Sepuluh

4.4K 361 20
                                    

Sebastian pergi dari tempat Kenneth. Ia tidak mempedulikan pertanyaan yang dilontarkan Austin. Atau lebih tepatnya ia tidak ingin membuat masalah saat ini, karena ia sudah cukup bahagia. Sebastian jarang sekali merasa bahagia. Meskipun lahir dari keluarga yang sangat kaya, ia merasa terkekang. Ia tidak bisa bebas melakukan apa pun semaunya. Kali ini entah kenapa ia merasa bahagia ketika bisa makan bersama Kenneth dan ibunya. Padahal masakannya bukanlah makanan seperti yang biasa ia makan di restoran-restoran mahal.

Selama ini Sebastian selalu memendam semuanya sendirian. Tekanan dari keluarga membuatnya harus selalu bertindak benar, perfeksionis, dan tidak boleh melakukan kesalahan barang sekecilpun. Karena reputasi keluarganya sangat dipertaruhkan. Pelampiasan Sebastian hanyalah bar, mabuk-mabukan. Baginya ia sangat bahagia ketika mabuk. Tak ada perasaan lain selain perasaan terbang. Tidak perlu mengkhawatirkan apa pun. Dan juga bisa menjadi apa adanya. Kebiasaan mabuk Sebatian itu sudah mulai berkurang sekarang. Entah kenapa suasana hatinya saat ini tidak sedang ingin mabuk-mabukan. Ia menjadi lebih lunak dan tidak terlalu tempramen seperti dulu lagi.

"Kak, baru pulang?" ucap seorang pria yang lebih muda dari Sebastian ketika sang empunya nama masuk melewati ruang keluarga.

"Kak, baru pulang?" ucap seorang pria yang lebih muda dari Sebastian ketika sang empunya nama masuk melewati ruang keluarga

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sebastian menghentikan langkahnya. Lalu mendekat ke pria itu. "Emm..."

Kemudian Sebastian duduk di sebelahnya.

"Tumben kakak nggak minum-minum lagi?"

"Apa kamu pikir kerjaan kakak cuma minum, hemm?" Sebastian mengacak-acak rambut pria di sampingnya itu. Lalu pria itu berdiri. "Mau ke mana, Ben?" tanya Sebastian.

"Tunggu di situ. Aku mau ambil sesuatu." pria yang dipanggil Ben itu masuk ke dalam kamar dan mengambil beberapa lembar kertas.

"Apa itu?" tanya Sebastian penasaran.

"Hasil diagnosis dokter. Sepertinya..."

"Benjamin!" potong Sebastian.

"Kak Tan, aku baik-baik saja, okay? Aku hanya ingin kakak mengetahuinya." Sebastian berdiri dan memeluk adiknya itu.

"Kakak akan jagain kamu."

Jika saja bisa digambarkan dengan jelas, karakter Sebastian berubah seratus delapan puluh derajat sekarang. Alih-alih menjadi badboy yang nakal dan mabuk-mabukan serta bertempramen buruk, karakternya sekarang menjadi penyayang dan melankolis. Ya, jika dan hanya jika di depan adik kesayangannya itu. Adik kandungnya yang telah sakit beberapa tahun terkhir ini.

Keluarga Sebastian sebenarnya baik-baik saja. Hanya, orang tua mereka terlalu sibuk dengan urusan bisnis masing-masing. Ayahnya selalu melakukan perjalanan bisnis. Sementara ibunya sibuk mengurus seluruh cabang perusahaan yang ada di Asia Tenggara.

Sebastian dan Benjamin adalah penerus mereka kelak. Makanya mereka selalu diawasi oleh bodyguard orang tua mereka kemanapun mereka pergi. Hal itu sangat mengekang.

Meteor Ga(y)den [END]Where stories live. Discover now