Part 1

2.5K 76 8
                                    

My solemn vow

Musik Here Comes The Bride berkumandang mengiringi langkah kakiku menuju altar. Aku memakai gaun pengantin putih dengan ekor kembang dan panjang. Di hadapanku berjalan perlahan dua orang gadis kecil, Daisy Florina berusia enam tahun dan kakaknya, Deanna Faustina berusia lapan tahun. Mereka adalah anak-anak kakak France yang merupakan flower girl untuk majlis perkahwinanku dan France. Daisy Florina berjalan beriringan dengan Deanna Faustina sambil menaburkan kelopak - kelopak bunga sepanjang jalan menuju altar.

Aku berjalan diganding Uncle Daniel Thompson, ayah kepada France merangkap bakal ayah mertuaku. Sampai di altar nanti, ayah mertuakulah yang akan menyerahkan aku kepada France. Memang pelik kan, mengapa ayah France sendiri yang akan menyerahkan aku kepada anaknya. Sebenarnya ayah France telah bermurah hati menawarkan diri untuk mengiringiku nenuju altar memandangkan aku anak yatim piatu. Sejak lahir, aku tidak pernah mengenal siapa ibu bapaku. Malah saudara-mara juga aku tidak punya. Aku membesar di rumah anak yatim di daerahku yang sudah aku tinggalkan kira-kira lima tahun yang lalu tepat pada usiaku yang ke lapan belas tahun.

Di hadapan altar, aku melihat bakal suamiku, France sedang menungguku. Bakal ibu mertuaku, Michellina Illanos berdiri di sebelah
France. France kelihatan begitu tampan dengan kemeja putih dibalut blazer hitam. Matanya memandang tepat ke arahku yang berjalan menghampirinya.

Uncle Daniel akhirnya menyerahkan tanganku yang kemudiannya disambut oleh France. Tangannya terasa dingin dan gementar. Sama juga seperti aku. Peristiwa yang akan berlangsung sebentar lagi bukan hal main-main. Kami akan bersumpah di hadapan Tuhan tentang kesepakatan untuk hidup bersama sebagai suami isteri.

Ketika berdiri di hadapan father yang akan menikahkan kami, aku sempat memandang France. Aku tertanya-tanya apakah dia masih nekad untuk meneruskan pernikahan kami atau sebaliknya.

"Masih ada masa untuk membatalkan pernikahan kita," bisikku.

France menggelengkan kepalanya.
"Pernikahan kita akan diteruskan seperti yang sudah kita janjikan," katanya.

Father memandang kami berdua.

"Any problem?" tanya Father.

"No, Father. We are ready," kata France.

"Can we start? " tanya Father. Aku dan France mengangguk. Father meminta aku dan France berlutut di hadapan altar.

Father:

Francis Daniel and Allison Daniella , have you come here to enter into marriage without coercion, freely and wholeheartedly?

France ( Bridegroom) & Aku (Bride) :

I have.

Father:

Are you prepared, as follow the path of marriage, lo love and honor each other for as long as you both shall live?

France (Bridegroom) & Aku (Bride) :

I am.

Father:

Are you prepared to accept children lovingly from God and to bring them up accordingly to the law of Christ and Church?

Just A Marriage Vows ✔️Место, где живут истории. Откройте их для себя