Bab 16

4.8K 122 0
                                    

"Dia.......sudah beristirahat dengan damai"  lanjut Erkan pelan

"Maksud nya?" Kian bertanya walau sebenar nya dia paham apa maksud ucapan pria itu  tapi hatinya tidak menerima. 

" Setahun yang lalu" terang Erkan lagi

Tubuh Kian bergetar air mata nya menetes tanpa jeda di pipi nya kakinya terasa lemas dia yakin saat ini tidak dapat berdiri ,kakinya tak akan kuat menopang tubuh nya apa lagi saat ini dia sedang hamil besar, Kian menarik nafas mengatasi sesak di dada nya,tak pernah ada dipikiran bahwa kakak nya tidak ada lagi untuk selamanya, sesekali di hapus nya air mata nya dengan tangan nya.tapi air mata nya terus mengalir.

Erkan menunjukan foto pernikahan dia dan Kintan yang di simpan nya di dalam dompet
Melihat nya dada Kian semakin sesak dia ingin berteriak namun di tahan nya dengan menggengam tangannya kuat.

"Kami mempunyai putri nama nya Seren"Erkan terus melanjutkan ceritanya dia tahu wanita yang di depan nya ini masih dapat mendengar ceritanya walau sedang menangis.

Kian tidak bisa berkata kata lagi badan nya lemas tak berdaya ,bayangan tentang kakak nya berputar di dikepalanya" bagaimana perasaan Sekar dan Sena saat tahu tentang ini" batin Kian.

"Apa saya bisa bertemu Sekar dan Sena?"

"Buat apa?" Kian menjawab masih dengan air mata di pipi nya

Kian menarik nafas dan menghembuskan nya berlahan berusaha menetralkan dadanya terasa sesak menghapus air matanya yang masih mengalir di pipi menegakkan duduk nya sambil mengelus perut besar nya " Untuk apa?" ucap Kian lagi penuh penekanan.

"Putri kami ingin bertemu dengan saudaranya"

"Beri saya waktu buat cerita pada mereka tentang semua ini" Kian berdiri dengan sebelah tangan memegang perut besar nya " Saya permisi" pamit Sekar  pergi dari hadapan Erkan.

Tak lama Kian keluar dari Cafe, Erkan pun keluar dari bangunan yang sedang ramai pengunjung itu dia berniat mengikuti Kian dan niatnya benar benar di lakukan nya begitu melihat Kian menaiki Taxi Erkan langsung masuk kemobil yang di sewa nya dan mengikuti arah taxi Kian menuju.

Erkan berhenti di seberang sebuah toko bunga tempat kian turun dari Taxi, bukan kah ini tempat waktu itu dia menjemput Seren dan kalau tidak salah ingat nama pemilik Toko itu Sekar, sekarang Erkan yakin pemilik Toko ini adalah Putri dari istrinya Kintan yah dia yakin seratus persen,dia yakin Seren akan gembira bila keinginan nya  terwujud ternyata wanita yang pernah di temui nya waktu itu memang kakaknya.

Kian masuk ke Toko bunga itu dan membuka pintu kaca bening setelah dia membayar uang pada supir Taxi yang mengantarnya dengan selamat dan tidak mengebut.

" sore tante....... " sapa Fika riang saat melihat Kian masuk.

"Sore juga Fika" sahut Kian ramah " apa Sekar ada didalam?" Menunjuk kearah ruangan Sekar.

Fika mengangguk "ada,masuk aja tante"

Kian tersenyum pada Fika sambil mengangguk ,Kian berjalan menuju ruangan Sekar dan membuka pintu yang berwarna putih itu, warna putih memang warna favorit Sekar.

" Sekar anak mama" panggil Kian saat melihat Putrinya, tidak salah  kan?sekarang Sekar dan Sena benar benar menjadi putrinya karena kak kintan sudah tiada di dunia ,walau mereka tidak lahir dari rahim nya tapi Kian sangat menyayangi mereka terlebih mereka putri dari kakak nya yang amat di sayanginya walau kecewa dengan tindakan kakaknya yang meninggal kan putrinya saat itu tapi sekar tidak marah pada Kakaknya ,kenyataan kakak nya tidak akan kembali membuat air mata Kian jatuh lagi dan mengalir di pipi nya

" Mama "Sekar beranjak dari duduk nya dan memeluk Mamanya dari samping takut menekan perut besar mamanya tempat tinggal adik nya sebelum nanti lahir kedunia ini,Sekar tidak sabar untuk melihat nya.

SEKAR ( Complete )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang