22

4.9K 146 0
                                    

Arion pov

Karena gue pusing dirumah, akhirnya gue mutusin buat pergi kerumah sahabat gue si Arkan, siapa tau kalo gue disana sebentar, gue bisa ngilangin pusing gue dan minta saran dari dia.

Tok

Tok

Tok

Gue ngetuk pintu rumah Arkan, dan tak lama ada seorang cewek yang bukain pintu, ya dia Alea kakaknya Arkan.

"Eh lo Yon, ayo masuk" Kak Alea emang udah anggep gue kayak adiknya sendiri, jadi nggak heran kenapa gue langsung disuruh masuk.

Gue pun masuk.

"Kak, Arkanya ada? "

"Iya, tu dikamarnya lagi main ps" gue pun langsung pergi kekamar Arkan.

"Woy" ucap gue yang buat Arkan kaget.

"Astaghfirullah, gue kirain setan kiriman darimana"

"Enak aja lo bilang gue setan"

Gue pun duduk disamping Arkan lalu mengambil tombol ps diatas meja.

"Ah sialan lo Yon, belum apa-apa gue udah kalah" gue tersenyum puas.

"Hehe, Arion" ucap gue membanggakan diri.

Arion pov off

"Yon, tumben lo jam segini kerumah gue, ada masalah? "

"Iya nih, gue pusing mikirin masalah gue"

"Masalah tentang pembunuh bokap lo" Arion mengangguk.

"Emang ada masalah apa lagi? "

"Tadi gue bilang sama nyokap gue, kalo gue udah tau siapa pembunuh bokap gue, terus gue bilang kalo pembunuhnya itu Pak Mahendra, dan nyokap gue nggak percaya, nyokap gue bilang kalo pak mahendra itu orang baik dia yang selalu nolongin keluarga gue kalo lagi kesusahan, tapi gue nggak percaya, sementara nyokap gue terus ngotot kalo bukan pak mahendra pelakunya, dan akhirnya gue pergi kerumah lo buat nenangin pikiran gue bentar"

"Kalo menurut gue Yon, nyokap lo pasti nggak asal bicara, karena dia yakin kalo papanya kayra itu orang baik, mendingan lo selidiki masalah ini lebih dalam, jadi lo bisa tau apa bener pak mahendra pelakunya atau bukan"

"Lo bener Kan, gue harus selidiki masalah ini" Arion pun bangkit dari duduknya dan pergi dari kamar Arkan, Arkan pun ikut berdiri dan berjalan dibelakang Arion.

"Lhoh Yon, mau kemana ini kakak udah bikinin cemilan loh buat kamu sama Arkan" ucap Kak Alea dengan membawa nampan ditanganya.

"Maaf kak, aku harus pergi sekarangada urusan mendadak soalnya"

"Oh gitu, ya udah kamu hati-hati ya" Arion mengangguk lalu pergi darisana.

•••

Arion memberhentikan motornya dipinggir jalan, lalu ia mengeluarkan ponselnya dari saku.

Beni calling📞

Tal lama kemudian, terdengar suara dari seberang sana.

"Halo"

"Ben, ketemu sekarang di cafe biasa"

"Ok, gue otw sekarang"

Arion mematikan ponselnya dan memasukkan kembali kedalam saku.

Sampailah Arion ditempat tujuan, ia pun turun dari motornya dan masuk kedalam cafe itu.

Saat ia masuk, ia melihat sudah ada Beni yang duduk dimeja nomer 26, langsung saja Arion berjalan kearahnya.

"Ben" panggil Arion.

Beni yang kaget akhirnya langsung mematikan telfonya dan menaruhnya diatas meja.

"Eh lo Yon, ayo duduk"

"Lo telfonan sama siapa tadi? Kok gue dateng langsung dimatiin" Arion menatap Beni penuh curiga.

"Oh itu tadi gue telfonan sama temen gue dari Rusia, dan waktu lo dateng gue langsung matiin aja telfonya takut ganggu rencana kita" Arion hanya mengangguk.

"Jadi, lo kenapa ngajak gue ketemuan? "

"Gue cuma mau bilang, apa bener kalo Pak Mahendra yang udah ngebunuh bokap gue, dan kalo emang bener gue mau liat buktinya"

"Aduh Yon, sorry gue lupa bawa buktinya, abisnya tadi lo nggak bilang kalo mau bahas soal ini"

"Ben, lo lagi nggak coba bohongin gue kan? " Arion menatap Beni tajam.

"Ya nggaklah Yon, masa gue bohongin lo"

"Kalo gitu, apa lo nyembunyiin sesuatu dari gue? "

"Nggak juga Yon"

"Ben, gue cuma mau bilang sama lo, lo itu orang kepercayaan gue, jadi gue mohon jangan pernah hilangin kepercayaan gue dengan cara lo nyembunyiin sesuatu dari gue"

"Lo tenang aja Yon, gue nggak akan hilangin kepercayaan lo sama gue kok"

"Ok kalo gitu, gue tunggu bukti itu secepatnya" Arion bangkit dari duduknya dan meninggalkan restorant.

082xxx is calling📞

"Halo"

"Ada apa lagi lo nelfon gue? "

"Santai dong, lo mau gue celakain adik lo karena lo berani ngelawan gue"

"Lo jangan pernah sentuh adik gue sedikit pun"

"Gue nggak akan celakain adik lo, asal lo mau terus ngerahasiain siapa pembunuh Pak Rafael sebenernya, dan asal lo mau terus bantuin gue"

"Sekarang mau lo apa lagi? Gue udah bantuin lo kan buat ngerahasiain masalah ini, dan asal lo tau lo udah buat gue ngerasa bersalah sama Arion"

"Emang itu yang gue mau o'on, sekarang gue minta lo pergi dari Jakarta sekarang juga, nanti gue transfer uangnya buat kepindahan lo"

"Gue harus pindah kemana? "

"Terserah lo, gue nggak peduli"

Tut... Tut... Tut

Orang itu mematikan telfonya secara sepihak.

"Sorry Yon,  gue harus pergi, dan sorry kalo gue nggak bisa jadi orang kepercayaan lo" Beni pun pergi dari cafe bruk.

***

Arion memarkirkan motornya dipekarangan rumahnya. Dan saat ia ingin masuk, ia melihat sebuah mobil yang tidak asing baginya terparkir dipekarangan rumahnya.

"Mobil siapa ni? " gumam Arion lalu berjalan memasuki rumahnya.

"Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam, sayang" wanita itu langsung memeluk Arion erat.

"Kamu ngapain disini? " Arion melepas pelukan gadis itu.

"Kok kamu ngomongnya gitu sih, kamu nggak kangen apa sama aku"

"Ya kangen lah, kapan kamu dateng? " Arion mengelus rambut gadis itu.

"Tadi sore, tadi waktu aku dateng, kenapa kamu nggak ada, kata tante lisa kamu pergi, emangnya kamu pergi kemana? "

"Oh, biasalah aku kumpul sama Arkan dan Bimo" gadis itu mengangguk.

"Arion ajak Rinia makan" teriak Lisa dari dapur.

Rinia?

Siapakah dia?

Bersambung...

Please vote and comment👇

ILY KETUA OSIS [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang