar Jovanka.

-

"Jov, jangan melamun aja donk" Lamunan Jovanka seketika buyar.

"Nggak" Jawab Jovanka.

"Okay"

-

Jovanka pergi duluan saat di kantin, dia ingin mencari buku nya di loker.

Surat?-Batin Jovanka.

Jovanka membuka surat itu.

'Jauhi Aiden'

Jovanka tersenyum miring.

Siapa juga yang deketin Batin Jovanka.

Jovanka menyobek surat itu lalu membuang nya di tempat sampah samping loker.

"Anak Haram" Saat berbalik Jovanka terkejut saat melihat ada wanita yang lebih pendek dari diri nya.

"Anak haram ga boleh delet sama Aiden dan Alvaro, apalagi Hyungi" Lanjut wanita itu.

"Siapa anak haram? Orang aku punya ayah ibu kok" Tanya Jovanka.

"Iya aku tahu, tapi kamu kan cuma NUMPANG di mereka, kamu bukan anak mereka kan? dan asal usul kamu aja ga jelas" Jelas Wanita itu.

"Ya? Tap-"

"Ya kamu itu bukan hanya anak haram tapi anak pembawa sial, udah bunuh ayah sama ibu kamu sendiri, mereka toh yang udah besarin kamu, eh malahan di bunuh" Jovanka melotot dengar ucapan wanita ini.

"Terus kamu tinggal di rumah Hyungi, mau apa? Mau bikin dia mati? Mending kamu pergi deh dari rumah Hyungi, pembawa sial " Kini mereka menjadi pusat tatapan warga sekolah.

"Dan jangan lupa, pergi dari sekolah ini juga" Lanjut wanita itu, lalu dia pergi dari hadapan Jovanka.

"It's okay" Jovanka tersenyum, lalu melanjutkan tujuan nya.

Jovanka mengambil buku di loker nya, banyak yang menggujing nya.
Dari mulai ini, itu, ya tapi dia tidak peduli, telinganya terlalu kebal untuk mendengar gunjingan itu.

Jovanka hanya menunjukan Smirk manis sambil menunduk.

"Miris banget sih hidup ku?" Batin nya

Jovanka masuk ke kelas mengabaikan bisikan bisikan aneh sari teman-teman nya itu.

Dia menuju tempat duduk nya di pojok dekat jendela.

"Mau benci satu orang tapi kok ngajak ngakak, haha bocah banget sih?" Batin Jovanka lagi.

"Jov" Jovanka menoleh ke samping nya, Seokjin di sana, Moodbooater nya ada di samping nya.

"Sakit?" Tanya Seokjin.

"Dikit" Jawab Jovanka.

"Jangan introvert, terbuka sama abang, abang disini, abang ga suka kami yang introvert, curhat ke abang" Jovanka tersenyim, dia merasakan bahwa Seokjin tengah memeluk nya dari belakang.

KRIIINGG

(Anggep bel pulang)

-TBC-

7 Shadow Brother (Revisi) Where stories live. Discover now