14

933 151 7
                                    

"Rin, kamu capek? Mau minum engga? Mau Kakak gendong?"

Rina mengernyitkan dahinya heran.

"Tumben, ga biasanya Kakak kayak begini. Ada apa, Kak?" tanya Rina ketika ia melihat Xinlong memijat kakinya.

Xinlong menatap Rina sejenak, kemudian menggeleng pelan. "Engga ada apa-apa, cuma kepengen aja."

Rina pun hanya mengangguk paham, walaupun sebenarnya ia belum terlalu mengerti apa yang sedang terjadi.

"Rina ga boleh capek-capek, ya? Ga bagus buat kesehatan kamu, nanti kamu sakit lagi."

Tuh, kan? Rina jadi takut.










Sudah 5 hari dijalani dan Xinlong masih tetap bersikap seperti itu pada Rina.

Rina yang penasaran dengan kakaknya itu, bertanya pada Zihao.

"Kak Zihao, Kak Xinlong kenapa sih?" tanya Rina pada Zihao yang sedang bersantai di kasurnya.

"Ga tau, deh. Gue juga heran lihat dia begitu, entah kesambet pohon toge apa gimana dah tuh anak."





"Kak Xin," panggil Rina.

"Hm? Kenapa Rin?"

"Kak... aku mau nanya." Rina memegang tangan Xinlong. "Sebenarnya Kakak itu kenapa, sih? Akhir-akhir ini beda banget sama Kak Xinlong yang dulu."

"Loh, kok ngomong begitu? Kakak lagi pengen aja, kamu ga usah dipikirin sampe segitunya." Xinlong membelai lembut kepala Rina. "Udah, istirahat aja sana."

Jika seperti ini, Rina harus sedikit menghindar dari Xinlong.

Karena perasaannya mengatakan jika ini adalah suatu pertanda buruk baginya.












Dan...

Malam harinya, Rina terpaksa tidur di pelukan Xinlong karena seseorang berjubah hitam terus menatapnya dari luar jendela.

[✓] 𝐓𝐎𝐔𝐂𝐇 | xinlong ft. boystoryDonde viven las historias. Descúbrelo ahora