06🌧hujan deras

2.4K 287 11
                                    

sasha membuka matanya. pandangannya perlahan mulai jelas dan menyadari bahwa ia sekarang berada di kamar. samar-samar pendengarannya yang daritadi berdengung juga mulai normal lagi dan ia dapat menangkap suara hujan.

suasana kamar cukup redup karena hanya lampu tidur yang menyala sehingga membuat suasana terasa hangat namun sayang ia terbangun sendirian. tak ada siapapun yang bersamanya. apalagi jay.

"bener kata mamih.. mending gausah ikut.." gumam sasha pelan.

saat sasha berusaha bangun terdengar suara orang bercakap-cakap di depan pintu kamarnya. sangat jelas itu suara sunghoon dan jake. sasha berusaha mendengarkan percakapan mereka yang terdengar seperti sedang berdebat.

"ya lo aja lah yang ngecek."

"gamau ah gantian lo kali, tadi kan gue yang udah gendong dia kesini."

"atau suruhlah yang cewek ngecek dia."

"pada gamau anjir, pada takut."

"harusnya jay lah yang ngecek, orang cuman dia yang paling deket sama sasha."

"jay aja ga bantuin samsek tadi, sekarang ngilang tu orang."

"lagi pacaran sama cheryl, lo galiat tadi?"

"yaudah yu barengan aja!"

"batu gunting kertas aja gimana?"

"anjing yaudah! batu gunting kertas!"

"WAH LO KALAH!"

"ssstt pelanin suara lo dodol!"

"yaudah lo masuk sana sana, gue mau makan."

"anjeng tiga kali lah baru yang kalah."

"bodoamat bye!"

"woy! jake! sialan!"

ketika kenop pintu diputar sasha langsung buru-buru memejamkan matanya lagi. ia tidak ingin sunghoon tau kalau dirinya sudah siuman.

"hm? belum bangun?"

perlahan sunghoon jalan mendekat kemudian duduk di pinggir kasur. sasha pun perlahan kembali membuka matanya dan mendapati sunghoon sedang menatapnya kemudian matanya membulat sempurna.

"bangun juga lo sha.."

"gue kenapa hoon? gue ga inget.." ujar sasha.

karena memang benar sasha tidak begitu ingat.

"lo pingsan terus tiba-tiba kejang. semuanya tadi pada takut, bingung mau nolong gimana soalnya takut salah kan."

sasha hanya manggut-manggut.

"lo butuh apa? biar gue bantuin."

"engga perlu, makasih ya hoon."

"makasih ke jake aja, soalnya dia yang tadi gendong lo sampe sini."

"oke.."

sunghoon pun bangkit dari duduknya karena merasa canggung hanya berdua dengan sasha di kamar yang redup.

"gue turun lagi ya? cepet sembuh sha."

sasha hanya tersenyum lemas kemudian menyaksikan sunghoon pergi meninggalkannya. sasha kembali sendirian di kamar, meratapi nasibnya yang menyedihkan. suasana malam dengan hujan deras ini semakin menyempurnakan suasana hatinya yang sangat sedih.

apalagi saat mendengar percakapan sunghoon dan jake saat diluar kamar, soal jay yang ternyata tidak menolongnya sama sekali.

"padahal butuh banget jay kalau lagi gini..." sasha kembali memejamkan matanya dan air matanya berlinang lagi.

sasha tidak sengaja terlelap lagi dan kini ia kembali terbangun dan masih sendiri. jam menunjukan pukul 2 dini hari dan hujan masih turun. perutnya mulai keroncongan karena sejak datang ke villa, sasha belum mengisi perutnya sama sekali.

dengan segala sisa tenaga, sasha berusaha bangkit dari posisinya. sasha duduk sejenak untuk menghilangkan sakit kepalanya kemudian segera keluar dari kamar. suasana di dalam villa sangat sepi namun sasha dapat mendengar samar-samar suara ramai, musik akustik dari teras.

pasti semua sedang berkumpul disana.

karena sasha tidak tertarik akhirnya ia pergi menuju ruang makan, siapa tau ada sisa makanan tadi sore. dan ternyata benar, masih ada beberapa sisa daging dan salad di atas meja makan. sasha pun mengambil piring kecil dan mengambil beberapa daging dan juga salad sesuai dengan porsinya. terakhir, sasha juga mengambil mug dan mengisinya dengan air panas.

karena sasha tidak ingin makan di ruang makan, maka ia memutuskan untuk pergi ke lantai atas dimana ada balkon. sasha pikir makan sambil menonton hujan akan cukup menenangkan.

sasha tidak pergi ke teras karena ia tau pasti suasana akan canggung dengan kehadirannya. dan sasha yakin mereka juga tidak peduli dengan kehadiran sasha.

saat sudah sampai pintu menuju balkon, dirinya terhenti ketika mendengar suara orang bercakap-cakap. sangat jelas itu adalah suara jay dan cheryl yang ternyata sedang ada di balkon juga.

kebetulan hujan sudah mereda sehingga sasha dapat mendengar percakapan mereka berdua. sasha mengurungkan niatnya untuk pergi ke balkon dan diam sejenak di balik pintu.

"aku udah putusin sasha tapi dia gamau terus. aku juga bingung harus gimana. aku gabisa kalau harus bohongin perasaanku sendiri, dan juga bohongin sasha. ga mungkin kan aku maksain lanjutin hubungan sama sasha padahal aku udah bosen banget sama dia.."

"iya kak, aku ngerti kok. aku juga ngerti perasaan kak sasha, pasti berat banget buat ngelepas kak jay. tujuh taun kan kalian?"

jay mengangguk sambil tersenyum kecut.

"kak sasha juga keliatan sayang banget, tulus banget ke kakak."

"yah, aku juga dulu pernah sayang banget ke sasha kok. cuman sekarang udah engga.."

"emang ini pertama kali kakak bosen sama kak sasha?"

"engga sih. dulu aku sama sasha pernah break sebentar, tapi balikan lagi. cuman sekarang gatau kenapa, aku udah gabisa lagi."

"yaudah kak.. turutin aja mau kak sasha. habis itu dia mau lepasin kakak kan katanya?"

"tapi kamu-"

"gausah khawatirin aku kak, aku bisa kok nunggu kakak."

senyuman tulus dari cheryl sangat menenangkan hati jay. jay sangat kagum dengan kelapangan hati cheryl.

jay mengelus pipi cheryl kemudian meraih tengkuknya. wajahnya di dekatkan kemudian bibir keduanya saling bertaut dengan lembut.

"aku bersyukur banget bisa ketemu kamu cheryl.."

ucap jay disela ciumannya kemudian dilanjutkan lagi dengan memperdalam ciumannya. hujan turun semakin deras, sama seperti derasnya air mata sasha yang berjatuhan ketika mendengar dan melihat semuanya.

🌧🌧🌧

a rainy day ; jay parkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang