Missing Him?

2.6K 418 79
                                    

"Kira-kira sampai kapan Phi Boss di Jerman?"

"Aku tak tahu, Jinx pusat semakin banyak pelanggan karena itu ia merekrut seniman tattoo baru agar yang lama tidak kualahan"

"Welcome to De Jure, sepertinya kalian sedang membahas sesuatu yang seru sampai lupa memesan" Sapa Krist pada pelanggan setiamya yang sejak tadi hanya berbincang dan belum memesan apapun padahal mereka sudah di depan kasir.

"Hai Oppa"

"Hari ini sepertinya Nong kesayangan ku nampak lebih bersinar dari biasanya"

"Tentu, karena aku akan terbebas untuk sementara waktu dari boss ku yang tirani itu"

"Auhhh... Memangnya kenapa?"

"Singto berangkat ke Jerman kemarin"

"Ohh..."

Tay memperhatikan Krist penuh minat setelah ia mengatakan kalimat terakhirnya.

"Jangan rindu"

"Siapa? Aku?" Tunjuk Krist pada dirinya.

"Tentu saja kau, tak mungkin wanita kecil ini kan, lihat saja betapa bahagianya dia karena bossnya pergi"

"Kau mengada-ada Phi Tay"

"Benarkah? tetapi raut wajah mu mengartikan hal lain"

"Ice latte satu Oppa, kau ingin pesan apa Khun Tay?"

"Cemburu ya Krist merindukan Singto?" Goda Tay tak tahan.

"Kalau sudah tahu jawabannya kenapa kau masih asal berbicara, bikin kesal saja"

"Kapan sih kau tak kesal pada ku?"

"Ehmmm... Guys, bisa kalian selesaikan pesanan? Pelanggan ku yang lain sudah antri" Krist menunjuk ke arah belakang kedua mahluk yang sedang berdebat ini.

Sanan dan Tay hanya tersenyum kaku melihat orang di belakang mereka tampak kesal karena pertengkaran kecil mereka.

"Aku ice americano seperti biasa"

"Kalian duduklah, nanti ku antar pesanannya"

Tanpa menoleh ke belakang Sanan dan Tay pergi secepat kilat untuk menduduki salah satu kursi di Cafe milik Krist, mereka malu dengan pelanggan yang sudah mereka suguhkan drama bodoh tak penting tadi.

"Ini semua salah mu Phi Tay"

"Kenapa aku terus yang salah"

"Karena kau menyulut emosi ku berbicara tentang Boss dan Oppa"

"Itu agar kau terlatih saat nanti patah hati jika mereka benar-benar menjadi sepasang kekasih"

Baru saja Sanan ingin memprotes, ponselnya berdering oleh panggilan face time. Kening Sanan berkerut melihat siapa yang menghubunginya siang ini.

"Ada apa dengan wajah mu?"

"Kenapa boss face time dengan ku?" Sanan menunjukan panggilan Singto yang belum ia jawab.

"Mungkin karena ia tak bisa menghubungi ku karena ponsel ku ada di studio, sudah angkat saja siapa tahu penting"

Dengan malas Sanan menggeser layar ponselnya dan terpampanglah wajah sang boss yang sepertinya sedang kesal.

"Ada apa boss?"

"Mana Tay Jerk Vihokratana?"

Sanan mengubah kamera ponselnya dan dengan sangat jelas Singto melihat Tay sedang asik mengunyah keripik kentang yang ia bawa dari studio.

"Phi Tay"

Tay mengambil ponsel Sanan dan mengubah lagi mode kamera agar bisa berbicara dengan Singto.

To Your TasteOù les histoires vivent. Découvrez maintenant