♪32♪

1.2K 87 2
                                    

Lelaki bertubuh tinggi dengan rambut coklat muda, mengendarai motor dengan santai, dia kenikmati semilir angin malam sepulang sekolah, dia baru saja pulang kerja kelompok, serta pergi kerumah Hyungi, untuk mengambil buku

Drrrttt Drrrttt

Aiden menepikan motor nya. Dia mengangkat telfon dari orang yang menelfon nya

Aisyah is calling....

"Halo? Ada apa dek?"

"Kak? Kakak bisa kerumah sakit sekarang? Ibu, ibu sakit kak"

"Hah? Rumah sakit dimana? Kakak kesana sekarang"

"Aku kirim alamat nya"

Tuuttt

Setelah membaca alamat yang di berikan oleh Aisyah, Aiden memutar balikab motor nya menuju ke arah rumah sakit.

-

Aiden berlari, di fikiran nya hanya 'ibu nya ibunya dan ibunya'.

"Kak Ai!" Aiden menoleh lalu berlari ke arah gadis kecil yanv sedang duduk di depan ruangan rumah sakit.

"Ibu kenapa?" Tanya Aiden.

"Tadi ibu sedang mencuci piring, dan aku lihat ibu mengeluarkan darah dari hidung nya lalu ibu pingsan kak aku khawatir" Jelas Aisyah.

Aiden yang mendengar itu langsung mengusap muka nya kasar.

'Dia' pasti datang lagi Batin Aiden.

Tanpa Aiden sadari, Air sudah lama tidak pernah keluar dari mata nya mengalir.

Ceklek

Aiden mendongak. Dia melihat lelaki memakai Jas putih yang tinggi keluar dari ruangan ibu nya.

"Siapa keluarga nya?" Tanya Dokter itu.

"Aku" Aiden mengangkat tangan nya.

"Mari ikut saya" Dokter itu berjalan ke arah ruangan nya.

"Kamu masuk aja, tunggu ibu di dalam okay?" Tanya Aiden. Aisyah mengangguk lalu memasuki ruangan ibu nya.

Aiden berjalan memasuki ruangan Dokter itu, dapat dilihat nya Dokter itu tersenyum pahit kepada Aiden. Dokter itu adalah Sahabat ayah nya.

"Aiden. 'Dia' merindukan tubuh ibu mu" Jelas Dokter bernama Rizko itu.

"Aku sudah menduga nya" Jawab Aiden.

"Penyakit itu semakin bersarang di tubuh Ibu mu, penyakit itu sudah menyebar ke bagian tubuh lain nya"

"Kangker otak stadium 4" Aiden tak kuasa menahan tangis nya. Baru kemarin ibu nya di Vonis bahwa penyakit itu sudah hilang. Dan sekarang Stadium nya malah menambah.

"Maafkan om" Aiden menunduk, dia meneteskan air mata nya lagi. Ia tak sanggup.

"Aku tahu kau sangat terpukul, aku tahu tiga bulan lalu kangker itu hilang, dan sekarang malah bertambah" Aiden terisak hebat. Dia takut kehilangan ibu nya. Kemarin ayah nya, dia takut, ibu nya akan meninggalkan nya.

"Om- a-aku mo-hon selamat kan i-bu, aku ti-dak punya siapa siapa lagi" Aiden mendongak, Rizko terkejut, karena Aiden memang lelaki kuat, terakhir kali Rizko melihat Aiden menangis pada saat umur tujuh tahun saat ayah nya meninggal.

7 Shadow Brother (Revisi) Donde viven las historias. Descúbrelo ahora