14🌧kangen

1.8K 225 13
                                    

tiga hari jay habiskan di rumah sakit karena kecelakaan mobil yang dialaminya beberapa hari lalu. memang bukan kecelakaan yang berat, namun tulang belikatnya sebelah kanannya patah, sehingga jay harus melakukan operasi.

"besok udah bisa pulang ga sus?" tanya jay kepada suster yang tengah menyuntikan obat ke infusnya.

"besok siang udah bisa pulang ya."

jay menghela nafasnya lega.

selama tiga hari ini, hal yang mengusik pikirannya adalah bimbingan skripsinya, serta sasha yang tidak menjenguknya sama sekali. bahkan pesan teks dari sasha pun tidak ada.

jay khawatir namun juga sedikit kecewa.

sepeninggalan sang suster, cheryl datang dengan membawa buket bunga sambil tersenyum. jay membalas senyumannya tipis.

"apa kabar?" tanya cheryl seraya meletakan buket bunga di nakas, kemudian duduk di kursi yang telah di sediakan.

"yah... rasa pusing mikirin skripsi ngalahin rasa sakitnya sih."

cheryl terkikik pelan.

"jadi, kapan kak jay bisa pulang?"

"besok katanya udah bisa pulang kok. awalnya aku pengen keluar cepet-cepet hari ini tapi katanya mamah belum sempet ngurusin administrasinya, huh."

"semalem lagi disini gapapa kak, aku temenin."

jay membulatkan matanya sempurna.

"kamu mau nginep disini?"

cheryl mengangguk mantap.

"jangan ryl, masa kamu tidur di sofa? mana tega aku ngeliatnya."

"kenapa kaka jadi sungkan sama aku gitu sih? emang kaka ga kangen aku?" tanya cheryl sambil tertunduk malu.

"bukan gitu..." jay menghela nafas lagi.

"...yaudah, tapi kalau malem nyamuknya banyak disini."

🌧

jay keluar dari ruangan pak andy sambil menenteng catatan revisinya. tangannya yang mengenakan arm-sling sama sekali tidak membuat dosen pembimbingnya bersimpati. justru, jay malah dimaki habis-habisan karena selama tiga hari di rawat, jay tidak mengerjakan apapun, dan dirinya dianggap manja oleh dosen pembimbingnya.

hujan turun dengan sangat deras.

karena jay belum bisa membawa mobil lagi, maka ia pulang bersama sunghoon.

"lu udah acc berapa bab jay?" sunghoon membuka percakapan.

"bab dua gue aja masih ditahan."

sunghoon melotot.

"sumpah? jay ini udah masuk desember loh? akhir januari kan kita udah seminar?"

"gatau ah gue. udah diancem juga kagak lulus tepat waktu. mau gimana lagi." decak jay pasrah.

keduanya hening seketika karena sibuk dengan pikirannya masing-masing.

"terus jay, lu sama sasha gimana jadinya?" sunghoon berdeham membuat jay menoleh kaget.

"y-ya ga gimana-gimana, kenapa emang?"

"kalau sama cheryl?"

jay terdiam.

"lu pacaran ga sih sama cheryl?"

"engga, kenapa emang?"

sunghoon terdiam sebentar.

"gua deketin sasha boleh ya?"

hati jay seakan meletup mendengarnya kemudian meninju lengan sunghoon dan membuatnya meringis kesakitan.

"asu, jay! gua lagi nyetir kampret! gua gamau tangannya kayak lu!"

jay mengeraskan rahangnya dan menghadap depan. melihat raut wajah jay yang marah membuat sunghoon tertawa terbahak-bahak.

"canda, lu kan tau gua udah ada cem-ceman. ketebak deh lu belum moveon dari sasha?" ejek sunghoon.

"g-gua gamau ya sasha di deketin cowok modelan lu!" ketus jay.

"lu tuh anak yang paling ga bisa bohong ya sebenarnya, dan ga pinter nyembunyiin sesuatu."

"hah?" jay menaikan sebelah alisnya dan kembali menatap sunghoon heran.

"gua sama jake udah nebak kalau akhir-akhir ini lu pasti udah ngejaga jarak sama cheryl kan? dan lu keliatan ngedeketin sasha lagi. kenapa? nyesel ya lu?"

"yeu lu diem-diem ngomongin gua di belakang ya sama jake?" jay hendak menoyor kepala sunghoon namun ia berhasil menghindar.

"...tujuh taun wajar lah. ga segampang yang pacaran itungan bulan.." ucap jay pelan.

sunghoon tidak menanggapi dan hanya tersenyum remeh.

akhirnya, setelah menempuh hampir setengah jam perjalanan macet dan hujan, sunghoon berhasil mengantarkan jay pulang dengan selamat.

"sorry ya bro, ngerepotin." ujar jay seraya melepas seatbeltnya.

"hmm, lu tau kan rokok gua?"

"iye iye, santai."

setelah berpamitan dan turun dari mobil, jay langsung berlari kecil karena hujan yang semakin deras.

sampai di rumah pun jay langsung duduk di sofa sejenak dan meraih hpnya. hatinya seakan membeku karena dari banyaknya runtutan notifikasi, tidak ada satupun dari sasha.

hatinya sangat kecewa.

"gua kangen banget sasha..."

🌧🌧🌧

a rainy day ; jay parkDonde viven las historias. Descúbrelo ahora