18-

4.3K 214 17
                                    

***

Nina pulang dari kantornya dengan muka yang sangat lelah, badanya terasa pegal-pegal  karena terlalu lama duduk di depan komputer. Seminggu ini Zahra tidak menelfon dirinya, Nina juga tidak menerima telefon dari orang tua Zahra.

"Tumben, Zahra nggak nelfon seminggu. Mungkin gara-gara patah hati jadinya menyendiri," Batin Nina yang duduk di atas sofa.

Nina segera mandi untuk menyegarkan tubuhnya dan duduk kembali di atas sofa sambil membuka akun Instagram, dia mencari informasi tentang konser BTS yang akan di selenggarakan. Nina juga membuka akun milik artis korea Lee jong suk, tipe pria yang Nina idam-idam kan.

Ting.. tongg..

"Aduhh.. siapa sih, ganggu gue mandangin suami gue aja!" Nina melempar ponselnya dan berjalan membukakan pintu rumahnya.

"Zahra? Ngapain lo kesini?" Zahra langsung masuk ke dalam rumahnya sambil membawa menarik koper kecil. Nina memandang Zahra dengan tatapan bingung, dia segera menutup pintu rumahnya.

"Gue, nginep di sini Nin."

"Iye, serah. Udah ijin kan lo?" Zahra menggelengkan kepalanya, tanganya langsung mengambil ponsel Nina yang ada di sebelahnya.

"Apaan nih? Foto Lee Jong Suk semua, aelah Nin.. kalau cari tipe cowok yang gampang aja, jangan ketinggian hu.." Ejek Zahra.

"Apaan sih lo, biarin! Gue kan cuman kagum doang, nggak cinta mati kek elo!" Sindir Nina tajam. Zahra mendengus sebal.

Zahra megotak atik ponsel Nina, "Ponsel gue lo apain?" Tanya Nina penasaran.

"Bu, Zahra nginep di rumah Nina. jadi nggak usah khawatir." Zahra langsung mematikan panggilannya dan menyerahkan ponsel Nina.

"Ponsel elo kemana?"

"Hilang, pas gue nginep di Villa."

"Eh, Ra. Lo beneran di jodohin?" Zahra mengangguk.

"Lo beneran nggak mau Ra? Dengan cara itu mungkin elo bisa ngelupain Angga!" ucap Nina.

"Gue.. gue takut kalau di jodohin sama orang yang salah Nin, akh.. gue harus gimana?" tanya Zahra.

"Zahra, orang tua lo nggak mungkin jodohin sama orang yang salah, mereka juga pasti liat latar belakang menantu mereka kalik, malah mereka lebih berpengalaman dari pada elo! Gue yakin, elo belum bisa move on dari Angga kan? Mungkin dia jodoh elo Ra, mungkin ini salah satu jalan buat elo untuk bisa ngelupain Angga." Zahra diam mencerna ucapan Nina.

"Yaudah, mending lo pikirin dulu.. gue cari makan dulu ya, lo pasti laper kan?" Zahra mengganguk sambil tersenyum.

Keesokan paginya Zahra pulang ke rumahnya, Ayahnya duduk santai membaca koran sambil meminum kopi. Dan Ibunya yang sedang memasak di dapur.

"Zahra, Ayah telfon kok nggak diangkat? Ponsel kamu kemana?" Tanya Ayahnya sambil berdiri lalu mengampiri Zahra.

Beberapa saat Zahra menatap Ayahnya lalu memeluknya dengan erat, Vihan langsung terkejut dan bingung dengan sikap putrinya.

"Ada apa Sayang? Tumben peluk-peluk Ayah,"

"Yah, maafin Zahra.. kalau Zahra pernah buat salah sama Ayah. Maafin Zahra kalau pernah buat Ayah kecewa,"

"Enggak sayang, Zahra putri kebanggaan Ayah. Mana mungkin Ayah kecewa sama Zahra, " Ucap Vihan memeluk putrinya lagi.

"Yah?" Panggil Zahra.

"Iya, ada apa?"

"Em.. Zahra.. mau Yah, Zahra.. mau nerima lamaran dari om Alzi." Vihan tersentak kaget mendengar ucapan Zahra.

"Apa? Ayah nggak salah dengerkan?" Ucap Vihan mencoba memastikan, Zahra menggeleng sambil tersenyum. Ayahnya langsung menghampiri Ibunya untuk memberitahukan kalau Zahra setuju untuk di jodohkan.

"Kalau Ayah se gembira itu, pasti pilihan Ayah orang yang baik. Semoga dengan ini aku bisa melupakan dia," Batin Zahra mencoba tersenyum.

***

Orang tua Zainudin datang ke rumah Zahra untuk melaksanakan pertunangan, setelah mendengar penuturan dari Zahra, Vihan langsung mengabari sahabatnya untuk segera melamar Zahra.

Setelah selesai, Nissa menyuruh Zahra mengajak Zainudin berkeliling rumah sekaligus agar mereka semakin dekat.

"Zahra,"Panggil Zain

"Iya?"

"Kamu, serius menerima perjodohan ini?" Zahra diam.

"Iya, aku yakin! Dan aku memilih kamu untuk menjadi pendamping hidup aku,"kata Zahra membuat Zain tersenyum.

"Terimakasih,"ucap Zain menatap Zahra dengan lembut.

Hari pernikahan mereka pun sudah datang, mereka duduk di pelaminan sambil menyalami tamu undangan yang datang. Nina sangat senang bisa melihat Zahra menikah dan sepertinya mulai melupakan Angga, walaupun Zain tak sekeren Angga Nina yakin Zain bisa membuat hati Zahra luluh.

"Kok gue, kayak pernah liat muka suaminya Zahra ya? Di mana gitu!"Batin Nina.

Saat Nina sedang berjalan dia menabrak dada bidang seseorang, Nina mendongakan kepalanya dan terkejut saat melihat penampakan makhluk yang membuatnya kesal setiap pulang bekerja.

"Pak Raka, kok bapak bisa di sini?"Raka menatap Nina dengan datar.

"Saya di undang kenapa tidak boleh datang?" Jawab Raka dengan suara dingin.

"Siapa yang mengundang bapak?"

"Sahabat saya sendiri!" Nina langsung terkejut, ternyata Zainudin adalah sahabat dari boss brengseknya ini.

"Baiklah kalau begitu Pak, saya permisi dulu." Ucap Nina tersenyum manis, ingin segera pergi jauh-jauh dengan boss yang sangat mengesalkan ini. Tangan Nina langsung di cengkram oleh Raka sebelum Nina pergi.

Nina tersenyum terpaksa, "Ada apa lagi Pak?" Raka menarik tubuh Nina sampai sejajar denganya.

"Temani saya, Saya tidak kenal semua orang yang ada di sini." Ucap Raka lirih sambil memegang bahu Nina.

"Apa? Pak, Tapi.."

"Diam, atau gaji kamu saya potong!"

"Apa?" Teriak Nina dan langsung di bungkam oleh Raka, Nina terpaksa menemani Raka.

"Ugh! Dasar boss brengsek!" Batin Nina dalam hati.

"Kalau mau mengumpatin saya di hadapan saya saja, nggak usah di dalam hati!" Ucap Raka, Nina yang mendengar itupun langsung membulatkan matanya.

"Kok, dia..?" Batin Nina

Bersambung

****

🌾30 Maret 2019🌾

Salam Manis Arek Kediri 😚😚

Because Love [END]Onde histórias criam vida. Descubra agora