heran

8.6K 149 4
                                    

"Kok gak ada garisnya, yank?" Tanyanya heran

"Mana aku tau.. emangnya aku jago pake kaya gituan.." jawabku ketus dan masih sesenggukan

"Kamu bener gak yang pake ini alat?" Tanyanya lagi

"Lah ya kaya kamu suruh tadi" jawabku

"Kok gak muncul garisnya ya tapi ?" Miftah terheran-heran sambil menggaruk belakang kepalanya

"Terus ngapain kamu nangis kalau gak ada garisnya gini?" Tanya nya lagi

"Ya kan aku takut, jangan-jangan gak ada garisnya karena aku hamil anak kembar? Kan aku punya turunan kembar. Bang Andi sama Bang Hendi kembar. Bisa aja aku hamil anak kembar, jadinya di alat ini gak kebaca hasilnya." Sahutku cemas

"Bisa gitu yaa? Terus gimana dong nih?" Tanyanya padaku

"Kok malah tanya lagi sih? Mana aku tau Miftah! Aku takut." Dan aku mulai menangis lagi.

"Yaudah gak usah nangis lagi dong. Besok aku belikan lagi tespeknya yang lebih bagus biar hasilnya juga akurat. Ini tadi belinya cuma 5000, mungkin karena murah jadi gak pasti hasilnya" katanya sambil mengusap-usap kepalaku

"Ayo sekarang aku antar pulang. Udah jam 4 sore nih, nanti kamu dicari mami mu dan abang-abang mu yang galak itu, kan takut
Hehehe " dia menggandeng tanganku keluar

Sesampainya di depan rumah dan aku akan menaiki motor Miftah, kami dikagetkan oleh suara Lulu, ibunya Miftah yang akan menutup pintu gerbang, rupanya Tante Lulu baru pulang dari warung.

" loh.. Arin.. maem dulu yuk, tante bawa brongkos sama telur asin loh. Kamu dah lama po disininya?" Sapanya

" eh tante.. Gak usah tante, udah sore nih.. mami dari tadi udah telpon suruh pulang, Arin pulang ya tante" tolakku halus dan berpamitan menyalaminya.

"Oh gitu, yaudah.. hati-hati ya, salam buat mami kamu" kata tante Lulu ramah

**
Autor Pov!

Jangan heran kalau anak jaman sekarang sudah banyak yang pacar-pacaran. Anak SD saja sekarang sudah ayah bunda an .. hehe

Ini kisah antara Miftah Ayoda Marwa seorang siswa SMP kelas 3 dan Arinda Mutiara siswi cantik berlesum pipi yang baru saja duduk di kelas 1 SMP. Mereka sekolah di sekolah yang sama, SMP GARUDA BANDUNG

Dulunya mereka adalah tetangga, tapi karena Miftah pindah ke Bogor selama 2 tahun, rumah yang dekat dengan rumah Arinda di jual. Setelah melahirkan 5 bulan yang lalu, Lulu dan suami pulang ke Bandung dan memutuskan tinggal di komplek sebelah, tidak jauh dari rumah Arinda dan Aryo, ayahnya kembali ke Bogor dan sebulan sekali untuk pulang.

Hingga terjadilah kisah percintaan antara Miftah dan Arinda. Mereka padahal baru berpacaran selama 3 bulan.
Suatu sore sepulang sekolah Arinda diajak oleh Miftah ke rumahnya sebelum mengantarnya pulang. Niat awal hanya untuk mengambil kaset Ps yang akan dimainkan bersama kedua kakak Arinda malah berakhir sebuah kejadian yang diluar pikiran mereka.
Entah siapa yang memulai, semua kejadian itu terjadi. Keperawanan Arinda hanya bisa dia jaga selama 13 tahun saja, karena pada sore itu selaput tipis itu di koyak dan ditrobos oleh kekasihnya, Miftah.

Dengan berbekal coba-coba dan modal nekat, mereka melakukan hubungan yang seharusnya tak dilakukan oleh anak-anak seusia mereka. Mereka melakukan itu hampir setiap hari karena mereka selalu pulang bersama. Ditambah kalau pagi hingga menjelang sore rumah Miftah memang kosong, karena ibunya memiliki usaha warung makan tak jauh dari rumah.

Jangan kalian berfikir, anak bisa rusak dan nakal karena kurang perhatian dari orang tua, keluarga yang berantakan atau malah karena turunan dari orang tuanya.
Karena pada nyatanya, Miftah adalah seorang anak dari keluarga yang harmonis walaupun bapaknya tinggal di Bogor dan hanya pulang sebulan sekali tapi mereka sangat-sangat perhatian dengannya. Semua kasih sayang mereka curahkan untuk Miftah dan Wilma, adiknya.

Arinda Mutiara, dia pun juga sama, dia terlahir dari keluarga yang cukup mampu, cukup terpandang dan yang jelas dari keluarga yang taat pada ibadah.
Papinya, Indra bekerja di salah satu Kantor Urusan Agama di Bandung, maminya hanyalah ibu rumah tangga yang setiap hari dirumah. Arinda anak bungsu, dia mempunyai 2 orang kakak laki-laki kembar yang bernama Andi dan Hendi.
Mereka semua menyayangi Arinda, menuruti semua keinginannya, menjaganya dan juga selalu memperhatikan tumbuh kembang anak-anaknya.

Tapi .. lagi-lagi, orang tua kecolongan! Orang tua terlalu mempercayai anak-anak mereka! Terlalu percaya bahwa anak-anak mereka tak akan mungkin mengecewakan mereka sebagai orang tua.

**
Miftah Pov!

"Bu..Miftah minta uang, tadi kata wali kelas, mulai minggu depan sudah diadakan les tambahan untuk persiapan UN" ujarku berbohong, padahal les tambahan dari sekolah itu gratis.

"Oh ya? Kamu harus rajin-rajin belajar ya Kak, jadi anak pintar biar kehidupan kamu lebih baik dari ibu dan ayah. Berapa bayarnya ?" Kata ibu menasehati

"Iya bu, siap. 150.000 bu, untuk 1 bulan. Les diadakan seminggu 4 kali, di hari Selasa Rabu, Kamis dan Sabtu" kataku

"Oh yaudah nih uangnya. Kamu harus makan yang banyak loh ya, minum vitamin biar badan tetep vit." Ibu menasehatiku dan menyodorkan 2 lembar uang seratus ribuan kepadaku

"Sisanya buat jajan atau ditabung ya sayang, kalau buat jajan jangan buat jajan yang macem-macem lo ya" ibu mengelus pucuk kepalaku, aku hanya mengangguk dan kembali ke kamar.

Untung Ibu tak curiga. Maaf in Miftah ya bu udah bohongin ibu, tapi Miftah terpaksa bu. Batinku lirih meminta maaf atas kebohonganku pada ibu.

Janda Mudaजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें