13🌧dilema

1.8K 213 12
                                    

pak andy, selaku dosen pembimbing jay tengah meneliti hasil tulisannya. tangannya tak henti memberikan coretan di atas kertas dan tak segan juga menyobek beberapa halaman dan membuangnya, membuat mental jay semakin jatuh.

"dah pulang terus revisi lagi. jangan keluyuran terus, jangan pacaran terus. kerjain tuh skripsi yang becus kalau mau lulus tepat waktu." pak andy melemparkan tumpukan kertas tersebut.

"m-makasih pak.. saya permisi."

jay segera keluar dari ruangan dan menarik nafas dalam-dalam. lagi-lagi hasil revisiannya belum kunjung di terima sehingga ia tidak bisa lanjut ke bab selanjutnya. bahkan jay mulai sangat khawatir apabila tidak bisa lulus tepat waktu.

saat sedang berjalan dengan pikiran kosong, tiba-tiba lengannya di tahan dan lantas membuat jay menoleh sedikit terkejut.

"kak jay! dipanggilin daritadi?" ucap cheryl.

"a-ah maaf ya?" jay gelagapan.

pikirannya memang sedang sangat kacau.

"kakak gapapa?" cheryl menyentuh pipi jay.

"g-gapapa kok." jay berusaha tersenyum.

"yaudah kalau gitu pulang yuk? mumpung belum hujan."

jay hanya mengangguk pelan sebagai jawaban kemudian mereka berdua segera menuju parkiran. selama di dalam mobil pun tidak ada percakapan yang tercipta. meskipun jay memang tipikal yang tidak banyak berbicara, tapi menurut cheryl sekarang jay memang agak berbeda.

"kak jay lagi ada masalah besar?" tanya cheryl hati-hati.

"o-oh, engga kok.. biasa. karena skripsi." jay menghela nafasnya panjang.

"apa karena kak sasha juga?"

jay sedikit tersentak namun berusaha tenang.

"sasha ga ada sangkut pautnya disini."

mobil jay sampai di rumah cheryl dan gerimis mulai turun.

"kak jay mau mampir dulu? takutnya kejebak macet."

"engga, aku langsung pulang ya?"

cheryl tersenyum pilu kemudian menunduk. melihat itu membuat jay justru sedikit bingung.

"aku boleh jujur ga? aku ngerasa kakak agak berubah akhir-akhir ini. oke mungkin emang karena skripsi, tapi aku yakin ada satu hal yang bikin kakak jadi beda-"

"cheryl."

jay menatap cheryl dengan dalam.

"hidupku itu ga harus tentang kamu terus.. ada saatnya prioritas dalam hidup aku juga berubah. aku bukan orang munafik ryl, kalau aku mau fokus ke satu tujuan, yaudah aku bakal fokus ke satu titik itu... sampai sini paham?"

cheryl meloloskan air matanya dan tidak mau menatap jay sama sekali.

"aku lagi terancam ga lulus tepat waktu ryl. orang tua aku bentar lagi mau pensiun, aku ga bisa kalau masih harus jadi beban tanggungan mereka, aku harap kamu ngerti ryl."

meskipun jay terlahir dari keluarga yang kaya raya, namun tetap saja batinnya tertekan apabila ia tidak bisa lulus tepat waktu untuk kuliahnya. lagipula, jay juga sudah sangat muak dengan kuliahnya, ia ingin segera bebas dan kembali menata hidup barunya.

jay menangkup wajah cheryl kemudian ibu jarinya menghapus air mata cheryl yang berjatuhan.

"tolong ngertiin aku ya..." pinta jay.

cheryl hanya mengangguk pelan kemudian melepaskan tangan jay dari wajahnya, dan turun dari mobil tanpa mengatakan sepatah kata pun.

jay menghela nafas panjang kemudian menyandarkan sejenak punggungnya di kursi kemudi. matanya terpejam melepas segala frustasi yang daritadi mengusik dirinya.

memang masalah skripsi adalah masalah utama yang membuat dirinya menjadi stress berat, namun ia juga tidak bisa bohong kalau sasha kini mulai memenuhi pikirannya lagi. belum lagi sekarang, jay harus menahan rasa bersalahnya kepada cheryl.

kini jay pun mempertanyakan dirinya sendiri.

apa benar cheryl adalah orang yang tepat untuknya?

apa benar bahwa dirinya sudah tidak memiliki perasaan lagi untuk sasha?

apakah benar rasa bosannya pada sasha hanyalah sementara?

pertanyaan-pertanyaan tersebut terus mengusik pikiran jay. sampai ia sudah mengemudikan kembali mobilnya untuk pulang pun benaknya masih penuh dengan pertanyaan tersebut.

hujan mulai turun dengan sangat deras.

jay sangat ingin turun dari mobil dan membiarkan tubuhnya terguyur hujan deras, berharap segala masalahnya dapat menghilang seketika.

sampai akhirnya, yang jay ingat terakhir kali adalah ada lampu kabut yang menusuk pandangannya, suara klakson yang sangat keras dan terakhir suara hantaman sebelum akhirnya pandangannya berubah menjadi gelap.

🌧🌧🌧

a rainy day ; jay parkWhere stories live. Discover now