8. Semua Punya Akhir

908 23 3
                                    

Furue dan aku.
Kami berdua adalah teman masa kecil.
Rumah kami hanya bersebelahan.

Tapi suatu saat dirinya menghilang. Dengan keluarganya, dirinya, dan bahkan kenangan ketika bersamanya.

Jujur aku cukup tertekan disaat saat itu. Seakan matahari tidak lagi bersinar, begitu pula denganku. Tapi aku berusaha untuk kembali menjalani kehidupanku seperti biasanya.

Berusaha untuk menghapus dirinya dari ingatanku. Tapi bagaimanapun caranya, aku tau bahwa itu tidak mungkin.

Disaat SMA, aku kembali bertemu dengannya.

Dia yang telah lama menghilang.

Dia yang berusaha untuk kulupakan-lebih tepatnya-dia yang tak bisa kulupakan.

---//---

Ini hari pertamaku masuk SMA. Dan hari pertamaku bertemu dengannya setelah sekian lama.

Di hari pertama, sekolah mengadakan upacara penerimaan di aula dengan guru yang berdiri berbicara didepam mic.

Disanalah aku bertemu dengannya. Yozora Furue. Teman masa kecil ku, dan gadis yang paling kucintai.

Sifatnya berubah drastis. Furue yang kukenal adalah gadis yang ceria, meski dia sedikit ceroboh-tidak, kukira dia sangat ceroboh- dan suka mempermainkanku.

Berubah menjadi gadis yang dingin. Auranya berubah. Aku tidak tau apa yang terjadi selama ini.

Atau jangan jangan, aku yang salah mengenali orang?!

Tidak.... tidak mungkin...

Itu jelas adalah dia!

Selang beberapa hari setelah aku melihatnya di upacara penerimaan itu. Aku sering melihatnya berlalu lalang di kantin atau lorong sekolah.

Kami tak menyapa apalagi berbicara dengan satu sama lain, seakan kami bahkan tak pernah mengenal.

Para siswa mulai bermunculan dihadapannya. Semua sangat mengaguminya. Furue pandai dalam bidang olahraga. Bahkan sejak kecil, dia memang sudah sangat atletik.

Aku yang bahkan laki laki pun tak seatletik dirinya. Bagaikan primadona sekolah semua sangat mengaguminya, sampai sampai ia mendapat julukan.

Ratu es di lapangan.

Sikapnya yang sangat dingin membuat semua orang mengangapnya orang yang sangat keren. Ketika bermain basket. Satu hentakan saja darinya sudah bisa membuat semua penonton terpukau. Tak terlepas juga pemainnya.

Ratu tak terkalahkan di bidang olahraga. Meski begitu nilai akademiknya tak begitu bagus. Aku juga yang paling mengetahui itu. Setiap kali kalau ia harus belajar, pasti sudah tertidur duluan.

Jika benar benar belajar aku yakin otaknya pasti konslet. Serius! Aku tak bercanda!

Suatu hari ia keluar dari sebuah supermarket dan kebetulan aku lewat didepannya.

Tanpa sengaja bibirku bergerak sendiri, menyapanya tanpa sadar, "Furue... bagaimana kabarmu? Kemana saja kau pergi?"

Cepat cepat aku menutup mulutku dan menjadi salah tingkah. Dahinya menekuk dan akhirnya ia mengucapkan hal yang paling tidak mau aku dengar. Hal yang tak pernah kuharapkan.

"Maaf, tapi apa aku mengenalmu?"

Disaat itu juga hatiku langsung hancur berkeping keping.
Kenapa? Apa dia sudah lupa? Tidak tidak... meskipun aku tau daya ingatnya itu memang parah. Tapi aku yakin tak akan sampai separah ini.

Cerpen 10 Days ✔Où les histoires vivent. Découvrez maintenant