29- Extra part

8.7K 215 15
                                    

Sebenarnya aku bingung dan penasaran kenapa ada yang komen minta Extra part. Padahal kalau dilihat-lihat ceritanya membosankan, klasik, gak asik. 🙄

Pas nulis ini juga antara niat ga niat sih, tapi ada juga ya yang baca 🙄 wkwk. Padahal aku nulis, cuma iseng pake nama temen Haha.

Tapi terima kasih sudah meramaikan lapakku ini, notifikasi yang masuk dari vote dan komen kalian sungguh membuatku Bingung dan Terhura 😭🙄

Xiexie, Gomawo, thank you untuk dukungan kalian.😣

Selamat membaca Extra part yang sudah aku tulis ini.😚😚

*****

Zahra menatap mata Zain dengan pandangan bingung setelah ciuman Zain di keningnya terlepas, "Senyuman aku?" kata Zahra yang diangguki oleh Zain.

"Jadi kamu cinta sama aku semenjak kita ketemu di rumah aku?" tanya Zahra lagi, Zain menggelengkan kepala.

"Sebelumnya, kita pernah ketemu kok. Eh, nggak. Aku yang gak sengaja merhatiin kamu. Waktu itu kamu lagi jalan di lobi apartemen, wajah kamu terlihat bahagia, penuh harapan. Aku jadi ikut tersenyum juga, waktu itu aku berpikir, cuma seseorang yang berarti yang bisa buat gadis cantik itu tersenyum seperti itu," Zahra diam mendengarkan kata-kata Zain. Memikirkan kejadian yang sudah terlupa olehnya, entah respon apa yang akan diberikan Zahra nanti setelah Zain selesai bercerita.

"Andai saja aku yang jadi Pria itu, pasti aku sangat bahagia. Lalu, aku liat kamu lagi duduk dan menangis, dan saat aku tanya tiba-tiba aja kamu pingsan,"

"J-jadi kamu yang nolongin aku waktu itu? Kenapa langsung pergi?" tanya Zahra yang menyela ucapan Zain.

"Pengennya sih nemenin gadis cantik itu, tapi waktu itu aku ada urusan, jadi langsung pergi. Berharap ada cowok yang nemenin kamu ya? Harusnya aku temenin kamu aja ya dulu, kalau tau bakalan jadi isteri aku,"

"Apaan sih! Sejak kapan kamu jadi tukang gombal?" tanya Zahra dengan pipi yang mulai memanas.

"Sejak ..." Zain menggigit bibir bawahnya sambil tersenyum nakal, Zahra yang melihat Zain yang seperti itu membuat jantungnya berdebar. Sejak kapan suaminya yang pendiam itu jadi seperti ini.

Zain mendekatkan wajahnya ke wajah Zahra, lalu berbisik pelan, "Rahasia," Zahra langsung memberikan lirikan mata tajam, sedangkan Zain tersenyum sambil mengamati wajah Zahra yang cantik.

Ternyata Zain terlihat manis kalau sedang memakai kacamata. Akh, ternyata suaminya sangat tampan jika diamati lebih lama.

Dengan inisiatifnya sendiri, Zahra mendorong kepalanya pelan dan menyentuhkan bibirnya dengan bibir Zain, hanya beberapa detik lalu melepasnya.

"Udah malem, waktunya tidur." Zahra segera berbaring membelakangi Zain untuk menyembunyikan wajahnya yang semakin memerah. Kecupan selamat malam itu berhasil membuat Zain diam melongo.

Ternyata cara yang baru saja dia pelajari lewat Andini dan internet itu berhasil. Andini pernah mengatakan dengan menggoda Zahra bisa membuat hubungan mereka semakin dekat, seperti yang dia lakukan barusan. Meskipun ada rasa canggung dan malu saat melakukan itu, Zain tetap melakukannya dan semoga saja Zahra tetap merasa nyaman denganya.

Zain berbaring di samping Zahra, lalu mendekap tubuhnya. Memberikan rasa hangat dan menenangkan untuk Zahra.

"Selamat malam,"

"Hm." gumam Zahra yang masih belum terlelap.

****

Mata Zahra terbuka, dia mengerjapkan mata yang terasa berat karena masih mengantuk. Diliriknya jam dinding yang ada di kamarnya dan juga Zain. Ternyata masih ada tiga jam sebelum matahari terbit. Zahra merasakan tangan seseorang di atas pinggangnya, lalu menghadap ke orang itu.

Because Love [END]Where stories live. Discover now