Stupidity

2.6K 426 90
                                    

Singto mengganti pakaiannya setelah seharian bekerja, 3 pelanggan dengan tingkat kesulitan tattoo yang tinggi dan rumit membuat matanya lelah. Ia butuh relaksasi malam ini, beruntung sekali teman-temannya datang dan mengajak Singto untuk sedikit menghilangkan penat di club yang memang biasa mereka datangi, jika semua temannya kembali ke Bangkok.

"Boss, kunci motor mu" Tay datang ke ruangan Singto tanpa permisi, sudah biasa bagi Singto dengan kelakuam Tay.

"Kau bawa kendaraan Phi?"

"Bagaimana aku bisa membawa motor ku dan motor mu sekaligus, memangnya aku sedang akrobat"

"Nahh... Itu yang juga akan aku tanyakan, bagaimana bisa aku membawa motor sekaligus mobil ku? memangnya aku sedang sirkus"

"Hubungannya apa dengan sirkus?"

"Entahlah, kau sambung-sambung saja sendiri"

"Lantas bagaimana nasib motor mu?"

Singto menghampiri Tay, menghadap pria itu dan memegang kedua bahunya.

"Kau datangi parkiran motor ku, kau nyalakan mesin motornya, kau naik diatasnya jangan lupa memakai helm, setelah itu kau gas motor ku dan selesai"

Tay menghembuskan nafasnya "Dasar idiot apa susahnya kau bilang bawa lagi saja motor ku"

"Agar kau lebih paham Phi, terkadang aku memang harus menjelaskan sesuatu lebih detail, terlalu banyak bergaul dengan Sanan aku takut penalaran mu agak melemah"

"Enak saja, kalau Phi Tay bodoh itu memang sudah dari dulu"

Sanan memasuki ruangan Singto dan mendengar pembicaraan bossnya, ia merasa tidak terima.

"Wibawa ku benar-benar terkubur selama bekerja disini, kalian masuk ke ruang boss tanpa permisi, kau juga Sanan bagaimana jika aku dan Phi Tay sedang melakukan adegan dewasa saat kau masuk tanpa izin"

Tay memukul kepala Singto, sialan sekali pria gila ini. Adegan dewasa my ass, sejak kapan Tay bergairah melihat pria berotot. Tay justru bergidik ngeri saat memikirkannya.

"Kau yakin Phi ingin itu... dengan Phi Tay?" Tanya Sanan.

"Sanan.." Mata Tay melotot sempurna pada Sanan.

"Jadi kau lebih terima aku itu dengan Krist Oppa mu?"

Sanan terkejut dengan ucapan Singto, dengan cepat ia mengampiri Singto dan bertolak pinggang di depan pria itu.

"Jangan ganggu Krist Oppa, atau aku akan.. ehm akan..." Sanan menggaruk kepalanya untuk berpikir.

"Akan apa?" Tantang Singto.

"Ehm... Akan... Pokoknya tidak boleh"

Tay hanya bingung melihat perdebatan mereka "Seriously guys.. Kalian memperebutkan pria yang sama?" Ia hanya menggelengkan kepala.

Singto melihat arlojinya, ia sudah sedikit terlambat dari waktu yang disepakati oleh teman-temannya.

"Phi aku pergi dulu sudah terlambat, kau pulang lah dengan motor ku dan jangan lupa antar Sanan dulu ke habitatnya" Singto sedikit berlari meninggalkan ruang kerjanya.

"Ih... Phi Sing memangnya aku fauna harus diantar ke habitat" Teriak Sanan.

"Heh.. Heh.. orangnya sudah pergi kau baru teriak, telinga ku bisa cedera mendengar suaramu yang cempreng"

"Phi Tay"

"Ayok pulang sudah semakin malam ini, aku akan ke rumah orang tuaku"

Sanan hanya mengangguk patuh, ia memang selalu diantar Tay jika pulang agak malam. Singto tak akan mengizinkan karyawan perempuannya pulang tanpa diantar atau dijemput setelah mereka lembur.

To Your TasteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang