BAB 4

10.7K 265 2
                                    

Baru sekali Sekar menekan bel pintu apartement Oscar sudah terbuka.

"Haii!"sapa Sekar begitu melihat wajah Oscar muncul.

"Hai!"Oscar melebar kan pintu ,"Apa kau bawa bubur dari nenek lagi?"

"Ya..."Sekar masuk dan meletakannya di meja " Baiklah, Oscar itu buburnya silakan di makan!"

"Apa aku bisa membawa box tempat bubur yang kemarin Oscar?"

"Ya, sebentar" Oscar berjalan kedapur mengambilnya tak lama ia kembali " ini," diberikannya ke tangan Sekar.

"Baik lah, aku pamit," ucap Sekar berjalan ke arah pintu.

"Sekar!"seru Oscar.

"Ya,"Sekar berbalik memandang Oscar.

"Mau kah sarapan bersama ku?"

"Baik lah,"Sekar tak bisa menolak tawaran Oscar karena di juga senang bisa lebih lama dengan Oscar.

"Sekar, bagaimana kalau kita malam ini nonton ada film bagus, kau mau?"

"Ingat kau punya janji padaku?" sambung Oscar.

"Janji?" ulang Sekar mengerut kan dahi" Aku tidak pernah berjanji apa pun pada mu?"

"Sudah lah mungkin kau lupa, hem jam berapa kau pulang dari rumah Nenek ?"

"Biasanya jam 5 atau paling lama jam 6 sore aku sudah pulang, kenapa kau bertanya?"

"Kau Lupa lagi? Baiklah aku ingat kan kau ada janji nonton dengan ku Sekar,"

"Baik lah, aku akan tepati janji yang tidak pernah ku ucap kan itu,"

Oscar tersenyum sambil melahap bubur nya.

Selesai sarapan, Sekar membersikan meja dan mencuci piring, Sekar melangkah ke ruang tamu dan melihat Oscar mondar mandir seperti mencari sesuatu.

"Kau mencari sesuatu?" Sekar mengambil tasnya dari kursi meja makan.

"Aku lupa dimana meletakan handphone ku, apa kau bisa membantu ku?"

"Kau saja tidak bisa menemukannya, apa lagi aku?"

"Bisa aku pinjam handphone mu?"

Sekar tersenyum.

"Sekar aku pinjam handphone mu bukan meminta senyum mu?"

"Aku tau maksud mu, kau mau menghubungi nomor mu kan?"

Oscar mengangguk semangat.

"Tapi...,"Sekar berhenti sebentar "Pulsa ku tidak cukup "Sekar cengengesan.

"Apa?" sahut Oscar kaget.

"Kalau untuk mengirim pesan aku rasa pulsaku masih cukup, sebutkan nomor mu biar aku kirim kan pesan"

"Baik lah...08xx xxxx xxxx"

Sekar terlihat sedang memain kan handphonenya

"Sudah, apa kau mendengar suara handphone Oscar?"

"Tidak." sahut Oscar pura pura prustasi.

"Ya sudah, nanti aku ingat-ingat lagi di mana aku meletakannya," ucap Oscar.

"Kalau begitu aku pamit, pak jaka sudah terlalu lama menunggu ku"

Oscar tersenyum menutup pintu, sebenarnya Oscar tidak lupa meletakan handphonenya, itu hanya alasannya karena dia malu untuk meminta nomor langsung pada Sekar, Oscar mengambil handphone di atas tempat tidur dan membuka pesan.

"Hey handphone, Oscar mencari mu!" baca Oscar dan di tak bisa menahan tawanya.

"Sekar, Sekar kau ada ada saja,"Oscar bicara sendiri.

Oscar keluar dan berangkat ke kantor dengan senyum mengembang di bibirnya.

***********

Sekar melihat jam yang bertengger di tangannya "udah jam 5"ucap nya.

"Mengapa aku merasa senang" pikir Sekar.

Setelah pamit pada Nenek, Sekar melangkahkan kakinya keluar gerbang dan berjalan menuju halte,
Cuaca mendung dan mulai hujan rintik rintik Sekar mempercepat langkahnya hampir berlari, Sekar mengeringkan wajah nya dengan tisu saat dirinya sudah berdiri di halte.

Sekar merasa handphonenya bergetar dia mengambilnya dari dalam tas ternyata pesan dari nomor tidak di kenalnya " haiii masuklah ke mobil yang di depan mu!" baca Sekar dengan wajah bingung dan melihat mobil yang berhenti di depannya, Sekar memalingkan wajahnya agar tidak melihat mobil tersebut sampai suara klekson mengagetkannya, dan melihat Oscar melambai kan tangan di jendela mobil nya yang terbuka.

Oscar memberi isyarat agar Sekar masuk ke mobilnya dan Sekar pun mengerti.

"Itu tadi nomor ku, save yaa"ucap Oscar melajukan mobil dan hanya melirik Sekar sebentar.

Sekar mengangguk.

"Kau suka film apa action? drama komedi atau horor?yang mana hem?"

" Bukan kah tadi kau bilang ada film bagus yang kau tau? ya sudah nonton itu saja"

"Itu film romantis, apa kau mau?

"Kalau begitu horor saja"pilih Sekar.

Diperjalan pulang Sekar menguap beberapa kali.

"Kalau kau memgantuk tidur saja,"

"Bagaimana kau tau rumah ku di mana kalau aku tidur?"

"Bilang saja alamat mu, dan kau boleh tidur bagaimana?" saran Oscar.

Sekar mengangguk dan mengatakan alamatnya pada Oscar, tak lama dia tertidur.

Setelah sampai didepan rumah Sekar, Oscar tidak langsung membangunkan Sekar dia memandangi wajah Sekar saat tertidur.
Oscar merasa hidungnya gatal dan diapun bersin membuat Sekar terbangun.

Sekar memperbaiki duduk nya" Sudah sampai?" tanyanya langsung.

"Sudah,"

"Kenapa tidak membangun kan ku?"

"Baru saja aku ingin membangunkan mu, tapi kau sudah bangun duluan," ucap Oscar bohong.

"Untung saja suara bersin mu membangun kan ku, bilang trima kasih pada nya, kalau tidak mungkin kau tidak akan membangunkan ku?" ucap Sekar.

"Iya benar sekali, aku memang tidak akan membangunkan mu, bila perlu sampai pagi" Balas Oscar tertawa.

"Trima kasih Oscar, selamat malam"Sekar turun dari mobil " hati-hati ya!"sambung nya sebelum menutup pintu mobil.

Oscar pun melajukan mobil nya meninggal halaman rumah Sekar.

Oscar semakin yakin dengan perasaannya pada Sekar, semakin lama Oscar semakin mengingin kan Sekar untuk selalu ada di hari harinya.

Oscar berencana secepat nya mengatakan perasaan nya pada Sekar dan meminta restu pada neneknya,
Oscar merasa sudah saat nya dia untuk menikah ,walau dia masih ragu apakah Sekar punya perasaan yang sama dengannya.





                               *************







#SEKAROSCAR❤







SEKAR ( Complete )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang