Wattpad Original
There are 14 more free parts

3. New Facts

21.1K 1.4K 14
                                    

Sudah datu minggu Raja bekerja di kediaman Abraham sebagai bodyguard Kim. Tapi selama satu minggu ini, tidak ada informasi apapun yang bisa dia dapatkan karena sang Nona muda lebih banyak berada di kamar. Kalaupun keluar rumah, paling mendatangi pusat perbelanjaan dan memborong apa saja yang dilihat oleh matanya. Meski Raja tau Kim tidak menikmati itu.

Hari ini, Raja dan Rey menemani Kimberly ke sebuah Bar plus-plus kelas atas. Di sana, mereka hanya diizinkan menunggu di bawah Sementata Kim masuk ke Ruangan pribadi.

"Dia ngapain ke dalam?" tanya Rey kepo.

Raja mengangkat bahunya. Dia duduk santai di kursi bar dan memesan segelas kecil Shooter jenis Tequila. Lalu meminumnya dengan santai.

"Nanti mabuk lo," tegur Rey.

Tak berselang lama, Kim telah keluar dari ruangan itu. Raja dan Rey sudah bersiap akan mengikutinya lagi tapi ternyata gadis itu malah duduk di kursi bar dan meminta minuman dengan jenis yang sama seperti Raja. Satu gelas kecil itu dihabiskan dalam sekali tenggak dan Kim memintanya lagi.

Raja dan Rey diam saja, mereka tak memiliki hak untuk bicara apalagi bertanya kenapa sang Nona Muda terlihat sangat tertekan.

"Satu lagi," minta Kim, sudah gelas ketiga. Meski gelas itu berukuran kecil, tapi kadar alkoholnya sangatlah tinggi. Bila diteruskan, dia pasti akan mabuk.

Hanya Raja yang berani mencegah, dia mengambil alih gelas keempat yang baru saja diletakkan di atas meja. "Nona sudah terlalu banyak minum," beritahu Raja.

Rey meneguk ludah, Raja terlalu berani.

Kim tidak marah sama sekali, dia diam saja dan malah memijat pelipisnya yang sedikit pening akibat efek alkohol tadi. Lalu dia memiringkan kepala dengan tangan menyangga wajah menatap Raja. "Lo pernah merasa capek nggak sih sama aktivitas yang lo lakuin? Terutama kalau harus ngulangin yang itu-itu aja?" tanya Kim.

"Lumayan, tapi karena aktivitas itu pekerjaan, gue coba buat enjoy," jawab Raja, berusaha menjadi teman.

Kim mengangguk-angguk kecil. "Pekerjaan ya?" kemudian dia berdiri, melangkah tanpa aba-aba.

Raja dan Rey kembali mengikuti sang Nona muda yang berjalan menuju mobil hitam berjenis Hammer.

Raja duduk di kursi kemudi, Kim di sebelahnya dan Rey duduk di belakang. "Kita mau kemana, Nona?" tanya Raja.

"Di depan belok kiri," suruh Kim.

"Baik," jawab Raja patuh. Dia menginjak gas sedikit dalam untuk mempercepat, lalu belok ke kiri saat tiba di pertigaan.

Semakin jauh perjalanan, semakin sepi tempat yang dilewati. Raja sampai bingung sebenarnya gadis itu mau kemana, karena dia tau persis tidak ada kehidupan di jalan yang mereka tuju.

Raja salah!

Tempat itu memang sepi, gelap dan tidak ada jejak kehidupan manusia. Tapi ternyata, di balik ilalang tinggi terdapat sebuah bangunan berupa dengan bagian luar seperti gubug. Ada penjagaan ketat di sekitar bangunan itu, orang-orang berpakaian serba hitam dan memegang senjata.

Mobil berhenti tepat di depan pintu bangunan yang terbuat dari besi. Kim turun, sekali lagi gadis itu tak pernah bisa ditebak gerakannya.

Raja dan Rey harus mengikuti, tepat di belakang Kim. Para penjaga bangunan itu terlihat waspada saat salah satunya mengantar Kim masuk ke dalam.

Kim melangkah lebar namun dengan gerakan ringan dan anggun. Dia menoleh ke kiri dan kanan, seperti sedang menghitung jumlah penjagaan di tempat itu.

Saat pintu yang berada di salah satu ruangan terbuka, seorang pria botak dengan suite berwarna putih berdiri kaget melihat kedatangan gadis itu.

Dor!

Dor!

Dor!

Dor!

Raja dan Rey begitu terkejut melihat Kim menembak para penjaga gedung dengan pistol di kedua tangannya. Gerakannya sangat slowly, bahkan tanpa menoleh berlebihan pada korban yang dibunuhnya.

Pria botak itu terlihat ketakutan, dia mengangkat kedua tangan saat Kim mengacungkan pistol ke arahnya, membuat para pengawal pria tersebut tak bisa melawan.

"Nona, tolong beri saya waktu. Saya akan segera mengembalikan kerugian Pak Abraham," ujar sang pria botak begitu ketakutan.

Dor!

Pria itu menjerit saat salah seorang pengawalnya ditembak di kepala.

Raja benar-benar tak mampu menjelaskan bagaimana perasaannya saat melihat Kim membunuh orang-orang itu. Sebagai seorang Agen penegak hukum di jalan benar, tentu dia tidak bisa melihat ini.

"Waktu?" Kim tersenyum mendesis.

Beberapa pengawal pria itu masuk dan mencoba melakukan perlawanan, kali ini Raja dan Rey ikut bertindak membantu.

Bila Rey menggunakan jalan cepat dengan ikut menembak, maka Raja memakai ilmu bela dirinya untuk melumpuhkan orang-orang tersebut. Padahal Kim telah membekalinya dengan pistol canggih, tapi dia tak bisa menggunakan itu untuk membunuh karena melanggar etika hukum.

Kim menatap pria penakut itu dengan tatapan tajam. Dia mengangkat tangan kanannya dan menempelkan ujung pistol ke kening pria itu.

"Ba-baik! Akan segera saya bayar, baik!" kata sang pria semakin gemetar. Dia memberikan kode pada salah seorang pengawalnya untuk mengambil sesuatu dari dalam lemari besi.

Sebuah koper ditaruh di atas meja lalu dibuka, isinya adalah uang seratus ribuan dalam jumlah yang sangat banyak. "Ini, jumlahnya cukup dan semua sudah lunas." pria itu mendorong koper tersebut ke arah Kim.

Kim meliriknya sekilas, lalu menurunkan pistol di tangannya. Tapi...

Dor!

Dor!

Dor!

Tiga pria, termasuk si botak berbaju putih itu tewas seketika. Kim menutup koper dan membawanya. Dia melangkah, kemudian kembali mengarahkan pistol pada orang-orang yang Raja buat pingsan.

Dor!

Dor!

Dor!

Tidak ada yang tersisa, semua tewas di tangan Kim.

"Keren banget, sumpah..." puji Rey dengan wajah terpesona. Dia tak begitu kaget dengan kejadian ini karena sudah tau pekerjaannya akan seperti apa, bahkan menganggap kalau pekerjaannya ini sangatlah menyenangkan ketimbang sekedar menjadi bodyguard artis.

Raja sendiri bertarung dengan ingatan di kepalanya tentang profil Kimberly di dalam berkas yang diterimanya dari Komandan Denver. Di sana sama sekali tidak dijelaskan kalau Kim memiliki pekerjaan yang seperti ini, bahkan dia tak mengerti ini sebenarnya dipicu oleh masalah apa sehingga gadis itu membunuh semua orang di sana.

She moves slowly but deadly.

✾ ✾ ✾

RajaWhere stories live. Discover now