20

877 140 6
                                    

Paginya, Xinlong berniat untuk kembali menemui Rina di kamarnya.

Masih jam tujuh, mungkin Rina belum bangun, pikirnya. Ia akan mengambil kesempatan untuk memeluk Rina selagi membangunkannya!

"Riinn...?! Kamu udah bangun?" Xinlong membuka pintu kamar Rina tanpa permisi.

"Loh?! Rina?! Rina!"

Tentu saja ia kaget. Gadis itu tidak ada di kasurnya, dan kamarnya sangat... berantakan.

Jendela kamarnya terbuka, membuat gorden putih bermotif itu terbang-terbangan tertiup angin.

Rina diculik!













"Xin, tenang Xin. Jangan terlalu panik begitu," ujar Zeyu sambil mengusap-usap punggung Xinlong yang kaku.

Xinlong seperti kebakaran.

"Gue udah cari kemana-mana, tempat yang kita sering datangin, seluruh penjuru panti, tapi Rina engga ada! Gimana dong?!"

"Kita bisa lapor polisi," ujar Zihao menimpali.

"Engga bisa, Rina belum hilang selama 48 jam." tambah Xinlong. "Rina dimana ya..."

"Oh, iya Xin. Gue baru nyadar kalau lo udah sembuh."

Xinlong menatap Shuyang tak percaya. "B-Beneran?!"

"Iya, mungkin karena Rina udah mau stay di sisi lo selama mungkin. Dan juga karena rasa sayangnya dia sama lo itu berpengaruh sama kutukan lo."

"Berarti..." Mingrui menggantung ucapannya. "Kutukannya Xinlong udah berpindah ke Rina?"

Nah, itu.

Xinlong baru menyadarinya.

"Rina... ya ampun awas gue mau nangis," ujar Xinlong dengan lirih.

"Rina sayang banget sama lo, Xin."



Atau jangan-jangan... Rina diculik oleh sosok berjubah hitam itu?!









"Gue akan nyari Rina." Xinlong beranjak dari sofa.

"Kita ikut, Xin!"

"Engga, gue udah bikin dia nangis." ujar Xinlong. "Dan gue harus balas perbuatan gue sendiri."

[✓] 𝐓𝐎𝐔𝐂𝐇 | xinlong ft. boystoryWhere stories live. Discover now