Can you?

2.4K 418 53
                                    

"Sanan.. Apa bos mu ada?"

Sanan memicing saat Krist menanyakan keberadaan Singto.

"Kenapa Oppa menanyakan Phi Sing?"

"Aku ada urusan dengannya"

"Urusan apa?"

"Nong.. aku ingin bertemu boss mu sebentar bisa?" Ucap Krist lembut.

Sanan menghembuskan nafasnya, ia menyerah Krist memang susah ditanya-tanya "Tunggu sebentar Oppa aku akan chek ke ruang kerjanya apa ia sudah kembali dari makan siang" Sanan menuju ruang Singto dan langsung saja menerobos masuk ke dalam "Phi Sing ada yang cari"

Singto yang baru saja selesai mengenakan t-shirtnya sangat terkejut saat Sanan masuk tanpa mengetuk pintu.

"Apa budaya mengetuk pintu di Thailand sudah punah?"

"Aku lupa" Jawab Sanan santai.

"Besok-besok kau akan langsung ku pecat jika
seperti ini"

"Dan aku akan masuk lagi dengan mudah" Sanan menjulurkan lidahnya.

"Siapa yang mencari ku? klien?"

"KristOppa" Sanan berbicara sangat cepat seperti bergumam.

"Siapa?"

"Tunggu saja disini, aku suruh langsung masuk saja"

Singto hanya menggelengkan kepala, dia bosnya harusnya ia punya wewenang menolak tamu yang ingin bertemu dengannya kan.

Seorang pria yang wajahnya tak asing berdiri di depan pintu ruang kerja Singto, Krist sedikit salah tingkah karena pertemuan mereka belakangan ini kurang menyenangkan.

"Boleh aku masuk?"

"Masuklah dan tutup pintunya" Ucap Singto sembari duduk di kursi kerjanya.

Krist masih berdiri memperhatikan setiap sudut ruangan Singto, selera yang cukup aneh untuk ruang kerja di studio tattoo, berbeda dengan semua nuansa yang dihadirkan dari depan studio sampai ruang tunggu yang di dominasi warna gelap, ruang kerja Singto justru berwarna putih bersih.

"Duduklah"

Ia hanya mengangguk dan duduk di kursi yang berhadapan langsung dengan Singto.

"Ada apa kau mencari ku?"

"Aku ingin kau membuatkan tattoo untuk ku"

"Hah.. Bagaimana?" Singto sempat terkejut takut ia salah mendengar

"Kau membuatkan tattoo untuk ku apa bisa?"

Singto menyandarkan tubuhnya pada kursi dan menatap Krist tak biasa "Kenapa kau ingin di tattoo"

"Apa kau harus tahu alasan klien mu?"

"Tentu, aku punya rules saat menangani klien salah satunya adalah menanyakan alasan kenapa klien ku ingin di tattoo"

"Tidak bisakah kau hanya membuatnya saja?"

"Listen.. Tattoo yang ku buat adalah permanent itu artinya akan kau bawa sampai mati, kecuali kau berniat menghapusnya dan tak semudah itu menghapus yang sudah melekat pada tubuh mu, jadi apa alasannya?"

"Mengubur masa lalu"

"Kau ingin ku buatkan tattoo di bagian mana?"

Krit mengangkat lengan t-shirtnya, memperlihatkan bekas dari kesalahan masa lalu yang pernah ia lakukan"

"Ahhh... kau ingin menghilangkan itu"

Krist mengangguk yakin, ia sudah bertekad mengubur jejak perilaku jahanamnya dulu, jalan yang paling cepat adalah dengan cara membuat tattoo di bagian itu.

To Your TasteWo Geschichten leben. Entdecke jetzt