Extra Part 2

111K 3.9K 118
                                    

Sudah tiga bulan lamanya Queisha melanjutkan pendidikannya di Amerika. Tidak banyak yang berubah dari Queisha maupun Rayan dan Dave. 

Queisha memiliki satu teman yang dekat dengannya Clara. Tidak semua teman Queisha bersikap layaknya kebanyakan pandangan orang indonesia yang tidak bermoral.

Seperti sekarang Queisha duduk di cafe ia hanya minum milktea sedangkan temannya yang lain memesan minuman beralkohol.

Queisha terus mengecek hpnya. Sejak pagi Rayan tidak mengirim pesan ataupun menelfon, di kampus mereka tidak bertemu. Queisha menelfon Rayan juga tidak diangkat.

"Kenapa? " tanya Clara yang melihat Queisha resah

"Rayan belum chat gue"

"Mungkin dia sibuk" jawab Clara

"Tapi sibuk ngapain? "

"Mungkin ada tugas,  atau gak lu dateng aja ke rumahnya"

"Iya"

"Hm gue pulang duluan yah" pamit Queisha

"Lho kenapa? " tanya Yura yang juga ada disana

"Mau pergi" jawab Queisha

"Yah baru juga sebentar"

"Lain kali okey? "

"yaudah, hati-hati"

Queisha segera keluar dari cafe saat jam menunjukan pukul 10 pagi. Hari ini Queisha hanya ada kelas pagi jadi ia sudah bebas sekarang. 

Queisha menuju parkiran dan mengendarai mobilnya keluar dari Cafe.  Hari ini ia di izinkan untuk membawa mobil karena Rayan yang mengabari Dave kalau ia tidak dapat mengantar Queisha.

Queisha mengendarai mobilnya menuju rumah Rayan yang berjarak lumayan jauh dari kampus

Rayan tidak ada kabar sejak pagi,  Queisha tahu Rayan tidak bisa mengantarnya dari Dave karena Rayan mengirim pesan pada Dave.

Queisha memasuki pekarangan rumah Rayan.  "Pak Rayan ada? " tanya Queisha pada Satpam didepan rumah Rayan

"Ada, sejak pagi tuan tidak keluar" jawab Satpam

"Makasih pak" jawab Queisha

Queisha berjalan masuk kedalam rumah Rayan, pelayan yang sedang membersihkan rumah segera menunduk patuh pada Queisha. 

Queisha naik kelantai 2 kamar Rayan dan mengetuk pintu bercat putih, namun tidak ada jawaban.

Queisha membuka pintu kamar Rayan dan terdiam . Rayan tidur dengan selimut hingga menutupi kepalanya Ac tidak dinyalakan.

"Rayan kenapa? " batin Queisha

"Eh itu Rayan bukan yah? "

Queisha berjalan perlahan setelah menutup pintu dengan pelan. Menarik selimut yang kemungkinan menutupi Rayan. 

Rayan!

"Rayan kamu kenapa? " tanya Queisha mengelus kening Rayan yang berkeringat, panas

Rayan perlahan membuka matanya dan menatap kaget Queisha "Qey kamu disini? " tanya Rayan

"Kamu sakit kok gak bilang?" Queisha terus mengelus lembut kepala Rayan

Rayan tersenyum tipis "Aku cuma demam"

"Ish walau demam tetep aja gak bagus" omel Queisha

"Iya" jawab Rayan hampir tak terdengar

"Kamu udah makan?" tanya Queisha

My Perfect Boyfriend (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang