16

924 147 10
                                    

"Kak Xin," panggil Rina. "Aku lapar, Kak? Kakak bisa masak, engga?"

Xinlong menggumam sejenak, kemudian menggelengkan kepalanya.

"Engga bisa, yang ada nanti bukan makanannya yang matang malah pancinya yang kebakar."

Sontak saja jawaban itu membuat Rina tertawa geli. Katanya Xinlong ia bisa memasak seperti koki profesional, dengan pede. Tetapi ia malah mengaku dengan terang-terangan.

"Katanya koki? Kok masak aja engga bisa?" tanya Rina disela-sela tawanya.

"Loh, emangnya koki harus bisa masak? Bantu beliin makanannya aja juga bisa kok," ujar Xinlong membela dirinya sendiri.

Dan sahutan itu malah membuat Rina semakin tertawa, gadis kecil itu memegangi perutnya yang sakit karena tertawa.









Jujur saja, di sela tawa Rina, Xinlong ikut tersenyum tipis.

Xinlong merasa senang jika gadis itu juga senang.

















"Woi, Xin. Ngelamun aja, sini bantuin cabutin rumput!" seru Zeyu jengkel, tangannya sibuk mencabuti rumput liar yang menumbuhi taman panti mereka.

"Heh! Bantuin! Ini kan, gara-gara lo juga!" Zeyu hampir saja melempar Xinlong dengan rumput liar karena pemuda itu tertawa polos.

"Iya, iya. Nih gue bantuin."

Xinlong beranjak dari tempatnya duduk kemudian ikut berjongkok dan mencabuti rumput liat bersama Zeyu.

Jadi awalnya, Xinlong, Zeyu, dan Rina sedang berlarian di dalam panti dan secara tak sengaja, Zeyu menyenggol vas bunga hingga pecah. Menyebabkan Bu Tzuyu mengomeli mereka dan memberikan mereka hukuman.

Dan ini hukumannya.

"Rina ga ikut nyabut rumput? Ga adil!" protes Zeyu sambil melempar beberapa helai rumput liar dengan tidak terima.

"Biarin aja, dia kan, cewek."

Zeyu menatap Xinlong lamat. "Oh iya, Xin. Gue pengen nanya."

"Hm? Nanya apa?"

"Lo... kayaknya akhir-akhir ini makin dekat ya, sama Rina?"

"Hah? E-engga kok, perasaan lo aja kali," bantahnya.

"Beneran?" Zeyu tersenyum miring. "Bukan karena lo ada apa-apa sama Rina?"

"Apaan, sih? Ga jelas banget lo." Xinlong kembali fokus mencabuti rumput. "Tapi... kayaknya gue harus jujur juga deh, Yu."

"WADUUUH! XINLONG CURHAT! MOMEN LANGKA NIH!"

"Sstt...! Bacot banget ih." Xinlong menoyor kepala Zeyu.

"Awalnya tuh gue deketin Rina, baik-baikin Rina cuma biar penyembuh nya dia bisa bereaksi lebih cepat ke gue, tapi..."

"Tapi... apa?" lanjut Zeyu dengan penasaran.

"... gue kemakan omongan sendiri, Yu."

"Maksud lo gimana, Xin?"

"Ya... lo masih inget kan yang waktu itu gue bilang dia cuma anggota baru?" tanya Xinlong memastikan.

Zeyu mengangguk. "Cepetan lanjut!"

"Gue salah, Yu. Gue sayang dia...











... Rina itu kayak adek gue sendiri, adek kesayangan gue."

[✓] 𝐓𝐎𝐔𝐂𝐇 | xinlong ft. boystoryWhere stories live. Discover now