Eyes, Nose, Lips

452 29 0
                                    

Keindahan adalah karunia dari Tuhan pada manusia dan semua ciptaan yang lain. Ada keindahan dari dalam dan ada yang langsung tertangkap oleh mata. Bukan rahasia lagi jika para keturunan keluarga Kim memiliki paras dan tubuh idaman bagi pria dan wanita. Tak perlu melakukan perubahan untuk menjadi tampan ataupun cantik, hanya perlu merawat.

Kata orang anak pertama adalah percobaan dari kedua orang tuanya. Bisa jadi, namun Kim Seokjin adalah percobaan yang berhasil dengan lulusan terbaik. Hanya orang yang bermasalah dengan otak dan minus terlampau banyak jika mengatakan pria itu jelek. Dilihat dari sudut manapun dia tampan sem-pur-na. Sungguh keindahan ciptaan itu ada padanya.

Seokjin menghargai segala pemberian Tuhan pada hambanya. Tak peduli itu indah atau kurang indah dimata. Hanya saja rasa takut menghancurkan keindahan itu mengusik isi kepalanya, belum lagi kehadiran adik ipar baru di rumah dan godaan-godaan erotis yang dilontarkan ibunya. Sebenarnya bukan masalah mengingat di rumah itu tidak ada bocah satupun, kecuali si bungsu yang kadang-kadang berperilaku seperti bocah, Kim Taehyung.

Sekitar 3 jam yang lalu, Seokjin melakukan sesuatu pada adiknya. Sedikit tugas rahasia.

"kerja yang benar." perintahnya saat Kim Taehyung saat turun dari mobilnya dengan tas punggung menggantung di bahu. Kacamata berwarna kuning bertengger manja di atas tulang hidung yang tinggi menjulang. Membuat iri saja.

"siap hyung. Semoga saja nuna tidak melihatku." adik bungsunya itu diberikan tugas untuk menjadi mata-mata selama Yoorin dan Jimin berbulan madu. Katanya untuk jaga-jaga. (baca : Husband - Honeymoon (2))

"makanya sembunyi yang benar. Masuklah, hyung mau pergi dulu."
"nikmati perjalananmu."

Taetae -nama kecil Kim Taehyung- menutup pintu dengan sedikit membantingnya. Dia merasa kesal dengan tugas dari kakaknya namun tak lama jika dia kembali mengingat waktu liburan yang bisa dilakukannya di sana. Gratis, ada Seokjin yang membiayai.



Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Seokjin menatap gusar pot bunga kecil di atas meja. Piring makanannya sudah habis namun gadis yang ditunggu belum juga datang. Kata karyawannya, sang boss sedang ke suatu tempat yang memang rutin dilakukan saat hari senin.

"maaf membuatmu menunggu Seokjin-ssi." menunggu itu memang melelahkan namun Seokjin tetap berusaha tersenyum menyambut kedatangan Jina.

"tidak apa-apa."
"em, ngomong-ngomong apa kau sudah memeriksakan hidungmu ke dokter? Apa baik-baik saja?" kekhawatiran Seokjin teramat besar hingga membawanya datang kembali ke restoran Jeon Jina.

"tidak, aku tidak ke dokter. Jungkook yang memeriksaku dan katanya tidak ada yang bermasalah. Semuanya baik." Seokjin nampak bernapas dengan lega, walau Jungkook belum menjadi dokter namun pria kelinci itu sepertinya bisa dipercaya.

"syukurlah." untung saja Seokjin tak membuat hidung indah milik Jeon Jina itu retak, bergeser ataupun patah.

"Seokjin-ssi, sepertinya kau makan begitu lahap sampai sisa saus menempel di bibirmu."

"oh jinja?" jemari Seokjin bergerak sembarang di sekitar bibirnya.

"di bagian ini." Jina menggerakkan jemari menyapu bagian bibir bawahnya. Gerakan itu seperti slowmotion di mata Seokjin. Begitu pelan dan indah hingga membuat jarinya tak fokus membersihkan bibirnya sesuai dengan arahan Jina.

"Yeogi." Seokjin bisa merasakan kelembutan jari-jari Jina ketika menghapus sisa saus di bibir tebal, lembut selembut marshmallow miliknya. Tidak ada niatan terselubung bagi Jina hanya kesal karena Seokjin tak kunjung bisa membersihkan bibirnya sendiri.

Akibatnya Jina harus menahan napas dan kerongkongan kering ketika Seokjin spontan menahan pergelangan tangannya. Jangan lupa jantungnya yang seperti melompat-lompat dibalik kungkungan tulang rusuknya. Tatapan tajam dari lawan jenisnya mengalirkan sengatan ke dalam aliran darah Jina walau tanpa diketahui hal serupa juga terjadi pada si pria Kim.

"gomawo." Seokjin melepas genggamannya dan mengakhiri situasi tak mengenakkan itu.

"ne." kedua tangan Jina bersembunyi di bawah meja. Tangan kirinya meremas tangan kanan yang dengan kurang ajar menyapu bibir seorang pria.

Sekitar 1 menit mereka hanya diam terjebak dengan pikiran idiot masing-masing. "Jina-ssi?" Seokjin rupanya terlebih dahulu selesai dengan pertikaian di dalam pikirannya juga setelah merutuki betapa otaknya tak berjalan hingga lancang memegang Jina.

"ne, Seokjin-ssi?"

Tarikan air liur melewati kerongkongan itu mungkin dapat didengar dengan mikrofon untuk ASMR saking kencangnya. "apa aku bisa sering-sering datang ke sini?"

"ahh?" sel-sel otak Jina sedikit lambat menerima pertanyaan Seokjin. "tentu saja boleh. Aku akan senang jika mendapat langganan baru."

Keduanya saling bertukar senyum. Ada rasa-rasa aneh ketika kurva bibir melengkung ke atas, mata yang menyipit membentuk lengkungan bulan sabit terbaik satu sama lain. Untuk sekarang Kim Seokjin ingin menguji coba perasaan aneh yang menunggunya. Jika tak yakin, maka dia akan berhenti. Dia hanya ingin belajar dulu memahami sesuatu yang asing dalam hidupnya. Contohnya seperti gadis cantik pemilik mata, hidung dan bibir yang indah di hadapannya.


Semoga tidak terjadi kegagalan. Harapnya.

Untuk FF Another Guardian ini karena ada 3 kisah (Kim Seokjin, Kim Namjoon dan Kim Taehyung) jadi tiap part nggak akan dibuat terlalu panjang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Untuk FF Another Guardian ini karena ada 3 kisah (Kim Seokjin, Kim Namjoon dan Kim Taehyung) jadi tiap part nggak akan dibuat terlalu panjang. Singkat saja dan nyambung dengan cerita sebelumnya (Guardian) sama lanjutan Park Family (Husband).

Beberapa part lagi bagiannya Seokjin akan dilanjutkan ke bagian Namjoon. Yang sabar nunggunya yahh...

Bye bye juseyoo... 😘😘

Another Guardians ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang