Part 54: Berbeda

97.3K 3.7K 22
                                    

Seorang gadis remaja sedang menangis di koridor salah satu rumah sakit yang ada di Jakarta. Setelah kejadian tabrakan yang terjadi didepan mata Nanad, Nanad tidak berhenti menangis.

"Nanad", panggil seseorang.

"Bunda", ucap Nanad melangkah menghampiri Vima dan memeluknya.

"Apa yang terjadi sayang?", tanya Vima.

"Re-reynand bun", ucap Nanad tak kuasa melanjutkan perkataanya.

"Reynand kuat Nak", ucap Vima.

"Ini semua pasti gara-gara Nanad. Udah dua kali Nanad bikin Reynand celaka. Maafin Nanad bunda", ucap Nanad.

Vima yang mendengarnya pun melepas pelukannya, dan memegang kedua pipi Nanad agar menatap kearahnya.

"Dengerin bunda sayang, ini semua udah takdir, kamu cukup berdoa, jangan salahin kamu sendiri. Reynand akan lebih sakit kalo liat kamu nangis gini", ucap Vima. Nanad yang mendengarnya pun hanya bisa menangis.

Tak lama ada beberapa teman Reynand yang menghampiri mereka.

"Gimana keadaan Reynand?", tanya Raihan tanpa basa-basi.

"Kata dokter luka Reynand cukup parah", ucap Nanad.

"Terus?", tanya Raden. Nanad hanya menangis tidak menjawab pertanyaan dari Raden.

"Udah sayang gak usah dipaksain. Jangan nangis mulu", ucap Vima.

"Reynand pasti marah liat lo cengeng gini", ucap Raya. Nanad yang mendengarnya pun menghentikan tangisannya.

"Kak Rifan mana?", tanya Nanad tidak melihat keberadaan Rifan.

"Ohiya. Setelah ngehubungin kita si Rifan langsung pulang ke rumahnya, katanya ada urusan penting sama keluarganya", ucap Raihan.

"Bunda mau liat Reynand dulu yah", ucap Vima. Semua pun mengangguk.

"Nanad mau ikut?", tanya Vima. Nanad hanya menggelengkan kepalanya, ia tidak akan kuat melihat Reynand terbaring di blangkar rumah sakit.

"Gimana kejadiannya Nad?", tanya Raihan.

"Nanad gak bisa jelasin", jawab Nanad menahan air matanya.

"Terus penabraknya mana? Gue hajar sekarang", ucap Raden.

"Gak ada", jawab Nanad.

"Kabur maksud lo?", tanya Raden. Nanad pun mengangguk. Dan mereka semua pun menahan emosinya.

"Nanad lo udah makan?", tanya Raya melihat wajah Nanad yang pucat. Nanad pun menggeleng sebagai jawabannya.

"Makan yah. Biar gue temenin", ucap Raya. Nanad pun menggelengkan kepalanya lagi.

"Nanti lo sakit Nad", ucap Raihan.

"Lo mau si Reynand bunuh kita gara-gara gak bisa jagain lo?", tanya Raden.

"Biarin Nanad sakit aja kaya Reynand", ucap Nanad meneteskan kembali air matanya.

"Kalo lo sakit siapa yang mau jagain Reynand?", tanya Raya sukses membuat Nanad terbungkam.

"Nanad pulang dulu, Nanad makan dirumah aja", ucap Nanad.

"Biar gue anter ya", ucap Raya. Nanad pun mengangguk.

Raya pun memberhentikan motornya didepan rumah Nanad.

"Makasih Kak. Kakak mau mampir?", tanya Nanad.

"Gak usah. Gue langsung pulang aja. Lo istirahat ya", ucap Raya. Nanad hanya mengangguk.

"Reynand di rumah sakit sama siapa?", tanya Nanad.

Nanad [END]Where stories live. Discover now