17🌧udahan-balikan

1.9K 221 20
                                    

sudah hampir sepuluh menit jay belum menyalakan mobilnya untuk meninggalkan area kampus. benaknya penuh dengan rangkaian kata-kata yang harus ia ungkapkan kepada cheryl.

"jadi, kakak mau bilang apa?" pertanyaan cheryl membuyarkan lamunan jay.

jay berdeham kemudian menghadapkan tubuhnya kepada cheryl yang sama sekali tidak mau menatapnya.

"maaf, kita harus udahan." ucap jay.

cheryl menoleh terkejut ke arah jay dengan dahi yang berkerut. raut wajahnya menunjukan tidak percaya bahwa jay akhirnya mengatakan hal itu.

"kenapa?"

"rumit, aku bahkan gatau ryl harus jelasin darimana.." terdengar ucapan jay penuh penyesalan.

"karena skripsi?"

jay menggelengkan kepalanya.

"karena kak sasha?"

jay kembali menggelengkan kepalanya.

"lebih baik jujur aja kak, biar kita bisa udahan dengan baik-baik.." suara cheryl sudah bergetar karena menahan tangisnya.

"o-oke, cheryl apapun itu.. kamu boleh anggap aku brengsek atau apalah terserah. a-aku bener-bener ga bisa lupain sasha ternyata..." jay mengusap wajahnya pelan.

"apa kakak cuman ngerasa bersalah aja karena kak sasha lagi sakit keras? makanya kak jay ga rela ninggalin dia?"

"kamu tau darimana sasha lagi sakit?"

cheryl tidak menjawab lagi. tangannya dilipat di depan dada dan menghela nafasnya panjang.

"aku udah yakin pasti bakal kayak gini.." gumam cheryl.

"maaf." hanya itu yang bisa jay ucapkan.

cheryl menghadapkan tubuhnya kepada jay, kemudian menangkup wajahnya. ditatapnya jay dengan dalam namun terlihat jelas sorot mata jay yang sudah tidak menyukai dirinya lagi.

cara jay menatapnya sudah sangat berbeda, tidak seperti sebelumnya.

"baru kali ini aku nemuin cowok yang lebih dewasa dari aku tapi ternyata labilnya kayak anak smp.."

jay hanya terdiam kemudian melepaskan tangan cheryl dari wajahnya.

"aku masih secinta itu sama sasha.. maaf cheryl.."

cheryl membulatkan matanya sempurna. hatinya benar-benar tersayat mendengar kalimat yang baru saja jay lontarkan.

bisa-bisanya tanpa perasaan bersalah, jay mengatakan bahwa ia masih mencintai mantannya di depannya.

"cheryl maaf.. aku gabisa lanjutin lagi hubungan ini sama kamu. aku gamau nyakitin kamu terus-terusan. aku gamau-"

"oke kak cukup! semakin kakak banyak kasih alesan, justru itu semakin ngelukain hati aku, kak! harusnya, kalau kakak emang cuman bosen sementara sama kak sasha, kakak ga perlu cari pelarian, cari pelampiasan kayak gini!" cheryl meluapkan emosinya.

"maaf."

lagi-lagi hanya kata 'maaf' yang bisa jay ucapkan.

karena jay terlihat sudah tidak mau mempertahankannya lagi, cheryl langsung keluar dari mobil dan menutup pintung dengan kencang.

🌧

sasha tengah damai menulis di diary-nya. hujan yang tak kunjung berhenti sejak pagi membuatnya terus berada di kamar, menuangkan segala perasaannya melalui tulisan.

tak terasa desember sudah memasuki minggu terakhir, yang tandanya hubungannya dengan jay akan segera berakhir.

sasha harus siap melepas jay selamanya di akhir desember nanti dan menjalani kehidupannya kembali tanpa jay. bahkan, sekarang ia mulai membiasakan diri untuk menjaga jarak dengan jay.

"yang penting fokus dulu sembuh deh... biar ga nyusahin kalau nanti punya pacar lagi..." gumam sasha sambil melanjutkan menulisnya.

saat hendak menulis, sasha dibuat terperanjat ketika mendengar pintu kamar dibuka tiba-tiba. sasha reflek menutup buku diary-nya kemudian melihat ke arah pintu dan terdapat jay berdiri disana, dengan rambut yang sedikit basah karena pasti terkena air hujan.

"j-jay?" sasha membulatkan matanya tidak percaya.

"aku udahan sama cheryl." ucap jay sambil jalan mendekat.

sasha memasang raut kaget kemudian beranjak dari kursinya untuk mendekati jay.

"k-kenapa bisa udahan? cheryl jahatin kamu?!"

jay menggelengkan kepalanya.

"justru aku yang jahatin dia.." lirih jay.

sasha terdiam sebentar kemudian ia langsung menerka bahwa hubungan jay dan cheryl menjadi hancur karena dirinya.

"j-jay? maaf pasti semua gara-gara aku yah? aku minta maaf jay, aku nyesel banget bikin kamu sama cheryl jadi udahan. jangan marah sama aku ya? aku bakal bantuin biar kalian balik lagi-"

lutut sasha langsung lemas ketika pembicaraannya di potong karena jay tiba-tiba meraih tengkuknya dan mencium bibirnya. sasha tidak dapat berbuat apa-apa selain membiarkan jay melumat bibirnya dengan bergairah.

ciuman dari jay lebih terasa seperti dirinya yang sedang melampiaskan segala emosi yang bercampur aduk yang sedang jay rasakan saat ini.

keduanya melepas ciumannya dan saling menatap dengan dalam. hati sasha masih sangat berdebar karena ini kali pertamanya mereka berciuman lagi setelah beberapa bulan mereka renggang.

"kenapa tiba-tiba kayak gini..." lirih sasha tak percaya.

"selama ini aku salah..." jay menangkup pipi sasha dan mengelusnya dengan lembut.

"...aku sadar kalau bosen itu emang wajar di suatu hubungan, apalagi kita udah pacaran lama banget.. dan aku salah kenapa harus nyari pelampiasan, padahal dulu kita berdua pernah ngelewatin hal kayak gini bareng-bareng.. dan akhirnya kita bisa balik lagi waktu itu..."

"jay, ini karena kamu kasian kan sama aku yang sakit?"

"bukan sha! bukan! aku bener-bener masih cinta sama kamu. cinta banget. aku bahkan ga bisa bayangin kalau ga hidup sama kamu kedepannya.."

sasha melepaskan tangan jay yang berada di wajahnya kemudian ia membalikan badan memunggungi jay. hatinya semakin tidak karuan mendengar ucapan dari jay.

"terus mau kamu gimana?" tanya sasha tanpa menghadap jay.

jay jalan mendekat kemudian memeluk tubuh sasha dari belakang. kepalanya ditenggelamkan di ceruk leher sasha dan memberikan beberapa kecupan lembut disana.

"aku mau kita balikan.."

🌧🌧🌧

a rainy day ; jay parkWhere stories live. Discover now