15🌧masih kangen

1.9K 206 4
                                    

tok.. tok...

jay yang sedang pusing mengerjakan revisiannya segera beranjak dari kursi belajarnya untuk membuka pintu kamar.

"apa lagi mamah? jay udah makan obatnya-"

"seblak mamih!!"

tepat ketika pintu kamar dibuka, terdapat sasha yang berdiri di depannya, membawa nampan dengan dua mangkuk seblak hangat sambil tersenyum sangat manis.

jay berdiri terpaku melihat sasha yang tiba-tiba berada di depannya.

"aku ga disuruh masuk?"

"a-ah iya masuk, sha."

jay membukakan pintu lebih lebar kemudian kembali menutupnya setelah sasha masuk.

"ga banyak berubah ya kamar kamu." ujar sasha seraya meletakan nampan di atas nakas.

"kamu kapan dateng kesini? sama siapa? kenapa ga bilang aku?"

sasha duduk di pinggiran kasur jay, masih dengan senyuman manis yang tak kunjung luntur dari wajah cantiknya.

"aku habis kemo. terus karena suntuk di rumah, aku minta mamih buat anterin kesini aja! sekalian jenguk kamu!" sasha meraih satu mangkuk seblak hendak menyantapnya.

"kenapa kamu ga jenguk aku dirumah sakit sha?"

raut dan nada bicara jay berubah menjadi serius. jay ikut duduk di samping sasha masih dengan tatapan lurus dan membuat sasha tersenyum kaku.

"kenapa kamu ga jenguk aku dirumah sakit sha? bahkan chatku, telponku, semuanya ga kamu jawab? tau ga sha? aku khawatir setengah mati!"

sasha masih enggan menjawab.

"a-aku kemo, maaf ya jay. dan aku baru sempet jenguk kamu hari ini." jawab sasha pelan.

"tapi emang ga bisa bales chat atau angkat telpon? aku tau hp kamu aktif kok."

sasha tak menjawab lagi dan masih berusaha tersenyum. padahal, air muka serta matanya penuh dengan kesedihan yang tak bisa diungkapkan.

"maaf ya jay, tapi sekarang kita ketemu kan? malah lebih seru bisa ngobrol langsung gini, kan kamu di chat juga jawabnya pendek pendek banget!" sasha mengaduk seblaknya.

"dimakan seblaknya jay, kencurnya dikit kok! nanti keburu dingin, ga enak!" lanjut sasha.

jay masih terdiam menatap sasha kemudian kepalanya tiba-tiba disandarkan di bahu sasha dengan tangan yang melingkar di pinggang sasha.

sontak, sasha sangat terkejut. setelah sekian lama jay tidak menyentuhnya, kini akhirnya sasha dapat merasakan lagi sentuhan dari jay.

"jay?" sasha mengedikan sedikit bahunya yang menjadi tempat bersandar jay.

tak ada jawaban dari jay. yang tedengar hanya deru nafas yang tenang dari jay.

"jay jangan ketiduran disini, pegel."

sasha meletakan kembali mangkuk seblaknya kemudian mengelus pundak jay.

"sakit ga lukanya?" tanya sasha pelan.

"lebih sakit karena kamu ga nemuin aku sama sekali." jawab jay.

"duh, iya deh jay iya, aku minta maaf ya! aku harus gimana nih biar dimaafin kamu?" kini sasha menangkup wajah jay.

jay tidak menjawab dan masih memasang raut datarnya, menatap sasha dengan dalam.

"jay? maaf ya! aku harus gimana kalau gitu?"

tiba-tiba jay mendekatkan wajahnya kepada sasha kemudian mendaratkan bibirnya di sudut bibir sasha. hanya menempelkan saja, tidak mengecup, apalagi melumatnya.

sasha dibuat membeku ditempat. otaknya seperti sedang memproses apa yang sedang terjadi sekarang.

jay mengangkat wajahnya kemudian beralih menuju nakas, dimana mangkuk seblaknya berada.

"laper. punyaku yang mana ya?" tanya jay basa-basi.

"y-yang kencurnya dikit.." jawab sasha tanpa menatap jay karena masih tertegun.

"iya tau sha, tapi yang mana? kan ga keliatan."

"y-yang rimnya biru."

segera jay meraih mangkuk bergaris biru dan membawanya ke meja belajar. ia kembali fokus pada skripsinya sambil menikmati seblak yang sudah tidak sehangat awal.

"skripsi kamu udah sampe mana sha?" tanya jay.

"a-aku pulang dulu ya, jay. cepet sembuh."

sasha langsung beranjak dari duduknya dan hendak keluar dari kamar. melihat itu, jay membulatkan matanya sempurna dan langsung menahan sasha.

"sha?!"

"a-aku mau pulang jay, udah terlalu malem!"

sasha tiba-tiba terisak dan menutup mulutnya. memecah tangisnya yang daritadi sudah ditahan mati-matian. melihat sasha menangis membuat hati jay rasanya seperti tersayat. jay yang daritadi menggenggam lengan sasha cukup kencang kini mulai melonggarkannya.

"masih hujan deras sha.. kamu mau pulang pake apa emang?"

sasha tidak menjawab dan mulai menangis lagi. jay pun menarik sasha ke pelukannya dan memeluknya dengan sangat erat.

kini perasaan bersalah mulai mendominasi diri jay.

"a-aku ngerasa bersalah banget jay.. rasanya kayak salah banget.."

"salah apa sha? ga ada yang salah dari kamu kok..."

sasha sedikit meronta agar dapat melepas pelukan jay namun jay menahannya dan justru memeluknya semakin erat.

"jangan pulang ya malem ini? aku ga bisa biarin kamu pulang dengan keadaan kayak gini. lagian, aku kangen banget sama kamu. aku pengen banget meluk kamu yang lama..."

🌧🌧🌧

a rainy day ; jay parkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang