EMPAT - TENTANG STEVE

7.4K 238 16
                                    

EMPAT - TENTANG STEVE

          SEPULANG sekolah, aku langsung menjatuhkan tubuhku di atas kasur. Tentu saja aku mandi terlebih dahulu, baru bisa bersantai ria di kamar. Begitulah kegiatanku hampir setiap hari, paginya sekolah, pulangnya sore langsung mandi dan rebahan di kamar, membuka laptop dan main game hingga larut, mengerjakan PR apabila tidak lupa. Hanya begitu, tidak ada yang menarik.

Weekend? Paling nge-mall.

Jadi apa 'sih yang sebenarnya kalian tunggu-tunggu dari kisahku ini? Mengapa sebagian dari kalian masih bertahan dan menungguku melanjutkan? Ah, bahkan sebetulnya kisah ini masih benar-benar luarnya saja. Aku hanya tidak ingin kalian merasa bingung nantinya, maka aku berharap kalian mengetahui bagaimana kondisi yang sebenarnya.

Ini tidak seperti kisah yang kalian baca biasanya. Aku akan membawa kalian bersamaku, tenggelam bersama kisahku, yang bahkan sebetulnya belum kumulai.

Sabar, ini baru permulaan.

Jangan terburu-buru seperti rindu yang tak bertemu.

Ah....

Daripada memikirkan rindu, lebih baik aku langsung menghubungimu saja, kan?

Bukankah melepaskan rindu itu lebih baik daripada menahan yang menggebu-gebu?

Aku mengambil ponsel dan memasukkan passcode. Kubuka aplikasi LAIN dan mengirimkan pesan kepada seseorang yang kupikir aku rindukan itu.

Rika : Vin... lagi sibuk? Chat semalam kok tumben ditinggal read doang?

Sepuluh menit aku menunggu balasan dan hasilnya nihil, berhasil membuat kesabaranku pudar. Aku mendengus. Mengapa aku terdengar seperti sangat berharap padanya? Padahal tidak, aku hanya kesepian, itu saja. Kebetulan Kelvin yang memang bisa mengisi hari-hari membosankanku.

Kalau bukan Kelvin, siapa lagi?

Tidak memiliki teman chatting, mengobrol tidak tahu harus ke mana. Lalu, apa gunanya handphone canggihku ini kalau notifikasinya saja sepi bagaikan hati?

Aku merenung. Apakah ada teman lain yang bisa kuajak mengobrol? Setidaknya, teman ini, akan sama serunya seperti Kelvin ketika berkomunikasi denganku.

Aku mencari satu per satu nama yang bisa kuajak berbicara di friend list LAIN, siapapun itu asal aku tidak mati kebosanan. Maklum, dibilang cantik kayak tokoh di novel-novel juga engga, jadi ya nggak heran kenapa handphone-ku ini sepi sekali dan aku single sejak lahir.

Pada nggak mau PDKT sama aku!

Steve.

"Oh, iya! Chat Steve aja. Ngegangguin anak polos," kataku buru-buru mengetikkan sebuah pesan singkat pada pria yang usianya terpaut tiga tahun lebih besar dariku itu.

Rika : Oi, Steve! Sombong banget.

Harusnya nggak masalah kan memulai percakapan seperti itu, batinku.

Ting!

Wow. Tak sampai lima menit, Steve langsung membalas.

Steve : Wesdew. Nggak sombong, ah.

You're My ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang