15-

4.6K 222 16
                                    


🍋🍋🍋

***

Asamnya kehidupan seperti jeruk
Emang😂😂

________________________________________________________

Tok..tok..tok..!

"Masuk!"

Zahra membuka pintu ruangan pak Herman sambil menghembuskan nafasnya dengan kasar. Pak Herman menoleh dan melihat seseorang yang membuka pintu ruanganya.

"Ada apa Zahra?" Tanya pak Herman.

Zahra duduk di depan pak Herman, lalu menyerhakan sebuah map misterius. "Apa Ini? Apakah ini rancanganmu yang baru? Cepat sekali kamu membuatnya!" Ucap pak Herman sambil membuka map itu.

"Bukan pak!"

"Lalu?"

"Bapak, baca saja dulu!" Pak Herman mulai membaca isi surat itu, pak Herman membelalakan matanya lalu memandang Zahra.

"Kamu mau mengundurkan diri?" Tanya pak Herman tak percaya, Zahra menganggukan kepalanya yakin.

"Tapi.. Kenapa? Apa gaji yang saya berikan kurang?"

"Tidak pak," Jawab Zahra.

"Lalu Kenapa?" Tanya pak Herman lagi, sebisa mungkin dia harus mempertahankan Zahra, karena dia adalah aset perusahaan.

"Begini pak, saya ingin memulai semua dari nol! Menurut saya jabatan yang saya terima ini.. belum sanggup saya tangani, dan saya juga sudah memikirkannya matang-matang!" Jawab Zahra.

Pak Herman tak percaya dengan ucapan Zahra, Zahra adalah seseorang yang pekerja keras demi karirnya sampai diatas. "Bukannya kamu memang menginginkan jabatan kamu yang sekarang? Saya tidak percaya bahwa alasan kamu hanya itu!"

"Dulu saya memang menginginkannya, tapi sekarang saya ingin mencari hal yang baru, suasana baru. Saya pernah membaca sebuah buku, 'berhentilah saat kau sedang diatas' dan baru-baru ini saya ingat kalimat itu!"

"Apakah ini ada hubunganya dengan Sindy?" Tanya pak Herman mencoba memastikan.

"Sindy? Memangnya Sindy kenapa?"

"Bukannya Sindy merebut pacar kamu? itu sebabnya kamu keluar dari perusahaan saya!" Zahra tersenyum mendengar ucapan pak Herman.

"Salah satu alasannya memang Sindy, tapi bukan karena dia merebut pacar Saya! Tapi karena hal lain,"

"Hal lain apa?"

"Maaf pak, saya tidak bisa memberitahukan bapak!" Pak Herman menghela nafasnya, bagaimanapun dia harus menerima keputusan Zahra.

"Baiklahh.. dengan berat hati Saya harus melepas karyawan yang bertalenta seperti kamu!" Zahra bangkit dari duduknya.

"Terimakasih pak, saya izin mengambil barang-barang Saya! Terimakasih saya senang bisa bekeja dengan bapak," Zahra menjabat tangan pak Herman dan pergi mengambil barang-barangnya.

Karyawan lain memandang Zahra saat dia mengemasi barang-barangnya. "Zahra? Kamu kenapa mengemasi barang-barang kamu?"

"Alahh.. pasti dia dipecat! Iya kan?" Ucap Sindy yang tiba-tiba datang. Zahra tidak ingin meladeni dan fokus mengemas barangnya.

Because Love [END]Where stories live. Discover now