09.15PM

7.4K 981 9
                                    

Matthew

Senin, 27 Mei, 09.15PM

Tak ada satu pun lampu yang dapat dinyalakan.

Itulah kesimpulan yang kudapat sejauh ini. Jadi bagaimana bisa penculik itu menggunakan ruang penyiaran? Alisku berkerut dalam-dalam, tapi tak dapat menemukan jawaban. Mendadak, telingaku menangkap bunyi berisik dari suatu tempat. Tanpa menurunkan tangan yang memegang ponsel, aku berhenti melangkah, kemudian mengarahkan senter di bagian belakang ponsel menyinari kaca jendela di sebelah kananku. Apa bunyi tadi berasal dari dalam sini?

Aku menempelkan wajahku di jendela, berusaha melihat ke dalam, tapi yang terlihat hanyalah deretan meja dan kursi dengan tata letak yang sama dengan ruang kelas yang kutinggalkan beberapa waktu yang lalu. Aku tak melihat seorang pun di dalam, padahal tak mungkin meja dan kursi menimbulkan bunyi-bunyian dengan sendirinya.

Aku sempat berpikir untuk masuk dan memeriksanya, tapi sepertinya itu bukan ide yang bagus. Di satu sisi, besar kemungkinan orang yang menimbulkan bunyi-bunyian tadi bukan orang yang menculikku sebab jika itu memang dia, tak mungkin dia bersembunyi dariku. Tapi, di sisi lain, aku tak bisa sepenuhnya yakin, jadi lebih baik aku tetap pada rencanaku semula.

Aku menarik wajahku menjauhi jendela lalu mengembuskan napas keras-keras. Jika tadinya merasa takut, kini aku mulai marah. Aku masih tak mengerti kenapa aku harus terlibat dengan semua ini. Atas dasar apa orang itu menuduhku sebagai pembunuh?

Sebagai salah satu penduduk Polaris yang hidup dari tunjangan pemerintah, aku cukup tahu diri untuk tidak menambah-nambah masalah bagi diriku sendiri. Bagaimanapun, salah satu syarat untuk dapat terus menerima tunjangan adalah tidak memiliki catatan kriminal apa pun, termasuk tidak membuat masalah di sekolah, dan itulah sebabnya aku selalu menjauhi masalah--serta orang-orang yang umumnya terlihat seperti sumber masalah.

Aku mencengkeram tali ranselku erat-erat dengan tangan yang tak memegang ponsel. Bagaimanapun, tak ada gunanya memikirkan semua itu sebab aku sudah telanjur berada di sini. Sejauh ini, rencana terbaikku--atau yang kusebut cara ketiga--hanyalah mencari rute menuju pintu keluar selagi berusaha menghindari si penculik. Dia mungkin berhalusinasi soal keterlibatanku dalam suatu pembunuhan, tapi aku yakin dia takkan ragu membunuhku jika kami bertemu, jadi aku harus tetap berhati-hati.

Aku mengarahkan ponsel ke atas, menyinari papan kayu yang terpasang di atas pintu. '10-3' adalah angka yang tertera di sana. Itu berarti beberapa langkah lagi seharusnya aku akan menemukan tangga yang mengarah ke satu dari tiga pintu keluar yang tersedia di gedung SMA Polaris.

Memories of a Name [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang