ᴛᴇᴛᴀɴɢɢᴀ (2)

158 15 5
                                    

Shownu memejamkan kedua matanya seraya memijat pelan pelipisnya dengan tangan kiri. Kepalanya terasa pening karena memikirkan pekerjaannya yang beberapa hari ini memang menumpuk. Belum lagi beberapa di antaranya ada yang harus mengejar deadline.

Tok tok tok

"Ya, masuk."

"Pak, ini saya bawain teh lemon hangat. Silakan diminum dulu, kali aja bisa ngurangin sedikit pusingnya bapak."

Shownu refleks merubah posisi duduknya saat salah seorang karyawannya datang membawakan nampan berisi minuman.

"Makasih, Jack." ujar Shownu yang langsung minum teh itu sebanyak tiga teguk.

Jackson Wang ㅡsalah satu karyawan yang bertugas di bagian Tim Humas itu menunduk sopan sebelum kemudian dia duduk di depan meja kerja Shownu. Raut wajahnya kelihatan khawatir melihat atasannya pusing karena masalah yang terjadi di kantor.

"Ngg.. anu pak, begini.. kedatangan saya kemari karena saya mau minta maaf sama bapak. Karena kecerobohan saya, project photoshoot buat majalah GotX jadi berantakan. Maaf atas ketidakbecusan saya, Pak."

Shownu tidak langsung menjawab ucapan lirih yang terlontar dari mulut Jackson. Lelaki berbadan tegap itu mengerutkan alisnya sembari menaruh kembali gelas teh lemonnya di atas meja.

Shownu menggeleng, "No, Ini sepenuhnya bukan salah kamu."

Ekspresi Jackson berubah smakin sedih saat Shownu justru membelanya. Padahal atasannya itu tahu betul jika dia memang menjadi salah satu penyebab dari masalah yang membjat project photoshoot mereka dengan salah satu produk brand milik Diamond Pledis berantakan.

"Misscommunication emang sering terjadi jadi gak usah terlalu kamu ambil pusing. Lagipula, saya tau kamu udah cukup bekerja keras sampai saat ini, Jack."

"Tapi saya bener-bener ngerasa bersalah, Pak. Kalau aja salah lebih teliti mungkin semua ini gak bakal terjadi. Sayaㅡ"

"Udah, berhenti nyalahin diri kamu sendiri. Saya gak mau ngadain bimbingan konseling sama kamu begini. Mending kita fokus cari solusi aja supaya project ini tetap terlaksana."

Shownu menyandarkan punggungnya di kursi, dia menatap Jackson di hadapannya yang kini tertunduk lesu. Shownu paham, karyawannya ini pasti merasa bersalah karena sudah menyebabkan salah satu project kantor mereka nyaris batal.

Tapi di satu sisi Shownu juga paham jika Jackson tidak perlu diberi celotehan panjang apalagi diomeli dengan kalimat-kalimat kasar. Jackson tidak butuh itu. Hal tersebut hanya akan membuat mentalnya semakin jatuh dan akhirnya menghilangkan semua fokusnya. Tidak, Shownu tidak mau Jackson menjadi seperti gitu.

Untuk itulah kenapa dia bersikap seakan masalah yang mereka hadapi ini bukanlah apa-apa, Shownu sengaja begitu demi bisa menyemangati Jackson. Dia ingin karyawannya itu tidak patah semangat hanya karena menghadapi kesalahpahaman.

Shownu menghela napas panjang dahulu lalu setelahnya dia bicara lagi, "Gini aja deh, daripada kamu pusing mikirin masalah ini mending kamu fokus untuk melakukan hal lain. Sementara untuk masalah majalah GotX itu biar saya yang ngurus."

Kali ini Jackson mengalihkan pandangannya yang semula menunduk jadi menatap lurus ke Shownu. Kedua matanya sedikit terbelalak ketika mendengar ucapan Shownu barusan.

Shownu menyerahkan sebuah map kepada Jackson, yang mana di dalamnya berisi berkas mengenai beberapa orang selebriti yang direncanakan untuk bekerja sama dengan kantornya.

Jackson membuka map di hadapannya. Wajahnya kelihatan bingung, dia masih belum mengerti apa maksud berkas-berkas itu meskipun matanya sudah melihat beberapa lembar kertas berisi foto, biodata, dan keterangan lain yang tertera di sana.

[Tahap Revisi] 📕 𝐌𝐎𝐍𝐃𝐀𝐈𝐋𝐘 | 𝓜𝓸𝓷𝓼𝓽𝓪 𝓧Where stories live. Discover now