[26.] How To Love You? pt.2

12.2K 1.2K 237
                                    







Hal yang terasa saat aku melihatnya terpuruk hanyalah rasa sakit. Aku sering melihatnya terpuruk, aku bahkan sering melihatnya kehilangan semangat. Tapi setiap aku melihat dia seperti itu, sejenak aku berfikir.

Untuk apa aku ada di sampingnya jika aku tidak bisa membuatnya tersenyum?

Seperti hal yang sia-sia, aku hadir di dalam hidupnya. Aku menjadi orang terdekatnya dan akulah orang yang dia percaya, tidak mampu membuatnya bahagia. Yang ada aku hanya menambah beban yang dia miliki.

Sejujurnya aku memiliki banyak pemikiran tentangnya. Tentang dia yang menjadi pusat perhatian, tentang dia yang menjadi incaran semua orang, tentang dia yang mampu membuat orang jatuh cinta dengan matanya. Semua tentang dia,

Aku takut,

Aku resah

Dan aku khawatir

Takut kehilangannya, bagaimana denganku jika nanti dia pergi meninggalkanku. Apa aku bisa melanjutkan apa yang selama ini aku lakukan bersamanya.

Resah dengan semua keadaanku dan keadaannya, lingkungan yang sama sekali tidak mendukung membuat hubungan kami kadang menjadi renggang, dan semu itu membuatku khawatir

Khawatir jika nanti orang-orang di sekitar kami memaksa kami untuk mengakhiri hubungan kami. Membuat kami berpisah dengan cara kotor yang mereka miliki.

Apa aku salah jika aku menginginkannya melebihi apapun yang ada di dunia ini?

Karir yang sekarang aku jalani. Kesuksesan yang ada padaku, semua tak lepas darinya. Semua bersumber darinya.

Dia yang memberiku semangat,

Dia yang memahamiku

Dia yang mendorongku

Dia yang selalu ada untukku,

Hanya dia dan dia.

Kurasa semua orang tau bagaimana diriku dan dirinya. Kedekatan kami semenjak kami masih menjadi trainee. Kurasa semua orang tau itu. Dan aku yakin jika mereka memang mencintai kami, aku yakin mereka juga tau bagaimana aku memujanya. Bagaimana aku menjadi pengemarnya. Bahkan sudah menjadi rahasia umum jika aku menyukainya.

Tapi kenapa,

Kenapa mereka tidak mengerti tentang kami, tentang bagaimana kedekatan kami.

"Jaehyun"

Aku tersenyum saat mendengar nama itu keluar dari bibir manisnya. Menunduk untuk menemukan wajah cantiknya, aku memberikan senyum termanisku padanya. mencoba untuk membuat mood dia baik saat ini

"Ada apa Hyung?"

"Dingin"

"Aku akan memelukmu lebih erat, tidurlah lagi"

Seperti perkataanku, aku memeluknya. Mendekapnya dengan begitu erat, mataku masih tidak lepas dari wajahnya. Sedikit sedih saat melihat matanya yang bengkak karena menangis sedari tadi. Semua salahku, aku yang membuatnya menangis. Jika saja aku bisa lebih cepat bersikap, pasti aku tidak akan melihat semua ini.

Tanganku perlahan ku gerakan untuk membelai pipinya, menyentuh matanya. Bibirku tidak pernah lepas dari kepalanya, memberikan kecupan di rambut hitamnya. Tanganku masih memeluknya dengan begitu erat.

Warna langit sebentar lagi akan berubah menjadi merah. Tanda jika sebentar lagi matahari akan menghilang. Tapi aku tidak peduli dengan semua itu. Aku masih ingin disini, bersamanya dan memeluknya.

Setelah tadi aku mengerjarnya sampai ke rooftop perusahaan ini, hingga saat ini kami berdua tidak kembali ke ruang latihan. Bahkan ponsel kami sengaja kami matikan. Kami hanya ingin bersama. Menghabiskan waktu berdua sampai hati kami kembali tenang. Terutama hatinya yang sempat sakit karena ku.

Daily JaeyongWhere stories live. Discover now