Wattpad Original
Ada 9 bab gratis lagi

8. Earphone

18.7K 1.5K 37
                                    

Hubungan antara Raja dan Kim pun dimulai. Mereka memutuskan untuk mencobanya, tanpa sepengetahuan siapapun, terutama orang tua Kim.

"Aku bakal ajarin kamu kalau bukan cuma temen yang kamu butuhin dalam hidup kamu," ujar Raja.

"Terus?"

"Ini..." Raja menarik kedua sudut bibir Kim ke atas membentuk senyuman. "Kamu perlu tersenyum, karena aku nggak pernah lihat itu selama ini."

Kim tersenyum, begitu lembut hingga Raja terpesona melihatnya. "Cantik banget..." pujinya.

Senyum Kim semakin melebar mendengar pujian itu. "Terus, apa biasanya dilakukan oleh orang-orang seperti kita?"

"Emm," Raja memutar keras otaknya. "Karena kaki kamu masih sakit, kita bakal. Lakuin sesuatu yang simple aja di sini," dia lantas berdiri dan mencari sesuatu.

"Cari apa?" tanya Kim.

"Kamu punya earphone?"

Kim menunjuk laci kecil yang ada di lemari samping tempat tidur. Raja mengambilnya, mengeluarkan earphone warna putih dan duduk di sebelah Kim lagi. Raja memgeluarkan ponsel, mencolok earphone, lalu mencari sebuah video.

Kim menunggu.

Raja tersenyum setelah mendapatkan video yanh dicarinya di youtube. Dia memasang sebelah earphone ke telinga kanannya, lalu sebelahnya lagi ke telinga kanan Kim. Setelah itu di arahkannya layar pada mereka berdua.

Video stand up comedy dipilih Raja untuk membuat Kim tertawa. Awalnya ekspresi Kim tetap saja datar, sampai akhirnya dia tertawa saat bagian terlucu mulai dimainkan oleh pria di belakang stand mic.

"Ya ampun, hahahaha." Kim terus tertawa, sudut matanya sampai berair. Dia tidak sadar kalau saat ini Raja bukannya menatap ke arah yang sama, melainkan menatapnya dengan terpesona tanpa berkedip.

Kim mulai berani, dia memilih sendiri video mana yang ingin ditonton. Raja dengan setia tetap memegang ponsel itu ke arah mereka. Tawa Kim kembali berderai, terutama saat komedian cewek menirukan dialog dua orang dengan logat batak bercampur jawa.

Hingga akhirnya, Kim sadar Raja sedang menatapnya. Membuatnya malu dan refleks mengatupkan bibir. Dia benar-benar kelepasan tadi, tidak sadar sama sekali.

"Bisa nggak kamu selalu ketawa kayak tadi setiap hari?" tanya Raja.

"Tergantung, sama siapa aku saat itu." Kim menatap Raja begitu dalam.

Video berganti otomatis saat telah selesai, anehnya yang berputar adalah cuplikan film romance yang sangat romantis dan penuh adegan kissing.

Keduanya diam, menatap layar. Perlahan, tangan Raja meraih jemari Kim, membuat Kim menoleh kembali padanya.

"Apa aku salah kalau aku Sedeket ini sama kamu?" tanya Raja dengan lembut.

Kim menggeleng.

"Aku cuma pengawal pribadi, yang nggak punya apa-apa buat bahagiain kamu."

"Kamu punya lebih dari yang orang tua aku punya, Raja. Kamu bisa bikin aku tertawa dengan hal yang sangat sederhana. Tapi harta orang tua aku nggak pernah sekalipun sanggup melakukan itu."

Raja mendekatkan wajahnya, mereka berciuman lagi. Entah ini sudah yang keberapa kalinya bibir mereka bertemu. Kali ini ciuman sangatlah lembut, bertaut satu sama lain tanpa mau melepaskan. Raja merangkum kedua pipi Kim untuk memperdalam ciuman.

Setelah dirasa cukup lama berciuman dan mereka hampir kehabisan oksigen, keduanya sama-sama melepaskan ciuman. Dalam jarak dekat mereka bertatapan, tersenyum. Raja mengusap bibir Kim dengan ibu jarinya.

