25

872 139 12
                                    

Xinlong melangkah gontai menuju kamar Rina. Saat sampai, ia buru-buru merebahkan dirinya pada kasur empuk Rina.

Xinlong rindu keributan di ruangan bernuansa pink itu. Saat Rina menyembunyikan barangnya, mereka bermain kejar-kejaran, belajar bersama, dan melakukan apapun bersama.

Xinlong sangat merindukan Rina.

Sangat.

Ketika tangannya masuk ke bawah bantal, ia merasa ada sesuatu dibawah bantal tersebut. Xinlong segera menarik benda itu keluar dan mengamatinya.

Everyone can't destroy you, you are the one who can destroy yourself.

Xinlong terkejut.

Itu adalah tulisan Rina!

Xinlong membalik kertasnya dan menemukan tulisan lain.

"Menatap bintang-bintang di jembatan adalah suatu hal yang sangat menenangkan. Terkadang aku suka bersembunyi disini saat yang lain mencariku, aku menemukan ketenangan disini."

He Xinlong.

Bagaimana Rina bisa tahu jembatan tempat favoritnya?! Ah, gadis ini benar-benar tahu segalanya.

Tunggu.

Jembatan? Bersembunyi?

Itu dia!

Rina berada di jembatan itu!

Dengan cepat, Xinlong melompat dari kasur dan berlari keluar kamar. Teman-temannya yang melihatnya terkejut.

Mingrui menatapnya heran. "Woi! Mau kemana lo?!"

"Jembatan! Rina di jembatan!" seru Xinlong sebelum berlari keluar panti.

Mereka berlima saling menatap satu sama lain.

"Ikutin ga?"

"Ikut lah."

"Ah mager."

"WOI AYO IKUTIN!"

Mereka semua langsung berlari mengikuti Xinlong.








Xinlong tiba di jembatan yang cukup jauh dari pantinya itu. Terkadang jika sedang bosan, ia dan Rina mengunjungi tempat ini.

Tapi anehnya, Rina selalu resah jika berada disini. Ia pasti akan mengucapkan, "Kak pulang yuk" atau "Kak ke tempat lain yuk".

Mengapa Xinlong tidak menyadari keanehan yang terjadi pada Rina saat berada disini?

"Rinaa!! Ini Kakak!" Xinlong berteriak memanggil Rina.

"Rina!! Kamu dimana?! Jawab dong?!"

"Woi, Xin!" seru Hanyu yang berlari menghampiri Xinlong dengan yang lain di belakangnya. "Tungguin kita, dong!"

"Maaf, gue terlalu bersemangat." ujar Xinlong sambil menyengir.

Mingrui mengerutkan keningnya kemudian bernyanyi, "Sungguh dirimu membuatku terlalu bersemangat—"

"Oh, shut up, Rui. Gue jadi sakit perut," sarkas Zeyu.

Tiba-tiba, tanah yang mereka pijak bergetar. Xinlong yang tak siap pun terjatuh.

"Woi?! Eh anjir gempa!" seru Shuyang panik.

"Xin..." panggil Zeyu saat melihat tanah dibawah mereka retak.

Krak!!

"EH ANJIR TANAHNYA KEBUKA"

BRUK!!!


Dan hal terakhir yang Xinlong ingat ialah; melihat teman-temannya dan dirinya sendiri jatuh kedalam sebuah lubang yang besar dan menghantam tanah. Sebelum penglihatannya memburam dan gelap.

[✓] 𝐓𝐎𝐔𝐂𝐇 | xinlong ft. boystoryWhere stories live. Discover now