A Hot Potato

2.7K 418 54
                                    

Sudah 10 menit yang lalu Krist sampai di depan ruangan Singto, ia sedang menimbang-nimbang untuk masuk ke dalam karena melihat Singto sedang kedatangan tamu. Krist memilih bersandar sementara di samping pintu ruangan Singto dan belum menemukan kepastian apa yang harus ia lalukan.

"Auu... Krist" Pintu ruang Singto terbuka begitu saja, Tay keluar dari dalam dan menemukan Krist justru sedang melamun.

"Sejak kapan kau disini?"

"Baru saja Phi"

"Kenapa tak masuk?"

"Ehm.... Habis menerima telepon, Phi Tay mau kemana?"

"Ke cafetaria, aku malas di dalam. Si Ursula sedang menengok Singto dan tingkahnya sungguh mengerikan"

"Ayok kita masuk Phi, aku sudah membawakan kopi dan makanan untuk mu"

"Tapi Krist.."

"Ada aku, kau jadi ada teman bicara"

Tay menyerah, sebenarnya ia juga malas pergi ke luar ruangan tetapi wajah si Ursula membuatnya muak. Wanita manipulatif seperti dia bagaimana bisa Singto berteman dengan akrab. Mereka pada akhirnya memutuskan untuk masuk ke ruangan Singto, Tay bersumpah jika ini bukan rumah sakit rasanya ia ingin menjambak rambut wanita itu dan menendangnya keluar.

"Cepat sekali kau kembali Tay?"

"Bukan urusan mu"

Tangan Tay dicekal oleh Krist, kemudian Krist menuntun Tay untuk duduk di sofa. Sementara Singto tak berbuat apa-apa meski tahu situasi sekarang bisa menimbulkan keributan. Saat Foxy datang, Tay sudah mengibarkan bendera permusuhan tetapi Singto tidak mungkin mengusir tamu toh hubungannya dengan Foxy baik-baik saja walau selalu mendapat protes keras dari Tay.

"Ini makanan dan kopi untuk mu Phi"

"Terima kasih Nong, kau yang terbaik dari segala hal yang baik"

Setelah menyiapkan semua untuk Tay, Krist berjalan menghampiri Singto. Ia berdiri di sisi lain tempat tidur pria itu yang kosong.

"Sudah membaik?" Tanya Krist sembari menata rambut Singto dengan jemarinya.

"Lusa aku bisa pulang"

"Baguslah, kau jadi tidak menyusahkan kami lagi" Sambar Tay dengan mulut penuh dengan makanan.

"Phi Tay..." Tegur Krist lembut.

"Memang benar, saat sehat saja dia menyusahkan apalagi sakit seperti sekarang"

"Jika kau tak suka merawatnya, aku bersedia meluangkan waktu untuk mengurus Singto" Kini giliran Foxy menimpali.

"Cih... Kau..."

"Dia tidak butuh orang lain untuk mengurusnya, aku bisa menghandle sendiri semua yang diperlukan kekasih ku"

Omongan Tay terputus dan untuk pertama kali Tay melihat Ursula Foxy di skakmat begitu saja oleh seseorang secara langsung tepat di depan wajahnya.

"Hail Krist Perawat" Batin Tay.

"Darl"

Krist tersenyum manis pada Singto "Aku akan merawat mu sampai kau kembali normal, rumah ku atau apartemen mu?"

"Maksudnya?"

"Kita tinggal bersama untuk sementara waktu sampai kau benar-benar pulih"

Bukan hanya Singto yang terkejut, tetapi semua orang yang ada diruangan itu. Sikap frontal Krist mengajaknya tinggal bersama sangat diluar dugaan.

"Kau serius?"

"Ada yang salah?"

"Tinggal bersama? Kau dan aku? Satu rumah?"

To Your TasteWhere stories live. Discover now