Setelah itu, mereka melanjutkan menonton apa saja dari hape dengan kepala Kim bersandar di pundak Raja. Tangan mereka saling menggenggam, tertawa bersama melihat akting Tom Cruise di Film terbarunya.

✾ ✾ ✾

Kim mencoba untuk turun menggunakan kakinya, dia sangat ingin ke Toilet. Tapi begitu sedikit ada tekanan pada telapak kakinya, rasa sakit langsung menjalar hingga ke tulang. Membuat luka kembali mengeluarkan darah hingga perban itu merah.

Raja yang baru saja masuk ke kamar membawa senampan makanan, kaget melihat kaki Kim berdarah lagi. Dia meletakkan nampan ke atas meja dan menghampiri gadis itu. "Kenapa bisa berdarah lagi?" tanyanya.

"Aku mau ke kamar mandi," beritahu Kim.

"Kamu kan bisa nunggu aku bentar," omel Raja kesal.

"Aku udah kebelet," beritahu Kim lagi.

Raja bimbang, antara ingin melihat kaki Kim dulu atau mengantarnya ke Toilet. Tapi karena mimik wajah gadis itu yang nampak menahan kencing, dia pun terpaksa menggendongnya ke kamar mandi.

Kim merasa begitu gugup, dia bingung bagaimana cara mambuka celana sementara Raja dibutuhkan di sana.

"Kenapa?" tanya Raja tak mengerti.

Kim menggigit bibirnya.

Raja pun mengerti. Dia membalikkan badan dengan segera. Barulah Kim leluasa menurunkan celananya dengan posisi duduk di atas closet. Dia merasa lega karena akhirnya bisa membuang air kecil.

Setelah selesai memasang kembali celananya, Kim menepuk belakang Raja. Pemuda itu berbalik. Dia langsung menggendong Kim kembali tanpa banyak bertanya.

Kim tersenyum selama berada dalam gendongan Raja, dia menikmati wajah cemas pemuda itu. "Harusnya yang ngelakuin ini tuh pembantu aku, bukan bodyguard aku."

Raja mendudukkan Kim ke atas ranjang. "Mereka nggak akan kuat gendong kamu," cibir Naga.

"Emang aku berat?" tanya Kim tersinggung.

"Berat banget lah." Raja berjalan ke meja mengambil makanan Kim.

Kim cemberut, tak mau menoleh Raja.

"Becanda," bisik Raja persis di telinga Kim. Membuat Kim refleks menoleh sehingga bibir mereka bersenggolan. Keduanya diam dalam posisi seperti itu, tapi Raja lah yang lebih dulu memajukan wajah hingga bibir mereka benar-benar menempel. Hanya sebentar, lalu menjauhkan wajah lagi.

Kedua mata Kim berkedip-kedip, dia masih saja deg-degan kala bersentuhan seperti tadi.

"Papi kamu bakal apain aku ya kalau tau seorang bodyguard ini berani godain anaknya," canda Raja.

Kim menggeleng cepat. "Kamu udah janji kita bakal rahasiain ini," ucapnya.

Raja mengusap rambut Kim. "Mau sampe kapan?" tanyanya.

Kim terdiam.

Raja pun tersenyum dan mengambil suapan untuk Kim. "Makan," suruhnya.

Kim membuka mulut dan mengunyah makanan itu. Pikirannya dipenuhi oleh perasaan takut bila Abraham tau tentang dirinya dan Raja, maka Papinya itu pasti akan melenyapkan Raja.

"Jangan khawatir, aku nggak selemah itu," ujar Raja sambil mengusap pipi Kim.

Kim memegang tangan Raja, sorot matanya menunjukkan rasa takut. "Aku udah terlalu sering kehilangan temen, aku nggak mau kehilangan lagi."

"Itu kan temen. Aku bukan temen kan?" Raja menekan kata "bukan temen".

Kim tersenyum, "emang kamu mau lebih?"

"Emang bisa?" tanya Raja balik.

Keduanya bertatapan sambil tersenyum manis.

✾ ✾ ✾

RajaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang