No Other 15

1.5K 148 30
                                    

Sebelum membaca tolong vote!
Sesudah membaca tolong comment!
Follow! Cape aku ngasih taunya:)
Baca sampai kata TBC!
.
.
.


Eunghh

Luhan mengerjapkan mata rusanya demi membiasakan cahaya lampu yang masuk kedalam retina matanya. Setelah membiasakan matanya, Luhan bangun dari tidurnya lalu duduk dan bersandar di headboard.

Sungguh, tubuhnya nyaris tidak bertenaga bahkan matanya masih terlihat sayu. Melihat keseliling kamar Luhan tidak menemukan Sehun kekasihnya yang telah melupakannya dua minggu kemarin.

Hari sudah malam, berapa lama ia tidur? Luhan meraba-raba kasur demi mencari ponselnya yang seingatnya ia letakan dibawah bantal. Namun nihil tidak ada ponsel dibawah bantal.

Ceklek

Luhan melihat pintu kamar mandi terbuka, Sehun keluar dari kamar mandi hanya menggunakan handuk untuk menutupi area privasinya.

"Luhan-nie" panggil Sehun lalu berjalan kearah Luhan

"Sudah lebih baik?" Sehun menempelkan telapak tangannya kedahi Luhan

"Panasnya sudah tu-"

"Sehun-ah bisa pakai baju terlebih dahulu?" Ucap Luhan lirih

"Aku pakai baju dulu, setelah itu kita makan malam" ucap Sehun lalu mengecup kening Luhan sayang setelah itu Sehun pun pergi untuk memakai baju.

Menunggu Sehun memakai baju, Luhan mengambil teh yang tersedia di nakas samping tempat tidur. Tehnya hangat, mungkin Sehun membuatnya tadi sebelum ia masuk kekamar mandi demi mengguyur seluruh tubuhnya agar lebih fress.

"Ayo aku bantu kau berjalan" ucap Sehun setelah selesai memakai bajunya. Sehun mengalungkan tangan kiri Luhan kelehernya, Luhan mulai berdiri dan berjalan berkat tolongan Sehun.

Setelah sampai diruang makan, Sehun pun menarik kursi untuk sang kekasih. Perlahan Luhan pun duduk.

"Aku hanya memasak ini, maaf dingin karena aku memasaknya tadi sore sebelum kau bangun"

"Berapa jam aku pingsan?" Tanya Luhan sambil menyuapkan makanan bikinan Sehun kedalam mulut pahitnya.

"Entahlah saat aku pulang kau sudah tergeletak dilantai kamarku" Sehun sengaja tidak makan, ia ingin memeperhatikan Luhan. Wajah kekasihnya terlihat sayu, mata rusanya pun tidak berbinar lagi, pipinya yang semakin tirus, bibir yang sangat pucat, oh jangan lupakan badannya kurus seperti orang yang dua tahun tidak diberi makan.

"Sehun-ah kau tidak makan?"

"Tadi aku sudah, makanlah yang banyak lihat pipi chubbymu tergantikan dengan pipi yang tirus"

"Kau tidak memperhatikan ku, mangkanya pipiku jadi tirus"

"Hei, setiap hari aku memperhatikanmu"

"Tidak, semenjak kau dengan Irene kau jarang memperhatikanku. Bahkan bicara saja susah"

"Maaf aku tidak bermaksud seperti itu"

"Kau tahu Sehun-ah, aku seperti ini karena mu! Dua minggu kemarin kau mencampakanku hanya demi Irene, bahkan kau jarang pulang keapartement demi menemani iblis itu! Sebenarkan siapa kekasihmu hiks siapa Sehun-ah?" Luhan menangis, dua minggu kemarin ia menahannya agar tidak menangis. Namun sekarang tidak lagi ia sudah lelah memendamnya sendiri.

Ňø Ôțhëř [HunHan]Where stories live. Discover now