22. Beriszl

2.2K 266 63
                                    

Tujuh bulan lagi manusia terkuat ini akan menimang seorang bayi. Kedua tangan yang biasa memegang pedang itu akan beralih menimang bayi, ia bahkan masih tidak mempercayai kabar bahagia ini.

Di tatapnya (name) dengan wajah datar namun kedua mata tajamnya menyembunyikan banyak perasaan. Ia mendekat mengelus rambut (name) lalu mencium keningnya lembut.

"Kau senang?" Tanya istrinya tiba-tiba.

"Pertanyaan konyol."

"Aku serius bertanya." Balas (name) tak ingin kalah.

"Aku juga serius mengucapkan nya."

Alhasil gadis itu hanya memutar matanya jengah. Ia kembali meneruskan kegiatan menyulamnya seraya menemani Levi menikmati udara pagi.

Tatapan Levi pada koran teralih ketika Hanji dan Erwin melintas di depan rumah mereka. Fikiran buruk segera menghampiri otaknya. Tidak dapat di pungkiri lagi bahwa Hanji pasti akan mengejek nya terus menerus.

"Yo Levi~ bagaimana kabar mu dan (name) juga. Apa akhir akhir ini ada keluhan?"

"Sedikit. Mual muntah, tidak ingin makan, kumat, marah tidak je-"

"Apa? Kumat kau bilang? Apa maksud mu?" Potong (name) cepat.

"Ini contohnya. Kumat marah tidak jelas."

(Name) meletakkan rajutan nya diatas paha seraya melempar tatapan sebal pada Levi.

"Jadi begitu? Begitu? Baiklah. Aku masuk."

Wanita hamil ia melupakan bagian terpenting nya bahwa wanita hamil tak bisa dibuat stres sekecil apapun. Levi menghela nafas menatap kepergian istrinya, ia menatap Hanji dan Erwin yang hanya mengangkat kedua bahu mereka. Mengisyaratkan kalau mereka tidak ikut campur dalam kemarahan seorang wanita hamil.

"Jaga bicara mu dia sangat sensitif." Saran Erwin

"Padahal usia kandungan nya baru tiga bulan." Bela Levi tak ingin disalahkan.

Hanji terdiam sejenak, berfiki. "Mungkin sifat mu sangat dominan pada janin (name)? Mengingat kau aneh dan tukang marah tidak jelas. Main hantam saja kan?"

"Mungkin." Suara Erwin menambah suasana hati Levi menjadi tidak karuan.

Bertemu dengan kedua rekan nya ini sama sekali tidak membuahkan jawaban. Ia lagi-lagi menghela nafas dan memilih mencoba menenangkan (name).

"Kalian masuk lah jika masih ingin berkunjung." Levi bangkit dari kursinya lau berjalan masuk ke rumah.

"Dengan senang hati papa Levi."

"Shut up!"

《♡◇♡◇♡◇♡◇》

Tidak ada yang terjadi semuanya berjalan dengan tenang setidaknya untuk hari ini. Istrinya tak lagi mengeluh ini itu yang setiap harinya membuat ia pening bukan main.

Usia kehamilan nya sudah memasuki tujuh bulan. Terbilang cepat untuk seorang prajurit yang akan menimang seorang bayi. Penampilan (name) juga berubah drastis. Ia tak henti henti nya terpana dengan perutnya yang bucit membesar itu.

Levi mengelus perut (name) dari belakang mencari pergerakan dari sang janin. Ia ingin tahu bagaimana rasanya menyentuh sebuah pergerakan kecil dari perut (name).
Tiba-tiba tangan (name) menarik tangan Levi dan mengarahkan nya ke tempat dimana janin itu sedang bergerak. Senyumnya seketika merekah, ia mencium leher (name) sebagai ungkapan rasa bahagia.

I'm Gone Or You? {END}✔Kde žijí příběhy. Začni objevovat