14. Permainan Juan

1.2K 106 18
                                    

Hari yang yang indah bagi seorang Gea, senyum di wajahnya tidak pudar sama sekali. Layaknya matahari yang terang di cakrawala, senyum Gea pun begitu cerah dan berseri. Orang yang melihat gadis itu seolah ikut terpapar virus bahagia yang ia bawa. Sepertinya jalan bersama Juan semalam berdampak baik untuk mood seorang Gea.

“Gea!”

Tanpa dipanggil dua kali, gadis itu menghentikan langkah. Ia hafal betul suara yang memanggilnya tersebut. Senyum di bibir Ge semakin lebar. Cowok yang memanggilnya pun ikut tersenyum. Entah cowok itu yang ke-geer-an atau bagaimana, Juan merasakan apa yang Gea rasakan sekarang; jantung yang berdebar lebih cepat, serta rasa bahagia dan semangat yang membuncah.

“Bareng, yuk,” ajak Juan, sedangkan Gea mengernyit bingung. “Bareng jalannya sama gue.” 

Mendengar penjelasan Juan, senyum di wajah Gea kembali muncul. Keduanya berjalan bersisian, terlihat sangat dekat dan akur. Padahal semua orang tahu, mereka berdua seperti kucing dan anjing, tidak pernah akur jika sedang bersama. Namun, melihat dua sejoli tersebut sekarang, membuat beberapa orang heran, termasuk sesesorang yang tengah menatap mereka tidak suka.

“Lihat aja nanti, Gea,” lirih seorang gadis yang memerhatikan Juan dan Gea dari balik pilar. Gadis itu mengepalkan tangannya di sisi tubuh.

“Mau selama apa pun lo memperjuangkan cinta Juan, lo nggak akan dapatin itu semua. Lo emang ada di hati Juan, tapi hanya sebagai sahabat.” Jeidan menepuk bahu Caitlin. “Gea yang baru kenal Juan udah bisa buat Juan berani ngajak dia jalan semalam. Lo udah pernah?”

“Nge-date maksud lo?” tanya Caitlin, ia mengernyit mendengar informasi itu.

Jeidan terkekeh. “Lo pasti nggak percaya, kan? Udahlah, move on aja, Lin. Lo terlalu fokus sama satu orang, di luar sana banyak yang mau sama lo. Please, jangan jadi cewek bego.”

“Bukan urusan lo.”

Dari dulu sampai sekarang Caitlin masih keras kepala, Jeidan yakin cinta gadis itu pada Juan tidak benar-benar ada, Caitlin hanya berambisi untuk memiliki Juan. Setelah puas, dia akan meninggalkan cowok itu. Hanya saja, Caitlin menutup mata dan telinga, hanya melakukan apa pun yang ia mau. Padahal di dasar hatinya, yang ia lakukan sekarang dengan mengejar-ngejar Juan hanyalah perasaan egois selalu ingin dimenangkan.


****

“Kayaknya ada yang lagi senang nih,” goda Ara, lalu duduk di meja Gea. Sedangkan Dio senyum-senyum mengikuti Gea.

“Jijik gue lihat lo, Yo.” Bukannya marah, cowok gemulai itu malah tertawa lepas. Tidak peduli penghuni kelas menatapnya dengan pandangan menusuk.

Ara menyenggol Gea dengan lengannya. “Cerita dong.”

Dio mengangguk antusias. “Iya, cerita dong,Ge.”

Mereka berdua tersenyum geli melihat Gea salah tingkah. Belum cerita saja sahabatnya itu sudah salah tingkah, sangat kentara bahwa Gea sedang jatuh cinta.

“Pasti Juan, ya?”

“Bukan,” bantah Gea langsung setelah mendengar tebakan Dio. Namun, berbeda dengan bahasa tubuhnya, pipi Gea memerah malu. Membuat Ara dan Dio menatap sahabatnya itu penuh selidik.

Gesrek CoupleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang