18. Jealous (1)

2.2K 289 45
                                    

"Kap-" ucapan dan langkah gadis itu terhenti ketika ia menangkap sesosok gadis di dalam ruangan Levi bersama dengan si pemilik nya. Tak maksud menguping tapi ia tak sengaja mendengar apa yang mereka bicarakan.

Wajah Levi terlihat lembut dan tenang tapi mengapa jika dihadapan dirinya wajah tenang itu tidak ia tunjukan padanya?

(Name) mengakui kecantikan gadis itu bak seorang bangsawan tapi ia tidak terima gadis itu berdekatan dengan Levi walau ada meja yang menengahi keduanya.

"Aku ingin menjadi bagian squad mu, kapten Levi." Ucap gadis yang bersama Levi dengan pelan. (Name) mengepalkan tangan menunggu jawaban Levi.

Pria berpangkat kapten pasukan itu menghela nafasnya. Ia meletakkan kembali cangkirnya diatas meja.

"Bukan kah squad Erwin sudah sangat kuat dibanding squad anak anak ayam ku?"

Apa katanya? Anak ayam? Jadi selama ini Levi menganggap anak buah nya seperti itu? Kurang ngajar.
(Name) mengelus dada menetralisir amarahnya.

Gadis itu menggeleng, "aku ingin berada di squad mu saja."

"Kenapa?"

Ia terdiam cukup lama, berhasil membuat jantung (name) berdegup dua kali lipat dari sebelumnya.

"Ka...karen aku..."

Cepatlah jawab ayo cepat jawab!

Gadis itu mengangkat kepalanya menatap Levi. Dapat (name) lihat wajah nya memerah, dan ia sudah menarik kesimpulan dengan apa yang akan terjadi selanjutnya.

"Karena aku menyukai kapten Levi!"

《☆☆☆☆☆》

Levi kembali ke barak seorang diri. Gerakan tangan (name) yang tengah merajut terhenti sejenak demi melihat sosoknya namun beberapa saat kemudian ia kembali melanjutkan aktivitasnya yang tertunda.

Levi tak tau dengan kondisi perasaan (name) padahal sudah sangat jelas gadis cantik itu tengah mendiami dirinya.

"(Name)."

Panggilan nya tak mendapat respon, yang di panggil tetap memfokuskan dirinya pada sebuah rajutan. Bukan Levi namanya jika menyerah diawal, ia membenarkan posisi duduknya menjadi tegap, kepalanya menoleh menatap (name).

"Sejak kapan kau menjadi tuli?"

Lagi lagi gadis itu terdiam tak memedulikan nya. Levi menghela nafas, ia faham bahwa gadis ini tengah marah padanya namun ia tidak tau alasan dibalik marahnya gadis ini.

"Ada apa dengan mu?"

"Memang nya aku kenapa?"

Sebuah pertanyaan dijawab oleh pertanyaan kembali. Levi menghela nafas kembali.

"Apa aku berbuat salah?"

"Memangnya kau merasa begitu?" Tanya (name) tanpa melihat dirinya.

"Tidak."

"Yaudah."

"Apa?"

"Yaudah kau tidak berbuat salah."

Levi menutup kedua matanya, memejamkan nya beberapa saat lalu membukanya kembali. Susah menghadapi gadis ini jika sedang dalam keadaan mood tidak baik.

I'm Gone Or You? {END}✔Where stories live. Discover now