Meteor Ga(y)den [END]

Dua Puluh Tujuh

Hari ini adalah hari kelulusan bagi Steven secara unofficial. Ia baru saja menyelesaikan sidang skripsi mengenai studi desain interiornya. Untuk itu, malam ini anggota F4 berkumpul untuk merayakannya. Mereka berkumpul di rumah Steven.

"Akhirnya, lo duluan yang lulus ya, Steve, gue bangga sama lo!" ucap Michael sambil menuangkan wine di gelasnya.

"Makanya lo jangan pacaran terus, fokus tuh sama skripsi." Steven melet lalu merebut botol wine dari tangan Michael.

"Gue tinggal nunggu sidang, Steve. Nggak mungkin otak gue yang jenius ini nggak fokus skripsi. Lagian dengan adanya seseorang tu bisa membantu menyemangati gue, supporting system gitu."

"Heleh bilang aja lo bucin. Dasar, playboy cap kadal macam lo akhirnya luluh juga sama cowok imut." Steven ngakak sekeras-kerasnya. Diikuti Sebastian yang sejak tadi hanya diam memperhatikan mereka.

"Tan, kenapa dari tadi lo diem aja?" tanya Steve menyelidik.

"Kalian ngerasa aneh nggak sama Chris akhir-akhir ini?" Sebastian akhirnya membuka mulutnya.

"Memang dia jarang banget mau datang di perkumpulan bareng kita akhir-akhir ini. Tapi katanya dia sedang sibuk mempersiapkan konsernya." jawab Michael.

"Justru itu Mich, bukannya dia baru saja menyelesaikan konsernya beberapa hari yang lalu?" kedua pria dia di depan Sebastian mengangguk pelan mengiyakan.

"Apa mungkin..." ucap Michael menggantung, diikuti dua orang lainnya yang penasaran.

"Apa?!" Steven tidak tahan.

"Mungkin dia punya gebetan baru, jadi dia tidak punya waktu untuk kita sekarang!"

Satu jitakan datang dari Steven. "Otak lo benar-benar perlu diservice, Mich! Lo tau kalau Chris bukan orang yang kayak gitu Apalagi kayak lo!"

"Kayak gue apa?"

"Ya lo yang playboy..."

"Lo bilang gue playboy?! Itu dulu, Steve..."

"Tapi tetep aja kan..."

Mereka berdua ini akan selalu bertengkar jika bertemu. Memang mereka yang paling dekat diantara anggota F4 yang lain.