20. Heartsick Tale

284 20 0
                                    

Kata orang, setiap pertemuan ada perpisahan.

Begitu pula yang akan terjadi pada kisah ini, dimana sepasang manusia tak saling mengenal dipertemukan, lalu dipisahkan kembali oleh takdir yang mempermainkan mereka.

Pertemuan dan perpisahan terjadi terlalu cepat. Namun, kenangan dan perasaan tinggal terlalu lama.

Mengapa mereka harus dipertemukan kalau mereka harus berpisah dengan iringan air mata?
.....................................................................................................................................................
Purwokerto, April 2009

Seperti biasa, laki laki itu meringkuk diatas kasurnya guna melindungi diri dari dinginnya suhu dipagi hari. Selimut berlapis lapis telah membungkus tubuhnya. Suhu di pagi ini begitu dingin lebih dari biasanya, membuat dia malas untuk beranjak dari kasurnya. Suara telepon disampingnya berbunyi nyaring memecah kesunyian. Laki laki itu segera terbangun dan mengangkatnya dengan terburu buru.

"Halo?" raut wajah kusut laki laki itu terlihat mengantuk.

"Javier! Kemana saja kamu?! Tahukah kamu sudah puluhan kali saya menelfon mu?!" omelan terdengar dari balik telepon itu.

"Dududuh.. saya baru bangun, pelan pelan dong ngomongnya," balas laki laki yang dipanggil Javier itu.

"Duh! Sekarang bagaimana dengan naskahnya?! Apakah dirimu sudah menyelesaikannya?! Waktu tenggang tersisa sedikit lagi! Bisakah kamu lebih serius dan fokus dalam pengerjaan naskahnya?! "

"Saya belum selesai, masih banyak bagian yang saya rasa kurang! Iya iya saya akan selesaikan secepatnya. Sudah dulu ya,"Javier segera mematikan sambungannya sebelum kembali diterjang ribuan omelan.

"Nih editor bawel banget ya, pagi pagi buta sudah ngomel layaknya emak-emak rempong saja! Saya lagi gak ada ide buat lanjutannya lagi! Lebih baik saya keluar jalan jalan dulu lah untuk mencari ide," Javier langsung menyambar hoodie yang tergantung di balik pintu dan keluar rumahnya.

***

Javier melangkahkan kakinya secara perlahan sembari terus saja menulis sesuatu di catatan kecil ditangannya. Sesekali matanya melihat kesekelilingnya, lalu kembali menulis. Yah, begitulah cara laki laki itu mendapatkan ide buat ceritanya. Namun kegiatannya terhenti ketika melihat sesosok perempuan sedang bermain air di sungai sendirian.

Tubuhnya putih seputih susu, dihiasi dengan tawa yang merdu, membuat kakinya terpaku tak bergerak. Kaki mulus gadis itu bergerak riang didalam air, membuat cipratan air disekelilingnya. Gadis itu layaknya fatamorgana yang begitu indah. Javier menatapnya hampir tak berkedip dikarenakan terpukau oleh kecantikannya.

Seolah ada magnet, kaki Javier perlahan melangkah mendekati gadis itu. Gadis itu merasakan seseorang mendekatinya, sehingga dia pun membalikkan tubuhnya. Kedua netra mereka saling beradu padu, masing masing hanyut oleh tatapan hangat itu.

"Hai, kamu siapa? Mengapa kamu hanya berdiri diam disana?" gadis itu segera mengakhiri tatap tapapan itu dan menyapa Javier.

"Sa-saya Javier, saya sedang berjalan jalan disekitar sini. Kamu sendiri siapa? Dan mengapa pagi pagi sendirian disini?" Javier sedikit tersentak ketika diajak berbicara oleh gadis itu.

"Meira, begitulah orang orang memanggil diriku. Aku disini hanya ingin mencari suasana baru," gadis itu menepuk nepuk tempat disebelahnya,"ayo kamu ikut duduk disini, dan masukan kakimu juga didalam air. Rasanya dingin dan menyegarkan pikiran loh!"

Javier segera ikut duduk disamping Meira dan menikmati sensasi dingin yang menjalar keseluruh tubuhnya. Waktu yang mereka lalui bersama terasa canggung dan dingin. Javier hanya diam, sedangkan Meira hanya menggoyang goyangkan kakinya didalam air.

Cerpen 10 Days ✔Où les histoires vivent. Découvrez maintenant