duapuluhtiga

3.3K 160 14
                                    

Update ulang!

Baca lagi!

Jangan lupa vote!

Jangan lupa koment!

"Brengsek!" Umpat Miftah dan kembali melayangkan tinju ke wajah Dova dengan membabi buta.

Teriakan histeris dari murid-murid perempuan menghiasi kelas VII A tersebut. Beberapa murid laki-laki mencoba melerai pertiaian mereka. Dova yang sudah kehabisan kesabaran pun ikut menghajar Miftah, tapi sayang, Miftah yang tengah kesetanan tetap memimpim adu jotos yang mereka lakukan.

Arinda panik dan begitu merasa ketakutan. Ditambah, kepalanya berdenyut nyeri, seakan kepalanya itu mengeluarkan asap dan siap akan meledak.

"Miftah, Jangan!"
"Miftah, ampun!" Jerit Arinda tiba-tiba.

Seketika, Miftah menghentikan aksi brutalnya dan menoleh ke belakang. Melihat tepat dimana Arinda berdiri dengan memegangi kepalanya. Arinda menangis tergugu dan berulang kali meneriakkan kata ampun dan menyebut-nyebut nama Miftah. Miftah dengan cepat memegang kedua pundak Arinda dan menguncangnya cukup keras, hingga Arinda sedikit tenang.

"Hey... Aku disini." Suara Miftah begitu lembut di telinga Arinda.

Arinda membuka matanya dan menatap Miftah, tatapan yang sangat sulit untuk diartikan.

"Aku disini. Aku gak akan apa-apain kamu. Aku janji" bisik Miftah dengan memeluk Arinda begitu erat

"Syhuuttt..." Sambil mengelus2 pucuk kepalanya.

"Astagfilullah! ADA APA INI?!" Teriakan menggelegar dari guru Bahasa Arab, bernama pak Rahmat itu menyentak semua pasang mata yang berada di kelas.

"MIFTAH AYODA! ARINDA MUTIA! KALIAN APA-APAAN PELUK-PELUK SEPERTI ITU?!"

Teriakan itu berhasil membuat Miftah dan Arinda melepaskan pelukan mereka dan sedikit menjauh serta menundukkan kepala, takut.

"Astagfirullah..." Desah pak Rahmat.

"Kalian bertiga! Ikut saya ke ruang BK! Titahnya menunjuk Miftah, Arinda dan Dova.

**

Ruang BK.

" ceritakan awal mula kejadian !" Kata Bu Indri, guru BK di SMP Garuda Bandung

"Dimulai dari kamu, Miftah!

" Dova yang mulai, Bu. Dia ganggu pacar saya, Arinda." Jawab Miftah, tanpa rasa takut dan bersalah.

"Astagfirullah..."

"Kamu sudah kelas tiga, Miftah! Untuk apa pacar-pacaran?!"

"Pacaran itu dosa! Zina!" Nasihatnya Bu Indri.

Miftah dan Arinda hanya menunduk diberi ceramah seperti itu. Andai Miftah bisa jujur, dia ingin berteriak dengan lantang kalau Arinda Mutiara adalah istrinya. Istri sahnya di mata agama dan juga negara.

"Lalu kenapa kamu peluk-peluk Arinda? Kalian bukan muhrim! Kalian bertiga sudah dijelaskan kan, bagiamana batasan-batasan berinteraksi dengan lawan jenis?!" Cerocos Bu Indri tiada jeda.

"Ya, Bu..." Jawab Miftah dan Arinda.

"Saya akan panggil orang tua kalian." Ucap Bu Indri.

"Dan kamu, Ridova Akbar!" Panggilnya tegas.

"Untuk apa kamu di kelas 1-A? Bukankah kamu kelas 2-E?" Tanyanya dengan memicingkan mata

"Sa... Saya cuma mau ngajak Arinda ke kantin, Bu." Jawab Dova gugub.

Janda MudaWhere stories live. Discover now