01

15K 249 4
                                    

Aku berlari tergesa-gesa menuju ke lantai 2 sekolahku. Tujuanku hanya satu, mencari Miftah Ayoda Marwa di kelas IX.

Setelah aku melihatnya yang sedang bersendagurau bersama teman-temanya, aku langsung menghampirinya dan menariknya menjauh.

"Yank aku belum haid" bisikku pada Miftah, pacarku.

"Hah?! Terus gimana dong ? Masa iya kamu .. ?" Dia menggantungkan kalimat yang akan diucapkan.

"Emang udah telat berapa lama?" Jawabnya pelan serat akan kecemasan

"Harusnya aku haid tanggal 5-10 tapi ini sudah tanggal 28 di bulan berikutnya, aku belum juga haid. Jadi intinya aku udah telat satu bulan lebih" kataku, dengan meremas tanganku sendiri

"Aduh.. gimana dong? Kita kan masih sekolah yank. Masa kita masih SMP gini udah mau jadi bapak ibu. Apa kata orang?!" Jawabnya frustasi sambil mengusap wajahnya kasar

"Yaudah.. kita jangan panik dulu. Nanti pulang sekolah kita beli tespek diapotek, biar kita tau hasilnya" lanjutnya menenangkan, yang ku balas dengan anggukan kepala.

**

Pukul 14.20 setelah pulang sekolah aku dan Miftah pergi ke rumahnya. Karena biasanya ibunya masih di warung jam segini, kalau bapaknya kerja di Bogor, jadi kalau pulang 1 bulan sekali.

"Kamu tunggu di kamarku. Ini pintu aku kunci dari luar, jangan bikin suara keras takut kalau ibuk tiba-tiba pulang. Aku ke apotek dulu buat beli tespeknya" kata Miftah

"Jangan lama-lama" jawabku pelan, dia mengecup keningku sebelum meninggalkanku.

Selang 30 menit, Miftah kembali dengan membawakan 2 bungkus bakso, dan juga tespek untukku.

"Kamu makan dulu, habis itu pake ini. Kata Mbaknya tadi kamu tinggal tampung sedikit pipismu, habis itu celupin ini ke pipismu itu, tunggu 1 menit, habis itu lihat hasilnya." Katanya dan menyodorkan bungkusan bakso dan juga 1 plastik berisi tespek

"Aku gak laper Mif.. Kepalaku pusing setiap kali mau makan. Aku langsung coba alat ini dulu" aku beranjak dari ranjangnya

"Eh.. tapi gimana cara baca hasilnya?" aku kembali membalikkan badan menghadapnya lagi

"Ini ditulis kalau garisnya 1 berarti negatif, kalau 2 garis berarti positif" dia mengambil tespek itu dan melihatkan tulisan cara penggunaan dan cara membaca hasilnya di bagian belakang kemasan.
Aku mengangguk dan berjalan menuju kamar mandi yang ada di sudut rumah Miftah.

Hatiku berdebar menunggu hasilnya.
Setelah aku menunggu 1 menit, ku ambil benda kecil dan tipis itu, hasilnya ...

Deg ..

Aku langsung berlari ke kamar Miftah, memeluknya dan menangis tersedu-sedu di pundaknya.

"Gimana hasilnya? 1 garis apa 2 garis? Jangan nangis dulu. Kan aku belum tau" dia mengurai pelukanku dan menadahkan tangannya.

Ku sodorkan tespek itu kepadanya, aku lihat matanya membulat, badannya menegang, dan dia memandangku lekat. Aku makin menangis histeris melihat reaksinya.

Janda MudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang