22. Destiny

7.8K 1.4K 79
                                    

Alpha - Huang renjun

Setelah beberapa hari, tanpa Renjun tentunya. Aku merasa ada yang aneh.. ada yang kurang dan aku tau apa itu—Yah.. Renjun adalah sesuatu yang kurang itu.

Jadi belakangan ini aku selalu bersama Jeno dan Jaemin.

Untungnya, selama itu juga aku tidak pernah bertemu dengan Mark. Aku tidak tau bagaimana jika kau bertemu dengannya—tanpa Renjun disebelahku.

Asdfghjkl aku tidak sanggup membayangkan hal itu.

"Shua, duluan ya. Ada urusan" Teriak Jeno dan Jaemin bersamaan, sembari melambaikan tangan mereka.

Okay.. kali ini aku tidak bisa pulang bersamaan dengan mereka. Urusan ? aku tidak tau urusan apa itu. Yang jelas pasti hanya hubungan antara kaum mereka saja. Jadi kali ini aku akan pulang ke rumah dengan kak Doyoung—Langsung saja aku menghampirinya yang sejak tadi sudah menungguku di depan gerbang.

Ketika dia menyadari aku sedang berjalan mengampirinya—dia memasang wajah kesalnya. Haha.. pasti karena dia sudah merasa jenuh menungguku sejak tadi.

"Kamu konser dulu didalam kelas ? lama banget kayak siput" celotehnya.

"Ya sabar kali kak. Kelas Shua tuh jauh dari gerbang. Lagian mesti turun tangga dulu. Capek" jawabku.

"Alasan aja kamu. Udah ah. yuk" 

Kak Doyoung berjalan lebih dulu dan aku mengikutinya dari belakang—hanya beberapa detik, kemudian aku menyetarakan langkahku dengannya dan juga menggandeng tangannya. Itu tidak masalah, siapa yang tidak tau kak Doyoung adalah kakakku.. secara dia adalah siswa cerdas yang dikenal dengan kecerdasan otaknya. Bisa dikatakan dia termasuk salah satu dari orang populer di sekolah.

Dan pastinya orang-orang mencari tau tentang profilnya. Tidak sedikit orang yang menitipkan coklat padaku dan menyuruhku untuk memberikannya ke kak Doyoung. Hanya saja aku tidak ingin membahas itu. 

Hanya membuatku iri saja, selama ini belum ada yang memberikanku coklat. huh.

Oh ya, selagi berjalan dan tidak sedang bercerita.. aku suka melihat kebawah dan menghitung langkahku—berapa langsung yang sudah kulewatkan untuk sampai di rumah. "Kurang kerjaan".. yah itu lah aku. Suka melakukan hal yang sebenarnya tidak penting dan tidak menguntungkan sama sekali.

Saat ini aku sedang asik melakukan hal itu. Dan tiba-tiba sesuatu memberhentikan langkahku

Kak Doyoung—dia tiba-tiba berhenti. Itu membuatku sontak menoleh kearahnya—aku mengikuti arah pandangannya dan begitu terkejutnya aku ketika mendapati seorang Mark sedang berdiri di depan kami berdua. 

Dengan wajah datarnya—kedua tangan yang dimasukkan kedalam kantong jaketnya.

"Mark ??" Reflekku seperti itu.

Dia tidak menghiraukanku, malah menatap kearah kak Doyoung— "Aku Mark. teman Shua.. kita ketemu pertama kali di festival waktu itu. Emm.. To the point aja. Boleh aku ajak Shua sekarang ? ada yang perlu aku bicarakan sama dia. Biar aku yang bawa Shua pulang ke rumah nanti" ujarnya seperti itu.

"Gak ! aku gak mau ! aku gak kenal kamu siapa !" bentakku.

"Shua ? sejak kapan kakak ngajarin kamu gak sopan gitu ? bentak-bentak gitu ? dan juga.. dia izinnya dengan cara baik-baik tapi kamu malah gitu ?" kata kak Doyoung.

"Tapi kak. Shua gak kenal dia"

"Jangan bohong. Tadi pertama kali kamu yang negur dia. Kamu yang nyebut nama dia. Artinya kamu kenal dia. Udah sana. Ikut aja. gak baik nolak klo dia mintanya sopan"

Alpha | Renjun ✓ [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang