Dua Puluh

2.3K 220 2
                                    

Tidak mudah bagi Kenneth untuk menjalani kehidupannya sekarang. Ia menjadi pembicaraan di seantero kampus hanya karena dikabarkan berkencan dengan Sebastian. Seperti yang terjadi barusan, sekelompok gadis aneh melabraknya di depan toilet. Untung saja ada Chris yang membantunya. 

Saat ini juga Kenneth berharap Austin ada di sampingnya. Meskipun ia bukan orang yang manja, tapi ia sangat membutuhkannya. Sayangnya Austin masih berada di Paris dan baru akan pulang tiga hari lagi. Berada di sini, hanya bersama Sebastian atau anggota F4 yang lainnya, Kenneth belum sepenuhnya mampu beradaptasi dengan mereka. Pernah suatu malam ia benar-benar meratapi nasib buruknya ini. Kenapa ia harus berakhir bersama dengan Sebastian. Entah karma atau hukuman, bisakah ini menjadi lebih buruk lagi ke depannya?

Hari ini Kenneth ada kencan dengan Sebastian. Sebenarnya bukan kencan yang seperti itu, karena Kenneth dipaksa setelah dengan susah payah menolak. Ia masih malu, dan juga, ia tidak terbiasa dengan hal seperti ini. Seumur hidupnya, ia tidak pernah pacaran atau pun berkencan. Bahkan dengan gadis sekalipun. Sedangkan ini, ia harus berkencan dengan seorang pria. Tidak, bukan sembarang pria. Orang ini adalah Sebastian, ketua F4, pewaris pemilik seperempat harta yang ada di dunia ini. Benar, ini seperti kisah klasik Meteor Garden, atau The Heirs. Seorang penerus tahta yang jatuh cinta dengan orang biasa, ada banyak masalah keluarga, dan lain sebagainya. Kenneth tidak ingin melanjutkannya. Ia harus berhenti sekaranga atau masalah akan menjadi semakin runyam.

"Kau menunggu lama?" Seseorang keluar dari mobil BMW silver. Sudah tidak diragukan, itu adalah Sebastian. Sebelumnya Kenneth berteriak tidak terima ketika Sebastian datang dengan Bugatti La Voiture Noire nya yang mengundang semua mata memandang. Mobil 250 an miliar itu mengerikan bagi Kenneth. Itulah mengapa sekarang Sebastian menggantinya dengan BMW, ya meskipun itu masih varian termahal di mereknya.

"Mau ke mana hmm?" Kenneth sedikit ogah dan tidak antusias pada kencan kali ini.

"Ikut saja!" Sebastian membukakan pintunya untuk Kenneth.

"Aku bisa membukanya sendiri." Kenneth menepis tangan Sebastian.

Sebastian pun masuk ke mobil dan mulai mengemudikan mobilnya ke suatu tempat yang asing baginya. Sebuah apartemen mewah.

Setelah sampai dan mengetuk pintu, Zhi Xian keluar.

"Kalian sudah datang?" ucapnya lalu membiarkan Sebastian masuk.

Sementara itu Kenneth masih mematung.

"Tidak masuk?" ucap Zhi Xian lagi.

"Kenapa aku harus?" Kenneth masih  bingung. Bukankah Sebastian mengajaknya untuk berkencan? Lalu kenapa...

"Ujian pertamamu."

"Hah?" Kenneth hanya bisa melongo.

Sebastian pun kembali menghampiri Kenneth.

"Ken, berita tentang kita di kampus sudah menyebar. Setidaknya kita harus meminta perlindungan Zhi Xian gege dari kemarahan orang tuaku."

"Apa?"

"Hanya ikuti ujian yang diberikan Zhi Xian gege. Lalu dia akan mendukung kita. Bukan begitu, Kak?" Zhi Xian hanya mengangguk pelan.

"Tapi berita di kampus itu kan hasil ulahmu sendiri? Kenapa aku harus..."

"Aku akan menunjukkan keseriusanku."

Ucapan Sebastian barusan membuat Kenneth tak bisa berkata-kata lagi.

"Cepatlah masuk! Atau aku akan segera kembali ke Kanada untuk menemui Nong Pitch ku."

Sebastian pun menarik Kenneth masuk.

Meteor Ga(y)den [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang